Kolaborasi atau Collaboration, merupakan kemampuan untuk bersinergi, bekerja secara produktif dengan pihak lain, beradaptasi dalam berbagai tanggung jawab dan peran, menghormati perspektif yang berbeda, dan menempatkan empati pada tempatnya. Selain itu, kolaborasi memiliki karakteristik: mampu melaksanakan tanggung jawab, dan memiliki fleksibilitas personal baik di tempat kerja, maupun di kehidupan sosial masyarakat.
Ajaklah dan berikan teladan kepada anak untuk mampu bekerjasama dengan teman sebaya, saling berbagi, dan saling menghormati. Contoh kecil yang bisa dilakukan adalah: mengajak anak untuk merapikan mainannya kembali, menghibur teman yang sedang bersedih, dll.
Orang tua sendiri harus mampu berkolaborasi dengan buah hatinya, dengan sepenuh hati, dalam berbagai hal. Kolaborasi antara orang tua dengan anak harus lebih baik, sehingga anak tidak lebih tertarik untuk berkolaborasi dengan gawai, dan berkata dalam hatinya: "ah....orang tuaku tidak asik".
Critical Thinking and Problem Solving, suatu kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang kompleks, yang memunculkan perspektif karena mampu mengoneksikan satu informasi dengan informasi lainnya, dan menemukan solusi yang tepat untuk suatu permasalahan. Selain itu, berpikir kritis atau "critical thinking" dapat dimaknai sebagai kemampuan menalar, memahami dan membuat opsi yang sulit, menganalisis, mengungkapkan, dan menyelesaikan permasalahan.
Dalam beberapa hal, biarkan anak untuk belajar menemukan solusi dari suatu masalah, apalagi dalam hal yang sederhana. Jangan karena merasa kasihan, orang tua selalu membantu kesulitan anak. Jika anak yang salah, berikan pengertian bahwa ia salah, jangan selalu membela anak.
Hindari kasus: orang tua marah-marah dan menyalahkan meja atau kursi, karena menyebabkan kaki anaknya tersandung. Tujuannya agar si anak diam dan tidak lagi menagis. Maka secara tidak sadar kita sudah mengajarkan kepada anak bahwa ia selalu benar, orang lain yang salah.