Natal tahun ini, kami putuskan untuk tidak memasang pohon Natal. Bukan karena dilarang, namun karena keadaan.
Kami juga tidak menyiapkan dan membuat kue Natal, padahal tahun sebelumnya juga tidak.
Natal tahun ini, kami memutuskan untuk mudik Natal. Pulang kampung ke rumah orang tua di Lampung.
Kembali menginjakkan kaki ke Bumi Ruwa Jurai, setelah empat tahun kami tidak pulang kampung, dan berkumpul bersama keluarga besar.
Natal tahun ini kami bisa lengkap, hadir berkumpul bersama keluarga besar di rumah orang tua. Tanpa terasa, anggota keluarga yang dahulu berjumlah enam orang, kini sudah menjadi enam belas.
"Perjalanan ini terasa sangat menyenangkan, ...." Ibarat seorang musafir, kami bulatkan tekad untuk menempuh perjalanan darat sejauh 1.150 kilometer. Perjalanan darat dan laut yang tidak tidak mudah, mulai dari kota Sidoarjo menuju ke Lampung Tengah.
Perjalanan ini mengingatkan kami akan pengalaman perjalanan masa kecil. Dimana dahulu kami masih enam orang anggota keluarga. Ketika naik bis ekonomi dan naik kapal Ferry, menyeberang selat Sunda sembari menikmati deburan ombak, angin laut, dan beberapa orang yang menyelam di pelabuhan untuk mengejar uang receh yang dilemparkan oleh penumpang kapal.
Meskipun jauh dan tidak mudah, namun berhasil kami taklukkan berkat perlindungan dari Tuhan. Kedatangan kami sangat diharapkan, dalam situasi yang belum ada kepastian. Namun kami yakin bahwa dalam niat yang baik pasti ada jalan terbaik.
Dalam perjalanan panjang, banyak pengalaman dan peristiwa yang kami alami. Selanjutnya kami maknai dan refleksikan sebagai bekal pengalaman hidup, serta pengalam rohani. Senantiasa melibatkan Tuhan dalam perjalan hidup kita, agar senantiasa diberikan perlindungan.
Rekreasi Keluarga
Dalam kisah kebersamaan kami pada moment Natal tahun ini, kami sempatkan untuk merencanakan dan melaksanakan rekreasi bersama keluarga besar.
Tidak lupa kami juga menyiapkan beberapa aktivitas bagi para junior selama berlibur selama 1 Minggu di Lampung. Sehingga mereka bisa bisa menikmati liburan di rumah kakek dan nenek mereka.
Setelah mencari referensi beberapa destinasi wisata di Lampung, akhirnya kami putuskan untuk mengunjungi tempat wisata pantai Mutun. Pantai yang terkenal dengan kilauan pasir putih, dan menjadi tempat wisata warga Lampung. Pantai Mutun berada di wilayah Sukajaya Lempasing, kecamatan Padang Cermin, kabupaten Pesawaran, Lampung Tengah.
Benar adanya bahwa pantai Mutun sangat cocok untuk rekreasi bersama keluarga. Tidak lupa untuk terlebih dahulu menyiapkan menu makan bersama keluarga, dalam istilah lainnya adalah pindah makan.
Memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai ke lokasi wisata pantai Mutun. Memulai perjalanan dari rumah kami di desa Rejo Asri 3, kecamatan Seputih Raman.
Lokasi wisata ini cukup sesuai dan aman untuk wahana bermain pasir dan air bagi anak - anak. Juga menyajikan pemandangan alam yang memanjakan mata untuk melepas penat kesibukan rutinitas kerja.
Natal dan Solidaritas Antar Tetangga
Merayakan Natal bersama keluarga adalah moment yang paling kami syukuri. Moment kebersamaan, makan bersama, berbagi cerita dan pengalaman. Sesuai dengan tema Natal "Hendaklah kalian bersungguh - sungguh saling mengasihi dengan sepenuh hati" (1 Petrus 1: 22).
Merayakan Natal bagi kami bisa diidentikkan dengan minoritas ditengah mayoritas. Keluarga kami adalah satu - satunya keluarga Katolik di desa Rejo Asri 3, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah.
Kebersamaan, solidaritas, dan toleransi hidup beragama di desa kami sejak dahulu sangat terjalin dengan baik. Saat moment Natal, para tetangga yang beragama Muslim masih tetap menjalin tali silaturahmi dengan keluarga kami.
Saling berkunjung dan memberi ucapan selamat Natal, masih terus menjadi budaya, yang masih terjaga hingga saat ini.
Terima kasih, atas segala hal dan pengalaman selama liburan dan menjalani kisah sebagai musafir dalam moment Natal tahun 2021.
Saya yakini bahwa dalam setiap perjalanan hidup, pasti ada pengalaman hidup dan pengalaman rohani yang bermakna untuk menjadi bekal dalam hidup. Sehingga bisa menjadi pengalaman yang bisa mendewasakan.
Menjadi bekal dan penyemangat bagi diri untuk menjadi motivasi dalam menjalani aktivitas dan rutinitas kerja di tahun baru 2022.
Salam dan semangat Natal 2021. Terima kasih atas kasih dan cinta yang sepenuh hati.
Terima kasih, pengalaman indah di tahun 2021. Tuhan memberkati. Amin
Salam: Mr. aBc
(Lampung, 27 Januari 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H