Mohon tunggu...
Asron Da Finsie
Asron Da Finsie Mohon Tunggu... Local Civil Government -

Mengisi waktu luang dengan menulis sepulang kerja aplikasi penglihatan mata, hati dan telinga terhadap lingkungan sekitar untuk perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kepala Kerbau, Jatah Tukang Sembelih

25 September 2015   08:56 Diperbarui: 25 September 2015   09:27 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Idul Adha telah berlalu, beragam view telah ternikmati, baik dengan sempurna melihat dan merasakan langsung maupun yang hanya sekedar selintas melalui berita TV atau media online mainstream lainnya. Hari Raya Idul Adha identik dengan Hari Raya Qurban, dimana sebagian kaum Muslim yang mampu menyumbangkan hewan untuk dikurbankan, baik sapi maupun kambing. Dan identik pula bagi yang punya idapan kolesterol tinggi harap berhati-hati sehingga asyik menyantap daging kambing yang sering membuat naiknya tensi darah kita. Dua musibah besar juga menghiasi perayaan Hari Raya Qurban tahun ini, musibah jatuhnya crane dan musibah terinjak-injaknya para jemaah karena berdesakan untuk menuju tempat melempar jumrah tepatnya di jalan 204 di Mina Arab Saudi.

Pada Hari Raya Qurban tahun ini, ada cukup banyak hewan qurban disembelih, untuk urusan panitia qurban melalui Masjid saja ada 3 ekor sapi dan 4 ekor kambing, belum lagi hewan qurban di masing-masing RT (ada 8 RT pada kampung kami) yang rata-ratanya sama dengan di Masjid. Siapa yang senang, tentulah warga kampung kami karena mendapat jatah pembagian daging qurban menjadi berlimpah. Syukur kepada Allah tentunya ucapan yang mengalir dari mulut para warga. khususnya para ibu-ibu yang biasanya ngurusi dapur rumah masing-masing karena menghemat uang belanja untuk beli daging minimal 2 bulan (lho.. lama sekali.. lha iyalah dapat jatahnya banyak, he..he).

Ada sekelumit view menarik yang terlihat dan rasakan langsung karena saya menjadi panitia qurban pada Masjid di kampung kami dan memang seperti biasanya saya tidak pernah ketinggalan menjadi panitia qurban setiap Hari Raya Idul Adha (nyombong dikit ah..). Beragam view tertampak kamera, dari mulai anak-anak yang ketakutan bercampur senang melihat hewan sapi dan kambing yang tertambat di tonggak di seputar halaman Masjid, para ibu-ibu komplek yang asyik berselfi ria dengan hewan qurban maupun panitia qurban, sampai terputusnya kepala hewan qurban karena keasyikan tukang sembelih saat menyembelih hewan qurban sehingga tak terlihat kepala hewan menjadi putus (wow.. kejam..).

Tapi yang namanya kepala hewan qurban terputus tentulah tidak sesadis ketika kita melihat kepala manusia yang putus (nauzubillah..), penonton tetap enjoy saja karena tidak ada satupun yang pingsan ketakutan melihat kepala sapi terputus disembelih. Dan kepala sapi terputus itu rupanya memang sudah lazim diperuntukan bagi si tukang sembelih hewan tersebut, istilahnya bonus tambahan disamping jatah pembagian daging yang memang sudah disiapkan untuk panitia qurban.

Bagian yang membuat asyik tersendiri adalah ketika membersihkan bagian perut hewan qurban. Bagian perut yang cukup banyak (apalagi kotoran dalam perut hewan itu) tentu agak kesulitan jika dibersihkan melalui air persediaan Masjid. Maka pembersihan bagian perut ini harus dibawa kesungai kecil yang jaraknya agak jauh dari komplek perumahan kampung kami dan akan banyak dijumpai beberapa orang dari panitia qurban kampung tetangga yang sama-sama bertugas membersihkan bagian perut hewan qurban ini di sungai kecil tersebut. Jadilah sungai kecil itu sedikit tercemar dengan limbah isi perut hewan qurban dus kotoran hewan ikut mencemari sungai kecil itu. Tapi pembersihan bagian perut beserta kotoran hewan qurban itu pada dasarnya merupakan sampah organik yang akan terurai di alam atau akan dimakan binatang buas, babi hutan atau anjing liar setelah orang-orang pulang.

Sesampai kembali ke lokasi qurban, perut yang telah dibersihkan tadi akan ikut dibagi bersama dengan klasifikasi pembagian lainnya (daging AS, daging nomer 2, tulang dan isi perut). Setelah selesai dibagi dengan cara ditumpuk sesuai jumlah warga yang akan mendapat jatah pembagian daging hewan qurban tersebut, maka siap dipanggil para warga yang sebelumnya memang telah dibagikan kupon sebagai tanda mendapatkan jatah pembagian daging qurban. untuk mengambil jatah bagian mereka masing-masing.

Tugas panitia qurban selesai pula setelah semua warga dan panitia telah menerima jatah pembagian daging hewan qurban masing-masing. Pulang kerumah untuk nanti menikmati hidangan olahan daging qurban dari para ibu rumah tangga masing-masing (tapi jangan ibu rumah tangga tetangga sebelah, runyam deh.. heeh).

Semoga Hari Raya Qurban akan bersedia menjumpai kita kembali pada tahun depan. Selamat berqurban menuju keridhoan Allah SWT. Semoga Allah menerima semua qurban kita. Amin.

Foto : Dok.pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun