Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pakaian Bekas Merek "CiKa BaSo"

27 November 2020   19:23 Diperbarui: 28 April 2021   19:32 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Stand Penjualan Pakaian Bekas Layak Pakai event STANDU SPARX (Sumber: Dokpri)

Bahkan halaman sekolah kami sangat ramai, ibarat pasar jongkok. Saya sendiri sangat terharu dan bersyukur, melihat ibu-ibu dengan penuh semangat menggendong anaknya sambil memilih pakaian-pakaian bekas layak pakai. Bahkan banyak bapak-bapak, tukang becak, pengguna jalan yang kebetulan lewat di depan sekolah kami, ikut mampir ke stand-stand. Bahkan beberapa siswa dengan percaya diri, berinisiatif sambil memakai megaphone dan membawa beberapa contoh pakaian bekas, berdiri di pinggir jalan dan menawarkan kepada para pengguna jalan yang lewat.

Selanjutnya, hasil penjualan pakaian bekas layak pakai kami kumpulkan dan kami gunakan untuk mensubsidi kegiatan sosial lain yang dilaksanakan oleh sekolah. Kami mendapat pakaian bekas tersebut secara gratis, maka biaya yang terkumpul kami salurkan kembali untuk mendukung kegiatan pemeriksaan kesehatan murah dan sembako murah untuk masyarakat di sekitar sekolah, juga para satpam, karyawan kebersihan, di kompleks sekolah kami. Kebetulan kami satu kompleks terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA.

Ibu-ibu sedang asik memilih pakaian bekas layak pakai (Sumber: Dokpri)
Ibu-ibu sedang asik memilih pakaian bekas layak pakai (Sumber: Dokpri)
Suasana Stand pakaian bekas (Sumber: Dokpri)
Suasana Stand pakaian bekas (Sumber: Dokpri)
Stand pakaian bekas (Sumber: Dokpri)
Stand pakaian bekas (Sumber: Dokpri)
Kasir cantik stand pakaian bekas layak pakai (Sumber: Dokpri)
Kasir cantik stand pakaian bekas layak pakai (Sumber: Dokpri)
Stand penjualan sepatu, sandal, dan tim pemusik (Sumber: Dokpri)
Stand penjualan sepatu, sandal, dan tim pemusik (Sumber: Dokpri)
Suasana stand difoto dari lantai 2 (sumber: Dokpri)
Suasana stand difoto dari lantai 2 (sumber: Dokpri)
Ternyata, melalui kegiatan bakti sosial penjualan pakaian bekas dan barang bekas layak pakai tersebut, banyak hal/nilai yang bermanfaat sebagai pembelajaran nilai-nilai kehidupan, antara lain:
  • Melatih jiwa sosial siswa
  • Melatih kerjasama siswa
  • Melatih siswa dalam berinteraksi dengan orang lain
  • Para siswa belajar tentang entrepreneurship (kewirausahaan). Mereka belajar menjadi entrepreneur cilik, belajar mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha. Entrepreneurship adalah segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan dan mengembangkan usaha. Para siswa belajar untuk mengemas, menata, memasarkan, bertransaksi jual beli, bersikap ramah, dll.
  • Relasi/hubungan pihak sekolah dengan orang tua/wali semakin baik
  • Relasi/hubungan pihak sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah dan para pedagang di sekitar sekolah semakin baik. Sebab mereka juga mau datang untuk membeli pakaian bekas layak pakai, ikut program pemeriksaan kesehatan murah, dan membeli sembako murah.
  • Hubungan antara siswa dan guru juga semakin baik, karena bekerja sama dalam mensukseskan kegiatan. Suasana juga semakin akrab dan santai.
  • Mengajarkan kami untuk bersikap ikhlas. Terkadang ada pembeli yang mengambil pakaian bekas, namun tidak mau membayar dan langsung pergi. Sempat beberapa siswa yang bertugas menjaga dan menjual pakaian bekas menemui saya atau guru lain dan mengatakan "pak, bu, itu ada orang yang ambil beberapa pakaian, tapi langsung pergi dan tidak mau bayar". Kami katakan "sudahlah, tidak apa-apa, mungkin mereka butuh, namun tidak punya uang".

Bahkan, ide kegiatan bakti sosial di sekolah kami menjadi inspirasi bagi sekolah lain, yang secara khusus datang, minta ijin, dan petunjuk bagaimana proses melaksanakan kegiatan tersebut untuk bisa mereka laksanakan di sekolah mereka.

Melalui kegiatan-kegiatan bakti sosial yang diadakan oleh pihak sekolah, maka menjadi benar adanya istilah Non schole, sed vitae discimus, adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya: "kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup"

Melalui kegiatan bakti sosial, diantaranya adalah penjualan pakaian bekas layak pakai, mulai dari awal proses pengumpulan sampai dengan penjualan, para siswa juga belajar nilai-nilai hidup dan kehidupan, yang kami yakin kelak akan mereka ingat dan berguna bagi bekal hidup di masyarakat. Selain kegiatan KBM di kelas, inilah salah satu kegiatan dan pembelajaran nilai-nilai hidup yang kami ajarkan kepada siswa di sekolah kami. Sehingga tidak salah jika para orang tua telah mempercayakan putra-putrinya untuk belajar di SMPK St. Stanislaus 2, Surabaya.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang sudah ikut berpartisipasi, ternyata pakaian dan barang bekas kita berguna bagi orang lain yang membutuhkan. Bapak ibu orang tua siswa, para siswa, dan para donatur, pakaian-pakaian bekas layak pakai tersebut dengan bangga saya beri merek "CiKa BaSo" (Cinta Kasih Bakti Sosial). Semoga tahun depan kegiatan tersebut bisa kita laksanakan kembali pada event STANDU SPARX ke 7. Amin.

Salam STANDU SPARX

By: Mr. aBc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun