Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyambut Transformasi Pendidikan di Era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto: Memanfaatkan Deep Learning untuk Pendidikan Inklusif dan Progresif

24 November 2024   21:02 Diperbarui: 24 November 2024   21:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minimnya Investasi pada Pelatihan Guru, guru adalah motor utama pendidikan, tetapi mereka sering terjebak dalam sistem yang minim penghargaan. 

Pelatihan yang disediakan sering kurang relevan dengan tantangan zaman. Akibatnya, mereka para guru harus belajar sendiri untuk bertahan, padahal tugas utama mereka sudah berat adalah mencetak generasi penerus bangsa.

Relevansi Pendidikan dengan Dunia Kerja, siswa kita sering disebut "siap ujian, tapi tidak siap dunia." Pendidikan formal kita terlalu fokus pada nilai angka, bukan kompetensi hidup. 

Akibatnya, banyak lulusan yang merasa seperti "tersesat di jalan lurus" karena ilmu yang dipelajari tak nyambung dengan kebutuhan industri.

POTENSI DEEP LEARNING DALAM PENDIDIKAN

Deep learning membuka pintu menuju pengalaman belajar yang lebih personal dan futuristik. Teknologi ini lebih dari sekadar alat bantu ia bisa menjadi sahabat yang memahami kebutuhan belajar siswa.

Personalisasi Pembelajaran, bayangkan setiap siswa mendapat materi yang dirancang khusus untuk mereka, seperti playlist Spotify yang dipersonalisasi.

Teknologi ini memungkinkan siswa belajar sesuai kecepatan dan gaya mereka, tanpa merasa "tertinggal" atau "terlalu cepat."

Pemetaan Potensi dan Bakat, dengan analitik berbasis AI, guru dapat mengenali bakat tersembunyi siswa. 

Bukankah lebih baik jika seorang anak yang berbakat musik tidak dipaksa menjadi ahli matematika? Teknologi ini membantu menemukan jalan terbaik bagi setiap individu.

Pengajaran Berbasis Data, guru tidak lagi hanya mengandalkan feeling untuk mengevaluasi siswa. Dengan data real-time, mereka bisa langsung tahu di mana siswa kesulitan, dan memperbaiki metode ajar mereka. Ini seperti memiliki GPS dalam perjalanan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun