Mohon tunggu...
Arfiansah Buhari
Arfiansah Buhari Mohon Tunggu... Human Resources - HR practitioner

Bekerja sebagai Talent Management Manager PT Surya Madistrindo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tulisan Puisi untuk Demokrasi

3 Februari 2024   18:32 Diperbarui: 3 Februari 2024   18:32 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suara rakyat menggema di bilik suara, Harapan terukir di setiap coblosan. Demokrasi, pilar bangsa tercinta, Menantang badai, menuju harapan.

Namun, awan hitam menyelimuti, Penyimpangan aparat, mencederai nurani. Putusan MK, kontroversi mengantarkan, Dinasti politik, mewarnai jalanan.

Politik uang, menari di atas penderitaan, Kampanye hitam, membungkam kebenaran. Norma dan etika terkubur dalam ambisi, Demokrasi terluka, menanti pemulihan.

Di mana pena para penulis? Tintamu adalah pedang, kata-katamu adalah api. Bangkitlah, lukiskan realita, Suarakan kritik, tuntut perubahan.

Demokrasi bukan ilusi, Tetapi perjuangan tanpa henti. Mari bersatu, demi masa depan negeri, Tegakkan demokrasi, dengan pena dan nurani.

Bersama kita jaga demokrasi, Rawatlah dengan sepenuh hati. Demi Indonesia yang adil dan sejahtera, Di mana rakyat hidup dengan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun