Mohon tunggu...
Asron Da Finsie
Asron Da Finsie Mohon Tunggu... Local Civil Government -

Mengisi waktu luang dengan menulis sepulang kerja aplikasi penglihatan mata, hati dan telinga terhadap lingkungan sekitar untuk perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lihat, Ada Aktor Dibalik Insiden Tolikara Papua

19 Juli 2015   23:25 Diperbarui: 19 Juli 2015   23:25 4224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pimpinan dan Tokoh agama di Provinsi Papua menyesalkan terjadinya aksi pembakaran mushola yang dilakukan sekelompok orang di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Jumat (17/7/2015). Mereka juga mendesak agar pihak berwenang segera menyelesaikan masalah tersebut dengan tuntas dan memproses pelaku sesuai hukum yang berlaku.

Presidium Perhimpunan Indonesia Timur (PPIT) menyayangkan insiden berbau SARA di Kabupaten Tolikara, Papua dan berpendapat pelaku dan dalang kerusuhan itu layak dikategorikan sebagai teroris. "Kami berharap polisi menemukan aktor di balik peristiwa itu berikut jaringannya dan mengkategorikan mereka sebagai kelompok teroris," ujar Ketua Umum PPIT Laode Ida melalui siaran persnya, Minggu (19/7/2015).

Jika pelakunya tertangkap, lanjut Laode, proses hukum terhadap mereka harus diperlakukan layaknya seorang terduga teroris yang menjalani proses hukum. Salah satunya, memeriksa intensif pelaku selama tujuh hari berturut-turut. Lebih lanjut, Laode yakin provokator insiden itu justru berasal dari luar Papua. "Kekerasan kepada kelompok agama bukan karakter orang Papua. Orang Papua tidak seperti itu. Mereka toleran dan menghormati kebebasan beragama orang lain. Kami duga kuat ada kelompok yang datang dari luar Papua lalu melakukan propaganda provokasi," lanjut dia. Selain menghukum pelaku sekaligus dalang insiden, Laode meminta pemerintah mulai membentuk forum antar umat beragama di Papua untuk menjaga komunikasi umat beragama di provinsi tersebut. "Selain itu kita mau pemerintah mengadakan rekonsiliasi warga di wilayah penyerangan itu. Tujuannya supaya persoalan ini selesai dan tak terulang," ujar dia.

Nah.. ini berita yang saya sukai, disukai saya karena isinya menyatakan bahwa ini insiden berbau SARA (bukan insiden SARA, agak samar memang) tapi ada ketegasan dan kejujuran disini. Lanjut.. Ketua Umum PPIT (baca singkatan diatas) menyatakan pelaku dan dalang kerusuhan itu dikategorikan teroris.. yang menjalani proses hukum dengan pemeriksaan atau diperiksa selama 7 hari (tapi gak malam) berturut-turut. Aktor sebagai Provokator insiden Tolikara Papua disinyalir berasal dari luar Papua, bertepatan dengan isu di medsos tentang penyebutan aktor dari Jakarta (ingat ini cuma isu).

Saya tarik yang saya sukai.., walaupun terlambat, berita ini bagi saya bagaikan kepala ini terguyur oleh air hujan yang memang belakangan ini  jarang turun hujan (ditempat saya). Hal ini kenapa.., karena beberapa hari belakangan sejak insiden ini terjadi saya lihat begitu banyak nada kebencian dan kemarahan dari umat Islam (termasuk saya) yang mengecam, mengutuk, menghujat bahkan memprovokasi terhadap insiden ini dan yang dituju siapa lagi kalau bukan umat Kristen khususnya di Tolikara Papua. Belakangan ini malah ada yang membuat Petisi melalui Change.org dengan Mempetisikan Presiden RI Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, Kapolri Badrodin Haiti dan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin. Lihat >> https://www.change.org/p/pak-jokowi-pak-jk-usut-tuntas-teror-tolikara-dan-cokok-pelakunya.

Pada tautan kampanye Petisi ini di akun facebook, saya memberikan komentar berikut : Ini jelas ada kaitannya dg nilai agama bu, makanya ini kasus SARA, coba lihat dokumen PGLII atau GII itu di Papua, sy bkn memprovokasi tp kenapa ini tdk ditangkal sejak awal oleh Pemda, Polri, TNI, Tokoh Masyarakat di Papua sana, seperti dibiarkan saja mengalir... siapa aktor dibalik ini semua..? kasus ini cuma batu loncatan atw test case saja utk menuju misi utama. Kita potong jalur menuju misi utama tsb.. itu yg penting.. mohon ibu koreksi lagi kalimat "..tidak ada kaitannya dengan nilai agama manapun.". Jika ini ya trus kaitannya dg apa.? apa hanya mau memperhalus bahasa saja..? Nyatakan yg Hak itu Hak dan Batil itu Batil. Dan salah seorang teman membalas komentar saya, Itu kelompok Teroris wajar klo Aparat Keamanan khusus DENSUS 88 bertindak tegas tembak ditempat, jgn hanya teroris dari kelompok Islam aja dibasmi biar adil, kita ingin Indonesia aman NKRI harga mati. Setuju bos.. balas saya.

Kronologis umpatan berbau provokasi ini dipostingkan di akun facebook sebelum melihat berita pada kompas.com seperti diatas. Postingan itu dikeluarkan setelah melihat kampanye Petisi dari Change.org tadi (bukan berarti menyalahkan situs Change.org). Setelah melihat penyataan Ketua Umum PPIT itulah bagaikan diguyur hujan. Ketegasan dan Kejujuran dan mungkin juga Keikhlasan dari seorang yang mungkin tidak populer selama ini. Ini yang kita butuhkan.., bahwa insiden itu dilakukan oleh Teroris atau dianggap teroris yang artinya orang yang suka membuat teror=kekacauan. Dan jika ini menunjuk pada teroris, tentu merujuk pada seorang oknum bukan meng-generalisir pada seluruh umat, baik umat Islam maupun umat Kristen. Insiden itu perbuatan teroris dan BUKAN berarti teroris hanya distempelkan pada umat Muslim saja. Umat agama apapun pasti tidak menyukai yang namanya teroris.

Akhirnya, penyataan tersebut diatas tolong "digunakan" oleh orang-orang (gak berani nyebut pejabat krn ini kasus..) yang berkompeten dalam menyelesaikan insiden ini. Dengan penggunaan pernyataan tersebut (TERORIS) semoga keinginan untuk menghujat, mencerca dan bahkan memprovokasi akan lembut terguyur hujan. Dan satu lagi komentar teman di facebook yang ketinggalan untuk dituliskan menyebutkan "tanpa petisi pun pasti dituntaskan koq..!". Salam..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun