Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sandal Jepit di Musim Hujan

31 Oktober 2020   19:52 Diperbarui: 31 Oktober 2020   20:03 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikmati malam Minggu, sambil duduk di teras rumah. Lebih menyenangkan lagi, sambil menikmati suasana gerimis romantis. Musim hujan telah tiba, akhir Oktober 2020, kotaku Sidoarjo telah resmi memasuki musim penghujan.

Saat cuaca panas, rindu cuaca dingin. Saat santai, rindu sibuk. Saat musim kemarau, rindu musim hujan. Saat musim hujan telah tiba, rindu musim kemarau. Ah...itulah manusia, akan selalu rindu.

Musim hujan identik dengan genangan air, bahkan banjir. Sudah saatnya kembali untuk bernostalgia dengan: payung, jas hujan, jaket, dan tak lupa sandal jepit kesayangan. Sandal yang sangat fenomenal, trendi, dan fleksibel untuk digunakan. Masyarakat Indonesia, tentu tidak asing dengan sandal jepit.
Meskipun terkesan biasa, sandal jepit ternyata memiliki nilai/filosofi, yang berguna untuk pembelajaran hidup yang berharga. Jujur, sandal jepit bagi saya adalah sandal favorit untuk menemani aktifitas dan perjalanan. Selain murah, juga sangat nyaman digunakan. Namun, mungkin bagi sebagian orang, sandal jepit justru dihindari demi harga diri dan gengsi.

Simbol kesederhanaan
Sandal jepit, merupakan simbol kesederhanaan hidup. Orang yang memakai sandal jepit adalah mereka yang senang pada suasana yang biasa, dan santai. Sandal jepit mengajarkan kita hidup dengan kesederhanaan dan rendah hati. Harta dan jabatan hendaknya tidak menjadikan kita menjadi sombong. "Banyu bening ora golek timba" (air yang jernih tidak mencari timba). Artinya, jika diri kita memiliki kelebihan/kemampuan, maka tugas/tanggung jawab pasti akan sendirinya datang. Selanjutnya, tugas dan tanggung jawab tersebut harus kita laksanakan dengan baik. Mengutip dari pesan film Spiderman (kemampuan besar juga dituntut tanggung jawab yang juga besar).

Sandal jepit, ada yang harganya murah, sedang, bahkan mahal karena mereknya. Meskipun mahal dan bagus, tempat sandal jepit tetaplah di bawah (kaki), kecuali oleh anak kecil di desa yang lomba lari, maka sandal jepit akan berpindah tempat ke tangan, karena mereka lebih nyaman berlari dengan kaki. Sebagaimana sandal jepit, mengajarkan kita untuk hidup sederhana, dan tidak sombong.

Rela dilepaskan, jika tiba saatnya
Sandal jepit biasanya digunakan di luar rumah, namun ada juga yang di dalam rumah memakai sandal jepit. Pada umumnya, jika sandal jepit sudah digunakan dari luar rumah, maka akan dilepaskan ketika akan masuk ke dalam rumah, ataupun masuk ke tempat ibadah. Jika kita masih anak-anak, maka akan memakai sandal jepit yang sesuai dengan ukuran kaki. Namun, jika sudah bertambah besar dan dewasa, tentuk kita akan membeli sandal dengan ukuran yang lebih besar, dan sandal yang lama tidak akan digunakan lagi.

Ada saatnya bagi kita untuk melepaskan diri dari hal-hal duniawi: harta, jabatan, nyawa, bahkan harus rela untuk melepaskan mantan. Segala sesuatu pasti ada saatnya, karena hidup manusia adalah tidak mutlak, ada Tuhan yang empunya hidup.

Simbol kesetiaan
Sandal jepit merupakan sandal yang sangat setia. Karena sandal jepit akan selalu berduaan dan berpasangan (kanan dan kiri). Sandal jepit juga tidak cocok jika berpasangan dengan sandal jenis lain, ataupun dipasangkan dengan sepatu. Sandal jepit juga akan selalu berpasangan, tidak bisa hanya satu sisi, ataupun sama sisi (kiri-kiri atau kanan-kanan). Demikian juga hidup manusia, diciptakan Tuhan untuk saling berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan. Mereka hidup saling melengkapi dan menyempurnakan. Berjalan menuju satu tujuan hidup.

Sandal jepit, jika putus akan berusaha untuk rukun kembali, menyambungkan kembali ikatan yang putus. Sebagaimana yang kita lakukan jika salah satu sandal jepit kita putus, maka sebisa mungkin akan kita sambung kembali dengan paku, atau peniti. Karena jika tidak kita sambung lagi, maka kita akan jalan memakai sandal dengan cara diseret.

Selalu siap
Sandal jepit merupakan salah satu sandal yang selalu menemani pemiliknya. Dia akan siap ketika digunakan kapan dan kemana saja. Begitu juga sebaiknya manusia, harus menjadi sosok yang selalu siap dan berguna, dalam hidup. Jika orang lain membutuhkan bantuan, maka kita harus selalu siap untuk memberikan pertolongan.

Jika dibutuhkan, dan terpaksa antar anggota keluarga untuk saling bertukar peran dan tanggung jawab, maka kita harus selalu siap.
Sandal jepit akan selalu siap digunakan. Tanpa mempedulikan apakah yang menggunakannya adalah kaki yang kotor ataupun bersih, dia selalu memberikan manfaat pada pemiliknya.

Sebagai pelindung
Kita mungkin pernah mengalami kejadian, meskipun sudah memakai sandal jepit, namun terkadang masih ada kayu/duri/pecahan kaca/paku yang masih menembus kaki kita. Bayangkan jika kita tidak memakai sandal jepit, pasti kayu/duri/pecahan kaca/paku akan langsung menancap ke kaki kita. Sandal jepit juga berguna, agar kaki kita tidak kotor ketika melakukan aktifitas di luar rumah.

Demikian juga dalam hidup, harus saling melindungi satu dengan yang lain. Jangan ingin saling melukai sesama, menyakiti hati sesama manusia. Kita hadir untuk melindungi, dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang-orang di sekitar kita, melindungi dari bahaya.

Untuk rem
Bagi yang pernah tinggal di desa, dan memakai sepeda onta, pasti tahu tentang hal ini. Sandal jepit bisa digunakan sebagai rem kaki. Dipasangkan di antara garpu sepeda bagian depan. Kemudian jika ingin mengurangi kecepatan, kita tinggal menginjak sandal jepit tersebut. Maka, gesekan antara sandal jepit dan roda sepeda, akan berakibat berkurangnya kecepatan sepeda. Namun jangan diinjak dan ditahan lama-lama, karena kaki pasti terasa panas.

Demikian juga dalam hidup, manusia harus memiliki "rem kehidupan". Sehingga tahu mana hal yang baik dan tidak baik, boleh atau tidak boleh, sopan atau tidak sopan. Ketika godaan hedonisme mendekat, kita punya rem diri, sehingga bisa membedakan antara ingin dan butuh.

Pelampung pancing
Bagi para pemancing professional tentu akan lebih memilih untuk membeli pelampung pancing (kimpul/kumbul). Namun pengalaman saya sewaktu kecil sampai remaja, sandal jepit bekas masih berguna untuk dijadikan pelampung pancing. Pengalaman masa kecil saya di desa, untuk membuat alat pancing, peralatan yang digunakan adalah: bambu, senar pancing, mata pancing, potongan sandal jepit. Fungsi dari potongan sandal jepit ini adalah sebagai penanda jika umpan kita dimakan oleh ikan.

Demikian juga hidup manusia, harus berguna dan selalu sebagai penanda dalam hal kebaikan. Berguna untuk kebaikan orang lain, semangat dalam mencari rejeki yang halal dalam hidup. Sebagaimana sandal jepit bekas yang masih berguna, maka manusia akan tetap berharga dalam kondisi apapun.


Identitas diri
Bagaimana cara kita memperlakukan sandal jepit setelah dipakai? Apakah kita akan meletakkan sembarangan, atau sebaliknya. Tentu akan lebih baik jika setelah dipakai, sandal jepit kita tata dengan baik dan rapi, tidak dilepaskan sembarangan. Cara kita memperlakukan sandal jepit, merupakan cerminan diri kita. Apakah kita termasuk orang yang tertib dan rapi.

Dalam hidup sehari-hari kita juga perlu dalam hal tertib dan rapi, khususnya dalam hal bekerja, ataupun melakukan hal-hal lain. Kerapian dalam hidup juga perlu untuk menjadi perhatian, sehingga akan membawa kenyamanan bagi sesama.

Sidoarjo,

Akhir Oktober 2020

By: Mr. aBc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun