Gemuruh politik menggema di tahun dua ribu dua puluh empat,Â
Simfoni Pilpres menggema, mengantarkan babak baru yang menantang.Â
Calon pemimpin beradu visi, menebar janji dan optimisme,Â
Rakyat terbelah dalam kubu, terbawa arus dinamisme.
Debat panas mewarnai layar kaca,Â
Serangan dan pembelaan beradu, bagai badai yang tak terduga.Â
Media sosial menjadi medan pertempuran,Â
Hoaks dan ujaran kebencian merajalela, membangkitkan keraguan. Â
Di tengah hiruk pikuk politik, rakyat mencari jawaban,Â
Mencari pemimpin yang membawa harapan, bukan kepedihan.Â
Kebingungan menyelimuti, siapakah yang pantas memimpin negeri?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!