Mengoptimalkan Keaksaraan Sejak Usia Dini
Oleh: Arfiani Yulianti Fiyul
Pada suatu perjalanan keluar kota, penulis berdampingan duduk dengan seorang ibu yang berusia mungkin seperti ibu penulis (almarhum), ya...tebakan saya ( penulis) di usia 70 tahun.
Ibu itu aktif yang bertanya pada penulis, "neng sendirian aja", lalu menawarkan permen pada penulis dan penulis mengambil permen yang di tawarkan lalu penulis pun membalasnya dengan memberikan sesuatu pada ibu itu.Â
Ibu itu melakukan komunikasi lisan yang aktif pada penulis.
Sungguh suatu keadaan yang tidak biasa bagi penulis karena sepanjang perjalanan yang dalam waktu cukup lama (3 jam) ibu melakukan aktifitas menulis, bukannya tidur tapi sepanjang jalan menulis.
Penulis tidak bertanya, namun ibu itu yang menyampaikan, "ibu nulis agar kalau kesini lagi tidak lupa jalan belok nya".
Padahal tidak perlu di tulis ya karena Insya Allah akan sampai tempat tujuan karena kita menggunakan kendaraan umum.
Namun, sebagai penulis memandang tulis menulis yang di lakukan oleh ibu itu sudah sangat langka, tulis menulis menggunakan alat tulis saat ini jarang di gunakan apalagi seusia itu.
Penulis melanjutkan lagi, bermain sendiri dalam pemikiran berarti stimulasi aksara ibu ini berhasil  dan melekat.  Proses pembelajaran keaksaraan (pra membaca dan pra menulis) berhasil sehingga usia tua pun tetap ingin menulis.
Saat ini, Sebagian besar orang banyak malas menulis menggunakan alat tulis karena lebih suka langsung kutak katik di "handphone" maupun di laptop, bahkan tanda tangan pun sudah menggunakan scan maupun barkot.
Padahal kalau melihat perspektif menulis dengan menggunakan alat tulis sangatlah berguna, sinkron antara jemari dengan bagian otak selalu berhubungan sehingga daya ingat itu selalu terlatih, penulis tertarik untuk mengangkat suatu tulisan mengenai bagaimana menstimulasi keaksaraan sejak usia dini.
Sobat pembaca, memfasilitasi proses pembelajaran keaksaraan (pra membaca dan pra menulis) bagi anak usia dini memerlukan pendekatan yang berfokus pada kreativitas, interaksi, dan pengalaman langsung.
Penulis mencoba menyampaikan beberapa langkah yang dapat untuk memfasilitasi proses tersebut:
1. Stimulasi Sensorik dan Motorik
Aktivitas yang melibatkan indra seperti perabaan, pendengaran, penglihatan, dan gerakan fisik membantu mengembangkan koneksi otak pada anak-anak.
Gunakan mainan yang berbeda tekstur, bentuk, dan suara untuk merangsang indra mereka.
2. Cerita dan Dongeng
Bercerita adalah cara yang efektif untuk memperkenalkan kata-kata, frasa, dan struktur bahasa kepada anak-anak.
Gunakan cerita-cerita yang sederhana dan menarik, serta dorong mereka untuk berpartisipasi dengan bertanya atau menirukan suara-suara dalam cerita.
3. Aktivitas Bernyanyi dan Menyanyi
Lagu-lagu anak-anak yang sederhana dan berirama bisa membantu mereka mengenali suara-suaran dalam bahasa, serta memperkuat ingatan visual dan auditif.
4. Kegiatan Merangkai Kata
Gunakan bahan seperti blok huruf atau kartu kata dengan gambar untuk membantu anak-anak mengenali huruf-huruf, menghubungkannya dengan gambar, dan memahami kaitan antara kata-kata dan objek.
5. Permainan Asah Kata
Gunakan permainan seperti "bingo kata" atau "teka-teki silang" sederhana yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mereka. Ini dapat membantu memperluas kosa kata mereka.
6. Menggambar dan Melukis
Aktivitas artistik dapat membantu anak mengembangkan keterampilan motorik halus dan juga membantu mereka memahami hubungan antara gambar dan kata-kata.
7. Aktivitas Pemilahan dan Klasifikasi
Ajak anak untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan ciri-ciri tertentu, seperti warna, bentuk, atau ukuran. Ini membantu mereka memahami konsep abstrak seperti klasifikasi.
8. Aktivitas Luas dan Sempit
Gunakan benda-benda sehari-hari untuk membantu mereka memahami konsep kata sifat seperti "besar" dan "kecil," "tinggi" dan "rendah."
9. Aktivitas Mengaitkan Suara dan Huruf
Gunakan lagu-lagu alfabet atau alat bantu yang membantu anak-anak mengenali suara dan huruf-huruf yang berbeda.
10. Permainan Peran
Melalui permainan peran, anak-anak dapat menggunakan kata-kata dalam konteks yang berarti, seperti bermain dokter-dokteran, berkebun, atau toko-tokoan.
11. Rangsangan Lingkungan Lengkap
Ciptakan lingkungan yang kaya akan bahan bacaan, seperti buku-buku cerita bergambar, majalah anak-anak, dan poster kata-kata sederhana di sekitar ruangan.
12. Keterlibatan Orang Tua
Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran ini sangat penting. Berikan panduan dan saran kepada orang tua tentang aktivitas yang bisa mereka lakukan di rumah untuk mendukung pembelajaran keaksaraan anak.
13. Kesabaran dan Pujian
Ingatlah, Â bahwa perkembangan anak pada tahap ini bervariasi. Beri pujian dan dorongan untuk setiap usaha yang mereka lakukan, meskipun hasilnya belum sempurna.
Nah pendekatan yang penuh kasih, interaktif, dan bermain adalah kunci dalam memfasilitasi pembelajaran keaksaraan pada anak usia dini.
Semoga saja dengan melakukan stimulasi yang tepat dan optimal maka sejak anak akan bermanfaat hingga dewasa, anak tumbuh dan berkembang keaksaraannya, literasi dan menyukai sehingga membuka jendela dunia di mulai dengan membaca dan menulis.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Arfiani Yulianti FiyulTop of Form
Cimahi, 29 Agustus 2023