Anak Laki-laki yang Selalu Berada di Depan Toko Swalayan

Anak Laki-Laki Yang Selalu Berada Di Depan Pintu Toko Swalayan

Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul

Di depan pintu swalayan di tepi jalan itu, selalu ada seorang anak laki-laki yang duduk di atas karung beras. Setiap hari, dari pagi hingga malam hari, dia duduk di sana tanpa henti.

Dia adalah seorang anak kecil dengan rambut gondrong dan baju lusuh yang selalu terlihat kotor dan robek di sana-sini.

Setiap kali ada orang yang masuk atau keluar dari toko swalayan, anak laki-laki itu selalu memberi salam dan tersenyum ramah.

Tapi banyak orang yang mengabaikannya, menganggapnya sebagai pengemis atau anak jalanan yang tidak berguna.

Namun, tidak demikian halnya dengan seorang karyawan swalayan yang bernama Pak Deden. Setiap kali Pak Deden melihat anak laki-laki itu di depan pintu, dia selalu memberinya makanan dan minuman.

Pak Deden juga selalu berbicara dengan anak laki-laki itu, menanyakan kabarnya dan mencoba memahami kehidupannya.

Suatu hari, ketika Pak Deden memberi makanan pada anak laki-laki itu, anak laki-laki itu berbicara. Dia bercerita tentang kehidupannya dan keluarganya yang tidak mampu. Dia mengatakan bahwa dia selalu berada di depan pintu swalayan untuk mencari makanan dan uang yang bisa membantu keluarganya.

Pak Deden terkejut mendengar cerita itu. Dia merasa sedih dan iba melihat anak laki-laki itu harus berjuang sendiri untuk mencari makanan dan uang.

Pak Deden pun berjanji untuk membantu anak laki-laki itu dan keluarganya. Dia membeli beberapa bahan makanan dan memberikannya pada anak laki-laki itu, serta memberinya uang agar bisa membantu keluarganya.

Sejak saat itu, Pak Deden selalu memberikan bantuan pada anak laki-laki itu dan keluarganya. Dia juga mengajak rekan-rekannya untuk membantu. Anak laki-laki itu menjadi lebih ceria dan senang, dan selalu tersenyum ramah pada semua orang yang datang ke swalayan.

Hari demi hari, kehidupan anak laki-laki itu dan keluarganya semakin baik. Mereka tidak lagi kesulitan mencari makanan dan uang untuk hidup.

 Anak laki-laki itu pun tidak lagi harus berada di depan pintu swalayan setiap hari untuk mencari makanan. Namun, dia tetap duduk di sana sebagai pengingat bahwa ada banyak orang di luar sana yang membutuhkan bantuan dan kebaikan hati orang lain.

Berbagi cerita dalam bulan Ramadhan

Penulis : Arfiani Yulianti Fiyul
Cimahi, 09 Maret 2023