Mohon tunggu...
Arfiansah Buhari
Arfiansah Buhari Mohon Tunggu... Human Resources - HR practitioner

Bekerja sebagai Talent Management Manager PT Surya Madistrindo

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat Pilpres 2024: Antara Gimmick dan Gagasan, Menelisik Integritas Debat Politik

23 Januari 2024   10:55 Diperbarui: 23 Januari 2024   11:04 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam momentum Pilpres 2024, kita disuguhi oleh deretan debat politik yang seharusnya menjadi arena untuk membuktikan kemampuan dan visi calon presiden. Namun, sayangnya, semakin terlihat bahwa debat-debat tersebut semakin terjebak dalam dramatisasi politik yang penuh dengan gimmick, tanpa memedulikan prinsip-prinsip dasar debat yang sehat.

Pertama, debat seharusnya menjadi panggung kebenaran. Namun, apakah benar semua argumen yang disampaikan oleh calon presiden? Pada kenyataannya, kebenaran sering kali menjadi korban dalam balutan retorika yang dibawakan dengan penuh semangat. Terlalu sering kita melihat fakta-fakta yang disajikan secara selektif atau bahkan diubah sedemikian rupa demi mencapai tujuan tertentu.

Selanjutnya, obyektivitas seharusnya menjadi pedoman dalam debat. Namun, tampaknya kepentingan pribadi atau kelompok semakin mengintervensi argumen para peserta debat. Seharusnya debat adalah wadah pemikiran yang bebas, namun kini semakin terasa bahwa semua hanya menjadi sarana untuk mencapai tujuan tertentu tanpa memedulikan kepentingan rakyat.

dan tak kalah pentingnya, etika dalam debat sepertinya semakin luntur. Bahasa yang keras dan jauh dari kesantunan sering terdengar, menunjukkan betapa rendahnya tingkat etika dalam menyampaikan pendapat. Serangan pribadi dan ejekan semakin merajalela, meninggalkan substansi debat yang seharusnya menjadi sorotan utama.

**Debat Pilpres 2024: Mencari Jalan Tengah Antara Sukses dan Gagal**

Dalam menilai kualitas debat Pilpres 2024, kita perlu merenung pada pengalaman negara-negara lain yang telah menghadapi proses serupa. Ada pelajaran berharga yang dapat diambil baik dari keberhasilan maupun kegagalan dalam menjalankan debat politik yang sehat dan beretika.

### Pelajaran dari Keberhasilan Negara-Negara Skandinavia dan Jerman

Negara-negara di kawasan Skandinavia, seperti Norwegia dan Swedia, telah menunjukkan jalan menuju debat politik yang berkualitas. Mereka memandang debat sebagai sarana keterbukaan, dengan menyajikan informasi yang jelas dan transparan kepada publik. Keterlibatan aktif masyarakat dalam debat dihargai sebagai fondasi demokrasi yang kuat.

Jerman, sementara itu, memberikan contoh dalam menjaga etika dan sikap adil dalam perdebatan politik. Mereka menghindari serangan pribadi dan fokus pada substansi argumen. Sikap etis dan santun menciptakan lingkungan debat yang kondusif untuk bertukar ide.

### Peringatan dari Amerika Serikat dan Britania Raya

Di sisi lain, Amerika Serikat memberikan gambaran mengenai dampak politisasi berlebihan dan sensasionalisme terhadap kualitas debat. Terlalu banyak fokus pada pertunjukan media dan dramatisasi dapat merugikan esensi debat, mengaburkan substansi dan menciptakan polarisasi.

Britania Raya, meskipun memiliki tradisi politik yang kaya, juga telah mengalami kebobrokan etika dalam serangan pribadi antar-kandidat. Serangan pribadi dan retorika yang terlalu tajam dapat merugikan kepercayaan publik dan mengaburkan visi serta misi para kandidat.

**Refleksi untuk Pilpres 2024**

Indonesia, sebagai bagian dari komunitas global, perlu melihat debat Pilpres 2024 sebagai peluang untuk meningkatkan kultur politik. Berbagai pelajaran dapat diambil, baik yang sukses maupun yang menghadapi kegagalan. Pentingnya kebenaran, obyektivitas, kesetaraan, dan etika dalam debat tidak boleh diabaikan.

Pada tingkat domestik, masyarakat Indonesia memiliki peran besar dalam menuntut debat yang berkualitas dan substansial. Menjadi konsumen cerdas dari setiap argumen, menghindari jebakan dramatisasi politik, dan mengevaluasi calon berdasarkan visi dan integritasnya adalah langkah-langkah kritis.

Debat Pilpres 2024 harus menjadi wadah bagi ide-ide brilian dan solusi inovatif, bukan sekadar pertunjukan politik. Melihat keberhasilan dan kegagalan negara lain adalah langkah awal untuk mengarahkan proses demokrasi kita ke arah yang lebih baik. Pemilihan pemimpin bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai masyarakat yang peduli terhadap masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun