Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Keluar Zona Nyaman Lagi! Siapa Takut?

21 Juni 2020   23:22 Diperbarui: 8 Januari 2022   10:30 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap kembali beraktivitas, dengan senjata protokol pencegahan Covid-19 (Dokpri)

Keluar zona nyaman jilid 1

Sebelum status darurat Covid-19 diberlakukan, saya, anda, serta kita semua masih merasa aman dan nyaman untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Pagi ke pagi, siang, sore, dan malam menjelang, beraktifitas melaksanakan rutinitas, berkarya sesuai bidang dan tugas masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).

Semua lini dan bidang masih bisa berjalan sebagaimana mestinya, baik bidang: pendidikan, kesehatan, transportasi, pelayanan jasa, bisnis, pemerintahan, IT, pertanian, olah raga dan lain sebagainya. Selain melaksanakan rutinitas, aktualisasi diri dalam hal hobi juga masih bisa dilaksanakan secara normal. Sebut saja ada yang hobi: travelling, jalan-jalan, olah raga, nge mall, touring, dll.

Kegiatan ibadah keagamaan juga berjalan dengan baik, belum ada himbauan untuk beribadah di rumah masing-masing bagi enam pemeluk agama di Indonesia.

Saat semua hal masih berjalan normal, wajar, bahagia. Warga dunia umumnya, dan warga Indonesia khususnya, terpaksa harus keluar dari zona nyamannya kali pertama, akibat pandemi Covid 19. 

Biasa melaksanakan rutinitas secara normal, baik dalam hal pekerjaan, belajar, dll, semua harus berubah. Hukumnya wajib, semua harus ikut aturan PSBB/PPKM, WFH, SFH, pokoknya semua serba di rumah.

Week end, hari libur, adalah saat yang dinantikan untuk menciptakan quality time bersama keluarga. Untuk rekreasi, jalan-jalan, dan banyak hal lain untuk melepas lelah dari berbagai rutinitas.

Sosmed (Instagram, Facebook, dll) menjadi sarana untuk promosi, aktualisasi diri, bahkan juga ajang "pamer" kemana saya (bersama keluarga, teman, sahabat, gebetan, pacar, dll) pergi, bahasa gaulnya "otewe".

Namun, akibat dari dampak virus Corona yang semakin mewabah, semua kebahagiaan, aktivitas normal, harus dihentikan. Semua harus menahan diri dan stay at home.

Artinya, kita harus keluar dari zona nyaman, masuk kepada zona yang harus dinyaman-nyamankan.

Sudah nyaman?

Sampai saat ini, kurang lebih hampir 2 tahun, masyarakat yang pernah berada di zona merah, dan zona kuning, berada pada situasi atau zona yang dinyaman-nyamankan.

Pertanyaannya: apakah selama ini kita sudah benar-benar merasa nyaman? Saat situasi mengharuskan kita untuk stay at home, SFH, WFH. Tentu jawabannya akan bervariasi: ada yang merasa nyaman dengan bekerja dan belajar dari rumah, ada yang kurang nyaman, ada yang biasa-biasa saja, dll.

Saat pandemi ini melanda, kurang lebih selama 2 tahun kebelakang, hasrat untuk berlibur, rekreasi, jalan-jalan, harus bisa ditahan untuk tidak dilakukan. Selain karena aturan PSBB/PPKM, juga dikarenakan banyak sarana umum yang tutup, demi keselamatan bersama.

Kemudian muncullah istilah yang bisa saya sebut dengan rekreasi SUBSTITUSI. Akibat situasi, maka kita harus bisa kreatif dan inovatif selama stay at home. Menciptakan berbagai kegiatan dan aktivitas di rumah bersama keluarga, agar tidak boring.

Sehingga benar adanya, saat dalam situasi terjepit, manusia akan cenderung kreatif dan inovatif. Saat harus berada di rumah saja, kita harus menciptakan kegiatan-kegiatan lain, agar tidak bosan/boring (olah raga, berkebun, melukis, menata ulang rumah, menulis, membaca, dll).

Pada satu sisi, ada hal yang bisa dinikmati, disyukuri, dengan kita harus stay at home. Bukan berarti tertawa atas penderitaan orang lain. Namun ada banyak hal yang bisa kita lakukan bersama keluarga, hal yang sulit kita lakukan dalam situasi normal, karena padatnya rutinitas. Satu hal yang memang aneh: libur tapi tidak bisa berlibur.

Keluar zona nyaman jilid 2

Sehubungan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri: Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Maka sekolah sebagai satuan pendidikan wajib mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran tatap muka 100%.

Sekolah memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketat, sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri dengan melibatkan Satgas Covid Sekolah, Komite Sekolah, Kelurahan/Kecamatan, serta layanan kesehatan di lingkungan satuan pendidikan. 

Aktivitas pekerjaan, belajar, dan lain-lain, akan kembali berjalan normal, namun dilaksanakan secara new normal. Satuan pendidikan juga harus mengoptimalkan penerapan strategi pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Mungkin, mungkin lho...., ada yang sudah terlanjur nyaman, PeWe (Posisi Wuenak), selama masa penerapan PJJ, dengan stay at home.

Namun saat ini, mau tidak mau, suka atau tidak suka, harus keluar lagi dari zona nyaman kita. Harus siap untuk bekerja, beraktivitas, dan belajar dengan tidak lagi di rumah. 

Siapkah kita untuk keluar lagi dari zona aman dan nyaman? Masuk kembali dalam zona yang juga bisa dibilang sebagai zona yang belum sepenuhnya aman dan nyaman. 

Semoga kita semua dilindungi oleh Tuhan. Amin. Semangat Tahun Baru 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun