Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melintasi Kehilangan, Refleksi Dalam Kaca yang Menyesakkan

3 September 2023   21:23 Diperbarui: 3 September 2023   21:38 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melintasi Kehilangan, Refleksi Dalam Kaca yang Menyesakkan

Oleh: Arfiani Yulianti Fiyul

Hari itu, aku menatap diri di balik cermin dan merasa. Hanya merasa dan mungkin tak mengerti. Mengapa ada kesedihan melanda saat kehilangan. Bukankah itu sebuah pilihan dalam kehidupan. Mengapa ternyata menyesak di dada.

Cermin itu adalah sahabatku, tetapi juga musuhku. Saat-saat seperti ini, aku bertemu dengannya untuk mencoba memahami apa yang ada di dalam diriku. Mataku memandang tajam gambar yang tercermin, mencoba melihat lebih dalam lagi. Itu adalah wajahku yang penuh dengan keraguan dan kebingungan.

Aku tahu, kehilangan adalah bagian dari hidup. Setiap orang pasti akan mengalaminya, entah dalam bentuk kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan, atau bahkan harapan.

Kehilangan adalah pelajaran yang tak terelakkan, tapi mengapa rasanya begitu menyakitkan?

Kali ini, aku kehilangan seseorang yang selalu ada di sampingku. Seseorang yang selalu mendengarkan curhatanku dan memberi nasihat saat aku bingung.

Seseorang yang memberiku kekuatan saat aku merasa lemah. Kehilangan ini membuatku terombang-ambing dalam perasaan, mencari jawaban yang tak kunjung datang.

Aku ingin tahu mengapa aku merasa seperti ini. Mengapa ada rasa kekosongan di dalam hatiku yang begitu sulit dijelaskan.

Aku mencoba berbicara dengan cermin, berharap cermin itu akan memberiku jawaban yang aku cari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun