Mohon tunggu...
Asron Da Finsie
Asron Da Finsie Mohon Tunggu... Local Civil Government -

Mengisi waktu luang dengan menulis sepulang kerja aplikasi penglihatan mata, hati dan telinga terhadap lingkungan sekitar untuk perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rumah Tanggaku Hancur karena BB dan FB

3 September 2015   00:37 Diperbarui: 3 September 2015   01:10 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tautan masuk ke akun facebook saya dari fan fage kesayangan bunda (kalau tidak salah). Materi tautan seputar kehidupan rumah tangga seorang anak manusia. Simak ulasannya .....

Namaku Lely (bukan nama sebenarnya). Ibu rumah tangga dengan satu anak. Umur 26 tahun tapi banyak yang bilang aku masih seperti gadis. Di sela-sela kesibukanku bekerja di konveksi, aku coba buka BB baru pemberian suamiku. Tak lupa ku coba buka akun facebookku. Kangen rasanya seru-seruan dengan teman-teman SMA dulu.

Dari fb, ku mengenal pemuda yang sukses dengan perdagangan dan pendidikannya. Awalnya kami cuma saling like status, lama kelamaan beralih saling berkirim pesan. Dalam pesan-pesan yang singkat kami pun saling rinci keadaan. Meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak 4 tahun, dia tetap manis menanggapinya. Dari situ, kami teruskan kirim pesan dengan saling berikan pin BB. Kirim foto dan berujung pada janjian adakan pertemuan. Aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana. Dia memang lebih ganteng dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah, seragam olah raga dan tas mahal untuk anakku. Bayangkan untuk membeli barang tsb dia rela merogoh ATM nya. Aku begitu terharu. Itulah awal pertemuanku.

Hari berikut koment-komentnya mulai sedikit nakal. Dan anehnya aku makin terhibur dengan inbok-inboknya. Mulailah setan merayapiku. Malam-malam yang ada penuh bunga-bunga bangkai bertebaran. Invite BB, FB dan mention twitter begitu berani, vulgar. Aku gak menyangka, meski sudah beranak satu tapi masih ada perjaka yang menyukai. Belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi. Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di kota ku. Sebulan dia di kota ku membuat kami sering adakan pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan.

3 bulan berlalu, aku mulai hamil. Aku merasa biasa saja. Tapi kedua orang tuaku bingung dan mempermasalahkan. Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai. Dan sudah barang tentu tak pernah setahun ini menyentuhku. Aku tetap bilang pada mereka, bahwa ini adalah janin suamiku. Tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong.

Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang. Tanpa basa-basi, suamiku pun cek BB dan FB ku. Aku demikian bingung dan panik. Masih
ada pesan-pesan nakal di situ. Aku menangis sejadi-jadinya. Menyembah-nyembah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku. "Menantuku, cepat ceraikan dia, biarlah aku kehilangan anak gadis dari pada kehilangan menantu dan cucu sebaik kamu." kata ibuku "Dan kamu..!" ibu menudingku dengan mata berair. "Pergilah kemana kau mau, sekarang juga. Dan jangan pernah kau tampakkan wajah menjijikkanmu di hadapanku dan keluargaku." Aku keluar rumah dengan tangisan anakku. Bahkan untuk memelukpun aku tak diizinkan.

Ku coba minta pertanggung jawaban dari lelaki itu, namun BB FB nya sudah tak aktif lagi. Ku beranikan diri datang ke kampus dimana dia kuliah. Di Bagian kemahasiswaan, ternyata tak menemukan nama yang ku maksud. Aku tunjukkan foto wajahnya, dan ternyata tiada ditemui wajah yang seperti itu. Aku menangis sejadi-jadinya. Kandunganku sudah hampir 6 bulan. Uang sangu pun menipis. Tak tahu kemana arah diuntung. Tak tahu Kemana nasib akan menuntun. BB dan FB benar-benar memporak porandakan rumah tanggaku.

#ibu-ibu, bapak-bapak dan sahabat-sahabat ku yang baik, gunakan BB FB sesuai kebutuhan dan kemanfaatannya, bila tak ada manfaaatnya dan malah menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan, maka demi keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, berhati hatilah main FB, chating dan invite BB. Silahkan share demi kebahagiaan rumah tangga orang-orang terdekat kita.

Demikian tautan itu berbunyi. Tidak ada apa-apanya dengan tautan itu, namun fikiran ku tergelitik, sedemikian canggihnya perkembangan iptek (Teknologi Informasi) ternyata bisa juga menghancurkan kehidupan seorang anak manusia. Tapi ini dari sisi negatifnya dan dari sisi positifnya ternyata kemajuan iptek itu juga membuat seseorang menjadi lebih pandai membaca dan menulis. Ini klasik dan telah terlalu sering diucapkan atau dituliskan, yang membuat saya berdecak kagum, tautan status sampai ke urusan privacy (pribadi) sepertinya selalu menghiasi media sosial facebook, BB dan sebagainya. Apakah ini wujud dari sisi positifnya atau malah negatif..? Sepertinya seseorang sangat bangga dan suka jika tautannya pada medsos menerangkan ke ihwal ranah privacy nya. Tapi ah.. itukan urusan HAM (Hak Azasi Manusia), sesuka seseorang mau nulis atau men-share sesuai keinginannya. Dan untunglah pada media sosial journalisme warga seperti Kompasiana ini para penulisnya (Kompasianer) tidak ada yang men-share status begituan. Tulisan didasarkan format standar penulisan sebuah opini atau reportage, bukan hanya sekedar share tulisan status doank. Ada alur pembukaan (Pendahuluan), isi (subtansi) tulisan termasuk reportage, opini penulis dan penutup. Tapi... ada juga satu-dua yang melenceng dari jalur ini yang hanya mempublish satu-dua kata trus men-comand pembaca merujuk link hidup atau tidak mengarahkan ke link hidup manapun tapi cuma sekedar basa-basi saja. Ya.. HAM toh.. Jika sudah di password ke HAM, maka sangat luas dan tidak terbatas alasan pembenarannya. Termasuk tulisan ini juga HAM, yang sesuka keinginan hati saya untuk men-share postingan (tautan) medsos tersebut, ya kan..heeh. Salam.

From akun fb seorang sahabat Junanto. Thanks

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun