Mohon tunggu...
Arfiansah Buhari
Arfiansah Buhari Mohon Tunggu... Human Resources - HR practitioner

Bekerja sebagai Talent Management Manager PT Surya Madistrindo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lirih

3 Januari 2022   16:23 Diperbarui: 3 Januari 2022   17:03 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rangkaian kata demi kata mengantarku melelapkan rasa.

Lirih jiwa membisik kedalam samudra hati tanpa terduga.

Kudekap agar rasa yang mengusik tak lagi bisa beranjak.

Dan ku menikamatinya seperti tengah menikmati arak.

Untukmu yang selalu kurindu,

Ini bukan sekedar mainan kata yang dirangkai dalam bentuk tulisan indah.

ini adalah rangkaian kerinduan yang tertuang tanpa pemanis rasa.

Lihatlah aku yang kini terperangkap.

Dalam ruang yang begitu gelap.

Perlahan kunikmati meski tersiksa.

Yang mungkin kini kamu juga rasa.

Tanpa bisa saling bertatap mata.

Apalagi bersentuhan raga.

Namun percayalah ini hanya sementara

Bahkan anggap saja sebagai fatamorgana

Hingga waktu berpihak pada kita

Menyatukan dan tak lagi berpisah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun