Tidak afdol rasanya, jika sebagai tuan rumah tidak menyempatkan diri untuk menuliskan artikel dalam rangka hari pahlawan 2020. Tidak banyak kegiatan offline yang dilakukan dalam peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020, karena masih dalam masa waspada bahaya Covid-19. Namun secara online, di sosial media banyak kegiatan untuk menyemarakkan peringatan Hari Pahlawan.
Tentunya saat ini, kegiatan secara online lebih bijak dilaksanakan untuk mengurangi penyebaran wabah Covid-19. Sebab virus tersebut tidak bisa menyebar secara online. Semoga makna dan semangat dari peringatan Hari Pahlawan tidak berkurang, demi meneruskan perjuangan, dan menjadi pahlawan sepanjang masa.
Saksi bisu perjuangan pemuda Surabaya:
W.R Soepratman
Tinggal dan bekerja di kota Surabaya, sejak tahun 2006, tahun 2010 saya baru tahu dan lewat di depan rumah W.R Soepratman (museum W.R Soepratman), yang terletak di jalan Mangga No.21, Kecamatan Tambaksari kota Surabaya. W.R Soepratman, pengarang dan pencipta lagu Indonesia Raya, dan pahlawan nasional Indonesia. Lahir di Purworejo, 9 Maret 1903, meninggal di Surabaya, 17 Agustus 1938. Padahal, jarak dari tempat kerja saya ke lokasi tersebut hanya berjarak 1 KM. Sungguh terharu dan bangga, meskipun hanya sekedar lewat di depan rumah pahlawan nasional, melewati gang yang cukup sempit.
Tahun 2012, dalam acara Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), kami para kakak pembina dan adik-adik penggalang Pramuka mengadakan satu kegiatan haiking malam. Pukul 22.00 WIB kami berjalan kaki dari sekolah menuju ke makam W.R Soepratman. Kurang lebih pukul 23.30 WIB, kami akhirnya sampai ke lokasi. Setelah mendapatkan ijin, maka kami melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar makam. Acara selanjutnya adalah doa bersama, dan tepat pukul 24.00 WIB, kami menyanyikan lagu Indonesia Raya. Suatu pengalaman yang luar biasa, sekaligus membuat bulu kuduk merinding.
Tugu Pahlawan
Berbicara tentang Tugu Pahlawan, maka kita diajak untuk menyadari bahwa Tugu Pahlawan yang terletak di jantung kota Surabaya adalah sebagai simbol untuk mengenang semangat perjuangan arek-arek Suroboyo melawan penjajah. Bahkan para pemuda dan pejuang tidak hanya berasal dari kota Surabaya, banyak pemuda dan pejuang yang datang bergabung untuk membantu berjuang mempertahankan kota Surabaya.
Lokasi bersejarah, manarik untuk dijadikan tempat study tour, dan sebagai tempat spot foto. Apalagi jika malam tiba, maka warung "nasi bebek" Tugu Pahlawan yang terkenal dengan dua jenis sambalnya (sambal korek dan sambal manis) juga ikut buka. Sebagai salah satu lokasi kuliner kota Surabaya yang terkenal.
Mari, saya mengajak untuk tetap mendoakan para pemuda dan pejuang yang telah gugur di lokasi tersebut. Jangan terlalu larut dengan uforia menikmati makanan kuliner, berfoto-foto ria, atau jalan-jalan di Minggu pagi. Mari sempatkan sejenak mengirimkan doa bagi para pahlawan yang telah gugur.