Setelah pengasingan dari Ende, Soekarno berhasil merumuskan apa yang disebut Pancasila. Ketika merumuskan prinsip Pancasila, Soekarno merujuk pada hal yang berunsur simbolik. Soekarno memberikan gambaran dari rukun Islam yang berjumlah lima, manusia memiliki lima jari, lima panca indera, dan tokoh pewayangan Pandawa yang berjumlah lima.
Maka Soekarno membuat rumusan dalam lima butir. Ide ini tak serta merta langsung diterima, namun ada tim yang merumuskan untuk mengkaji ulang usulan Soekarno. Mereka adalah Soekarno, Muhammad Hatta, AA Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin. Setelah perubahan, Pancasila menjadi dasar negara hingga saat ini.
Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa kelima sila dari Pancasila sebagai dasar negara. Maka dari itu, Pancasila memiliki kedudukan hukum dan kedudukan politik yang konstitutional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Presiden Joko Widodo kemudian mengeluarkan penetapan untuk mempertegas bahwa 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila secara nasional. Penetapan ini dilakukan setelah lebih dari 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
Mempersiapkan dasar negara. Pada saat itu bangsa Indonesia belum merdeka, namun para tokoh bangsa saat itu tengah mempersiapkan dasar negara. Dalam kondisi yang kurang kondusif, para tokoh bangsa sudah berpikir jauh ke depan untuk menyatukan bangsa Indonesia. Agar negara ini mampu berdiri kokoh, memiliki pondasi negara yang kuat, laksana batu karang.
Demikian juga halnya hidup kita, jiwa Pancasila harus menjadi dasar yang kuat, dalam kehidupan bersama dalam sebuah kesatuan, sehingga kita tidak mudah terpecah belah oleh alasan kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Dalam hidup, semakin dewasa harus semakin memiliki dasar yang kuat. Semakin dewasa dalan hidup beriman, bersikap, berbicara, dan berpikir.
Sebagai generasi penerus bangsa, saat ini marilah kita bersatu untuk menjadi pribadi yang baik dan utuh, sehingga kita mampu memberikan kado terbaik bagi negara kita. Dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita, keluarga, dan masyarakat.
Memperingati hari lahir Pancasila tidak hanya sebatas upacara bendera, namun juga melalui tindakan yang nyata dalam hidup kita. Nilai-nilai Pancasila kita amalkan dalam hal yang formal, namun juga perlu dalam hal non formal. Bukankah Sukarno menemukan ide/gagasan tentang Pancasila, justru dalam hal yang non formal.
Seiring dengan bertambahnya usia Pancasila, dan usia kita, mari saling menguatkan dan bersatu sebagai bangsa Indonesia. Lima sila Pancasila adalah sebuah kesatuan, yang menyatukan seluruh bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Mari kita genggam kuat nilai-nilai Pancasila dengan 5 jari kita, bukan hanya dengan 2 jari. Kita genggam kuat, meskipun banyak godaan dan gangguan.
Menjadi pribadi yang lahir kembali bersama Pancasila dan nilai-nilai dalam kelima sila. Menjadi pribadi yang siap mendukung tercapainya semua angan dan cita-cita luhur Pancasila. Karena aku, kamu, dan dia berjiwa Pancasila, manusia Pancasila seutuhnya.
Mudah mudahan kita diberi umur panjang, sehat selama lamanya...Amin.