Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul
Di bawah langit kelabu kulukis pilu
Kisah kehilangan yang menusuk kalbu....
Kekasih jiwa kau pergi tanpa pamit
Meninggalkan ruang kosong yang tak pernah terisi....
Anak-anak kecil kita yang selalu memanggil namamu
Dalam tangis polos yang merobek bisuku....
Mereka tak mengerti hanya rindu
Sedang aku sendiri memikul beban waktu......
Andaikan kau dapat kembali walau sekejap
Ntuk' memelukku hangat yang kini hanya menjadi harap....
Bercerita tentang hari-hari tanpa jeda
Dan mimpi yang patah di tengah senda.....
Hingga kini aku belum mampu membuka hati yang terluka
Bayangmu terlalu kuat untuk terlalu nyata....
Bagaimana mungkin aku akan mencari pengganti?
Hingga saat ini namamu masih terpahat di sudut hati......
Tiap malam aku berbincang dengan sepi
Menyebut namamu dalam doa yang tak henti.......
Andaikan Allah SWT memberiku satu permintaan
Kuingin kau kembali meski hanya bayangan......
Namun aku tahu ini adalah takdir Ilahi
Kehilangan adalah suatu cinta yang diuji......
Kutitipkan rindu pada hembusan angin
Berharap ia sampai ke surga yang hening......
Elegi ini, cintaku adalah bukti
Bahwa meski ragamu tiada  jiwamu abadi.....
Hingga kita akan bertemu di akhir perjalanan
Dalam pelukan erat yang tak lagi mengenal perpisahan.....
Malam Hening di Kayumaloa, 22 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H