Catatan Siang:  Mengenai  Makna  Musibah Adalah Realitas Objektif Dan Kebahagiaan Atau Sedih Adalah Realitas Subjektif
Oleh: Arfiani Yulianti Fiyul
Sobat, pernahkah terpikirkan bahwa musibah adalah realitas objektif, sementara kebahagiaan atau sedih adalah realitas subjektif?
Dalam kehidupan ini, kita sering dihadapkan pada dua sisi yang berbeda ini, dan melihat makna di baliknya dapat memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang perjalanan hidup.
Musibah, dengan segala keadaan sulit dan penderitaan yang membawa, adalah realitas objektif. Mereka adalah peristiwa yang terjadi di dunia nyata, dengan dampak yang dapat dirasakan oleh banyak orang.
Bencana alam, kecelakaan, kematian, atau kehilangan adalah contoh nyata dari musibah ini. Mereka hadir tanpa memandang siapa kita, apa yang kita rasakan, atau bagaimana kita melihat dunia.
Musibah adalah bagian dari kehidupan yang tidak dapat kita hindari, dan mereka mengingatkan kita akan kerentanan dan ketidakpastian yang menyelimuti keberadaan kita.
Namun, di sisi lain sobat kebahagiaan atau sedih adalah realitas subjektif. Mereka adalah perasaan yang timbul di dalam diri kita, berdasarkan persepsi, harapan dan pengalaman kita sendiri.
Kebahagiaan dapat kita temukan dalam momen kecil yang membahagiakan, kesuksesan yang kita raih, atau hubungan yang memberi dukungan dan kehangatan.
Sedih, di sisi lain, adalah reaksi emosional terhadap kehilangan, kegagalan, atau kesulitan yang kita hadapi. Baik kebahagiaan maupun sedih dipengaruhi oleh faktor subjektif, seperti sikap mental, pandangan hidup, dan harapan yang kita miliki.
Perbedaan antara musibah sebagai realitas objektif dan kebahagiaan atau sedih sebagai realitas subjektif adalah pada sifat pengaruhnya terhadap kita.
Musibah seringkali memberikan dampak yang mendalam dan dapat mengubah kehidupan kita dalam sekejap. Mereka bisa menyebabkan kesedihan, trauma, dan tantangan yang sulit diatasi.
Lalu, kebahagiaan atau sedih mempengaruhi keadaan emosional kita, mempengaruhi persepsi kita terhadap dunia, dan memberi warna pada pengalaman hidup kita.
Sobat, oleh itu penting untuk menyadari bahwa musibah dan kebahagiaan atau sedih adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Keduanya memberi makna dan memberi nuansa pada perjalanan kita.
Musibah mengajarkan kita ketabahan, kekuatan dalam menghadapi tantangan, dan memperkuat rasa empati dan kepedulian kita terhadap orang lain yang menderita.
Kebahagiaan dan sedih memberikan warna dan keindahan pada perjalanan kita, memberikan makna yang dalam dalam momen-momen berharga dan kesedihan yang kita alami.
Akhirnya curhatan penulis, jadi musibah adalah realitas objektif yang melibatkan peristiwa dan dampak nyata dalam kehidupan kita.
Sementara kebahagiaan atau sedih adalah realitas subjektif yang melibatkan perasaan dan emosi kita sendiri.
Meskipun keduanya memiliki pengaruh dan sifat yang berbeda, keduanya memberikan makna dan pelajaran berharga dalam perjalanan hidup kita.
Memahami perbedaan ini membantu kita menghargai dan merangkul setiap aspek kehidupan, baik itu dalam suka maupun duka.
Menerima musibah sebagai bagian dari realitas objektif dan menghargai kebahagiaan atau sedih sebagai realitas subjektif dapat membantu kita memahami dan menghadapi perjalanan hidup dengan kedewasaan, rasa syukur, dan keberanian.
Wallahu a’lam bish-shawabi
Penulis : Arfiani Yulianti Fiyul
Cimahi, 6 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H