Mohon tunggu...
Asron Da Finsie
Asron Da Finsie Mohon Tunggu... Local Civil Government -

Mengisi waktu luang dengan menulis sepulang kerja aplikasi penglihatan mata, hati dan telinga terhadap lingkungan sekitar untuk perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sms HT yang Fenomenal

13 Juni 2017   06:14 Diperbarui: 13 Juni 2017   07:16 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catat : Suatu saat saya akan pimpin Kota ini dengan menjadi Walikota dan saya akan buat Kota ini indah, bersih dari sampah serta bersih dari praktek transaksional dan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) berbentuk apapun. Itu kira-kira sms yang saya buat dan saya kirimkan dengan Sang Walikota dimana saya bertempat tinggal (rumah).

Apa tanggapan Walikota setelah sms itu dibaca olehnya. Pertama, dia berfikir, ini orang gila atau waras yang kirim sms, dan diabaikannyalah isi sms itu. Namun, beberapa saat kemudian ada lagi pesan, kali ini dikirim via WA (WhatsApp)yang isinya sama. Walikota mulai berfikir, sepertinya ini ancaman serius, apalagi Tahun depan Kota ini akan ada Pilkada kembali. Artinya kedudukan dia sebagai Walikota akan terancam digantikan orang lain, kemungkinan juga oleh si pengirim pesan tersebut. Kemudian Walikota juga sedikit tersinggung,memangnya selama dia memimpin kota ini tidak indah, tidak bersih alias kotor dari sampah maupun dari praktek abuse of power. Jadi dia mulai berfikir sepertinya ini ancaman serius untuk kedudukan yang sedang dipegangnya saat ini,Walikota.

Prolog diatas, dihubungkan dengan "case" Hary Tanoesoedibjo, Bos MNC Grup, yang mengaku telah mengirim sms kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto, sepertinya cocok. Cuma bedanya, sms tidak langsung ditujukan kepada Sang Presiden Pemimpin Negara tapi kepada "bawahannya", sang Jaksa. Jika sms itu ditujukan kepada Presiden, mungkin sikap yang keluar dari Sang Presiden tidak akan jauh berbeda dengan sikap yang dikeluarkan oleh Sang Walikota dalam cerita diatas. Paling-paling dia akan tersenyum-senyum sendiri, seraya menghapus sms tersebut dari perangkat digitalnya atau malahan menghapus sama sekali dari memori otak beliau alias dianggap sms itu tidak pernah ada, tapi ketika sms itu disampaikan kepada Jaksa, tanggapan sang Jaksa pun menjadi gelagapan karena dia berfikir, jabatannya akan digantikan kalau begini ceritanya.Jelas bedakan..

Kenapa, orang sekelas HT mau-maunya berkirim sms tidak bermutu seperti itu, apa beliau sedang galau atau memang merasa bakalan terbongkar ini konspirasi yang telah dibangun selama ini demi untuk memuluskan jalannya menjadi orang nomor satu di Republik ini. Jika anggapan ini benar, sungguh sangat disayangkan sekali. Sedemikian kerasnya karakter orang yang akan menjadi Pemimpin Negeri ini. Saya tidak tendensius atau berfihak kemanapun, namun yang jelas sifat tabiat dan karakter seperti itu tidak mahfum lah untuk dipamerkan ke publik. Belum apa apa, sdh sok jago sok kuasa, sabar & rendah hati lebih terpuji bro... bunyi salah satu comment pada berita Kompas.com 12/06/2017, 18:20 WIB. Mimpi jangan ketinggian bro...., lanjut comment yang lain.

Ketika ini dipamerkan, publik malah bertanya-tanya apa memang ada apanya ya dibalik ini semua sehingga seperti orang kebakaran jenggot saja. Tapi ini suuzon (buruk sangka) jadinya.

Yang jelas sebagai salah seorang Tokoh Publik katakanlah, memamerkan fakta sms yang fenomenal seperti itu, sungguh tidak layaklah. Ketenangan dalam menyikapi permasalahan yang terjadi, justru ini akan membuat publik terkesima dan diharapkan ini bakal menuai simpati seluruh warga sebagai calon konstituen Pilpres mendatang. Dan tulisan ini, sebagai bentuk ketidak sukaan terhadap fenomena berita sms yang fenomenal tersebut. Apakah ini akan menggalang opini publik.? Ya..terserah alamlah yang melihatnya, dan saya juga bersiap-siap mungkin akan dikirim sms juga oleh HT, malahan mungkin isi smsnya lebih menyakitkan dan mengancam, semisal..emangnya loe siapa mau kritik gua, liat aja nanti gimana keadaan loe.. (maaf minjam bahasa Betawi nih..). Peace..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun