Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orangtua WFH: Lebih Kreatif dan Menarik, Bisa!

28 Mei 2020   09:52 Diperbarui: 28 Mei 2020   14:02 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kolaborasi atau Collaboration, merupakan kemampuan untuk bersinergi, bekerja secara produktif dengan pihak lain, beradaptasi dalam berbagai tanggung jawab dan peran, menghormati perspektif yang berbeda, dan menempatkan empati pada tempatnya. Selain itu, kolaborasi memiliki karakteristik: mampu melaksanakan tanggung jawab, dan memiliki fleksibilitas personal baik di tempat kerja, maupun di kehidupan sosial masyarakat.

Ajaklah dan berikan teladan kepada anak untuk mampu bekerjasama dengan teman sebaya, saling berbagi, dan saling menghormati. Contoh kecil yang bisa dilakukan adalah: mengajak anak untuk merapikan mainannya kembali, menghibur teman yang sedang bersedih, dll. 

Orang tua sendiri harus mampu berkolaborasi dengan buah hatinya, dengan sepenuh hati, dalam berbagai hal. Kolaborasi antara orang tua dengan anak harus lebih baik, sehingga anak tidak lebih tertarik untuk berkolaborasi dengan gawai, dan berkata dalam hatinya: "ah....orang tuaku tidak asik".

Critical Thinking and Problem Solving, suatu kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang kompleks, yang memunculkan perspektif karena mampu mengoneksikan satu informasi dengan informasi lainnya, dan menemukan solusi yang tepat untuk suatu permasalahan. Selain itu, berpikir kritis atau "critical thinking" dapat dimaknai sebagai kemampuan menalar, memahami dan membuat opsi yang sulit, menganalisis, mengungkapkan, dan menyelesaikan permasalahan.

Dalam beberapa hal, biarkan anak untuk belajar menemukan solusi dari suatu masalah, apalagi dalam hal yang sederhana. Jangan karena merasa kasihan, orang tua selalu membantu kesulitan anak. Jika anak yang salah, berikan pengertian bahwa ia salah, jangan selalu membela anak. 

Hindari kasus: orang tua marah-marah dan menyalahkan meja atau kursi, karena menyebabkan kaki anaknya tersandung. Tujuannya agar si anak diam dan tidak lagi menagis. Maka secara tidak sadar kita sudah mengajarkan kepada anak bahwa ia selalu benar, orang lain yang salah.

Kreatif Membuat Permainan: menjodohkan huruf (Dokpri)
Kreatif Membuat Permainan: menjodohkan huruf (Dokpri)

Mengajak Anak Untuk Olah Raga, Bermain, dan Beraktifitas (Dokpri)
Mengajak Anak Untuk Olah Raga, Bermain, dan Beraktifitas (Dokpri)

WFH & beraktifitas bersama anak: bermain musik, menggambar, membuat kue (Dokpri)
WFH & beraktifitas bersama anak: bermain musik, menggambar, membuat kue (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun