Persaingan dan Harmoni
Pertarungan antara mendengar dan membaca sebagai sarana refleksi diri tidak selalu bersifat eksklusif. Sebaliknya, keduanya bisa saling melengkapi dan menguatkan.
Mendengarkan dengan hati-hati bisa menjadi pintu masuk untuk membaca lebih banyak perspektif yang lebih dalam.
Sebaliknya, membaca memperkaya wawasan kita yang kemudian dapat kita bawa ke dalam interaksi dan komunikasi kita.
Namun, kompetisi juga bisa muncul. Dunia yang terus bergerak dan banyak informasi yang tersedia seringkali menggiring kita untuk mengambil jalan pintas dan hanya "mendengar" tanpa benar-benar "mendengarkan."
Sementara itu, banyak orang hanya membaca dengan cepat untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan tanpa benar-benar merenungkannya.
Ini mengingatkan kita pada pentingnya melatih keterampilan mendengar dan membaca yang aktif serta mendalam.
Determinasi dari penulis, bahwa persaingan antara mendengar dan membaca sebagai sarana refleksi diri adalah perjalanan yang mengajak kita untuk merenungkan sejauh mana kita mampu memahami dan menghargai pandangan orang lain, dan sejauh mana kita mampu meresapi dan memproses informasi dengan mendalam.
Keduanya memiliki peran penting dalam memperluas pemahaman diri dan pemahaman tentang dunia di sekitar kita.
Keterampilan ini tidak hanya berdampak pada hubungan kita dengan orang lain, tetapi juga pada kemampuan kita untuk beradaptasi, belajar, dan berkembang secara pribadi.
Dalam menghadapi rivalitas antara keduanya, tantangan utama adalah untuk tetap bersifat reflektif, terbuka, dan komprehensif dalam pendekatan kita terhadap informasi dan interaksi.