Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orangtua WFH: Lebih Kreatif dan Menarik, Bisa!

28 Mei 2020   09:52 Diperbarui: 28 Mei 2020   14:02 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permainan memasukkan bola berhadiah, dari kardus bekas (Dokpri)

Creativity and Innovation, menurut The Liang Gie, kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yakni proses budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru (biasanya bernilai secara ekonomis) sering disebut sebagai inovasi.

Orang tua harus belajar dan harus menjadi kreatif dan inovatif. Menciptakan permainan-permainan sederhana, yang tidak butuh biaya mahal, namun menyenangkan bagi anak, bahkan menarik untuk dimainkan bersama orang tua. Mengajak anak untuk bernyanyi sambil bermain, bermain alat musik, mengajak olah raga, dan jalan-jalan di sekitar rumah. 

Jangan takut rumah menjadi sedikit berantakan sebagai area permainan anak, toh bisa dibereskan kembali bersama dan melibatkan anak. Sehingga anak akan merasa lebih senang bermain dan bersama dengan orang tua, daripada bermain dengan gawai.

Saya dan istri berprofesi sebagai guru, sehingga kami mengerti bahwa kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 atau biasa dikenal dengan nama K-13, mensyaratkan perubahan pola pikir (mind set) yang mendasar. Kompetensi inti pada dasarnya berisi peningkatan yang diharapkan dari kemampuan siswa dalam pembelajaran. Peningkatan kemampuan yang diusung oleh K-13 terdiri dari peningkatan sikap, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan. Peningkatan sikap terdiri dari peningkatan sikap spiritual dan peningkatan sikap sosial.

Jika sebagai guru, kami ingin dan mengajak siswa agar memiliki peningkatan: sikap, pengetahuan, keterampilan, spiritual dan sosial. Maka, kami juga harus melakukan hal yang sama, meningkatkan kemampuan kami, dan mengajarkannya kepada anak di rumah. Semua harus dimulai dari rumah, akan lebih efektif dilakukan antar pribadi, sepenuh hati, dan penuh cinta kasih. 

Sebab hal ini hanya bisa dilakukan dengan perjumpaan antar pribadi, yang tidak mungkin dilakukan dengan gawai. Jadikan keluarga sebagai sarana untuk pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, bukan anak belajar dari gawainya.

Salam WFH: Kreatif & inovatif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun