Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sasek Sabu, Hadiah Hari Guru Nasional 2020

25 November 2020   12:23 Diperbarui: 25 November 2020   12:27 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sasek Sabu (Sumber: Dokpri)

Ah...sebenarnya apa makna hari ini bagi para guru? Sementara sekolah masih melaksanakan PJJ, siswa masih belajar dari rumah, dan guru masih harus pulang pergi antara sekolah dan rumah. Mengapa hari ini para guru serempak membuat postingan selamat "Hari Guru". Mengapa rekan lain yang tidak berprofesi sebagai guru, hari ini mengucapkan selamat kepada kami para guru?. Beberapa siswa mengucapkan hal yang sama, demikian juga halnya dengan sesama guru.

Hari ini, Rabu 25 November 2020 diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Karena hari ini khusus diperuntukkan bagi para guru, maka harus ditandai dengan sesuatu yang sedikit berbeda dari hari-hari biasanya. Jabatan/titel sebagai guru akan disandang selama 24 jam dalam sehari, meskipun sedang tidur, guru adalah tetap guru. "Pengaruh guru kekal; ia tak pernah mengatakan di mana pengaruhnya berhenti" (Robert Brault).

Memaknai Hari Guru Nasional 2020, Diknas Pendidikan Surabaya mengadakan kegiatan/program "Sasek Sabu", satu sekolah satu buku. Sehingga akhirnya nanti terkumpul 1000 buku hasil karya para guru mulai: TK, SD, SMP, KKG, MGMP (swasta/negeri) se kota Surabaya. 

Hari ini, sekolah kami berhasil menyelesaikan satu buku, setebal 150 halaman.  Buku tersebut kami beri judul "Sasek Sabu Standu: Kisah Extraordinary Guru Standu". Buku tersebut berisi artikel dari semua guru dan beberapa tenaga pendidik di sekolah tempat penulis mengajar (SMPK St. Stanislaus 2). Bukunya sudah jadi, di edit sendiri, dicetak sendiri, dan kami baca sendiri. Namun demikian kami sangat bangga, karena berhasil membuat hasil karya sebuah buku. Bahkan, beberapa orang tua siswa dan alumni sudah memesan buku tersebut.

Bukunya memang sudah jadi, namun saya ingin berbagi kisah bagaimana proses untuk membuat buku tersebut. Ternyata tidak mudah untuk membuat sebuah buku. Tidak semua guru senang dan bisa menulis, tidak semua guru senang dan mau membaca. Sehingga ketika guru harus menulis minimal satu artikel tentang kisah pengalaman mengajar dalam masa PJJ, cukup banyak ditemukan kendala. Jika biasanya para guru meminta siswa untuk melakukan literasi, kemudian membuat resume dari materi. Melalui program ini, para guru juga dituntut untuk mau membaca dan membuat satu artikel sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

Luar biasa, akhirnya semua guru bisa menulis dan membuat artikel tentang kisah pengalaman melaksanakan PJJ di semester 1 tahun pelajaran 2020-2021. Lima belas guru dengan lima belas artikel yang sangat bagus dan berbobot, mengisahkan tentang bagaimana setiap penulis artikel menjalani proses PJJ sesuai mata pelajaran yang mereka ampu. Tentunya diperlukan sedikit proses bimbingan, proses motivasi bagi para guru untuk mampu menulis dan menghasilkan satu artikel.

Sasek Sabu (Sumber: Dokpri)
Sasek Sabu (Sumber: Dokpri)

Tim Penulis Sasek Sabu Standu (Sumber: Dokpri)
Tim Penulis Sasek Sabu Standu (Sumber: Dokpri)

Buku Kumpulan Artikel Guru (Sumber: Dokpri)
Buku Kumpulan Artikel Guru (Sumber: Dokpri)

Mengutip pendapat dari Socrates (Filsuf Yunani, 470-399 SM), "Anak-anak harus diajar bagaimana berpikir, bukan apa yang dipikirkan." William A. Ward (Penulis, 1921-1994), juga menyampaikan bahwa "guru biasa hanya memberitahu, guru baik menjelaskan, guru yang sangat baik menunjukkan, guru hebat menginspirasi". Maka melalui tulisan-tulisan artikel para guru di buku tersebut, kami ingin memberi motivasi dan memberi inspirasi. Melalui pengalaman-pengalaman yang kami alami selama melaksanakan PJJ pada masa pandemi Covid 19. Bahwa guru juga mampu menjadi guru yang literat, mampu menulis, dan mampu menghasilkan karya sebuah buku.

Tidak mungkin seseorang bisa memberi, jika ia tidak memiliki. Tidak mungkin para guru bisa memberi, jika tidak memiliki dan mengalami sendiri. Ternyata guru bisa memberi inspirasi, meskipun hanya sebatas tulisan. Meskipun saat ini para guru harus over time dalam persiapan diri agar dapat mengajar dengan baik dan menyenangkan lewat media pembelajaran yang bervariasi, mulai dari mengikuti pelatihan penguasan IT, pelatihan pembuatan media pembelajaran, pelatihan penguasaan aplikasi pendukung dan sebagainya. Menarik dan menyenangkan belum cukup tanpa tersedianya media yang bervariasi.

Inilah persembahan kami, curhat, dan inspirasi kami di hari yang spesial ini.

Tetap semangat para guru.

Salam,

Mr. aBc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun