Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gelombang Rindu di Pantai Peninggalan

26 Desember 2023   22:58 Diperbarui: 26 Desember 2023   22:59 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelombang Rindu di Pantai Peninggalan

Oleh: Arfiani Yulianti Fiyul

Hari itu, aku menemukan diriku di sebuah pantai yang sepi. Pasir putih seperti tepung terasa lembut di bawah langkahku. Langit senja yang memerah di ufuk barat memberi warna keemasan pada laut yang tenang. 

Aku, sendirian di sini, jauh dari keluargaku yang berada di kota.

Ini adalah pantai peninggalan keluargaku, tempat di mana kenangan manis masa kecil mengalir dalam getaran setiap ombak. Aku terduduk di tepi pantai, menyaksikan air pasang yang perlahan menyusup ke tepiannya. 

Entah mengapa, detik itu membangkitkan rindu yang mendalam dalam hatiku.

Air pasang, seperti kenangan, datang begitu saja dan kadang-kadang membawa sesuatu yang tidak terduga. Di sini, di pantai ini, aku tumbuh bersama keluarga yang selalu memberi warna pada setiap gelombang hidupku. Kami sering bermain bersama, tertawa, dan mengukir kenangan yang tak terlupakan.

Namun, seiring waktu, kehidupan membawaku jauh dari pantai ini. Pendidikan, pekerjaan, dan berbagai arus hidup lainnya membawaku menjauh. 

Sejenak, aku merenung tentang betapa cepatnya waktu berlalu, dan betapa besar pengaruh keluarga pada diriku.

Air pasang semakin tinggi, hampir menyentuh ujung sandalku. Seakan-akan laut ingin menyapa dan mengenangkan pada setiap detik yang dilewatkan bersama keluargaku di sini. 

Sementara itu, matahari meredup di balik cakrawala, meninggalkan warna oranye yang memukau.

Aku mencari sebuah batu kecil dan mulai mengukir inisial keluargaku di pasir. Dalam setiap goresan pahat, aku mencoba memperpanjang matahari senja yang menyinari langit dan hatiku. 

Aku tahu, walaupun jauh di sini, kita tetap terhubung oleh garis-garis waktu yang indah.

Gelombang pasang semakin besar, mengingatkanku pada dinamika kehidupan yang terus bergerak maju. Namun, seiring gelombang itu kembali ke laut, aku merasa sesuatu yang ajaib. 

Rindu menjadi hangat, dan aku tahu bahwa keluargaku, meskipun terpisah oleh jarak, selalu dekat dalam ingatanku.

Sebelum meninggalkan pantai itu, aku berdiri dan menatap laut yang luas. Air pasang telah mencapai puncaknya, begitu juga rindu di dalam hatiku. 

Aku tahu, setiap kali aku merindukan keluargaku, aku bisa kembali ke pantai ini, tempat di mana ombak membawa cerita-cerita yang tak terlupakan. 

Dan di sanalah aku akan menemukan kenyamanan dan kehangatan, seperti saat air pasang mengingatkanku pada kisah keluarga yang selalu terukir di hati.

Cimahi, 26 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun