7 (tujuh) Cara Menangani Anak Usia Dini yang Hiperaktif
oleh : Arfiani Yulianti Fiyul
Sudah beberapa hari penulis sibuk dengan kegiatan diluar, jadi sudah beberapa hari penulis tidak bertemu langsung dengan para pendidik (guru) Â dan anak-anak yang sekolah di salah satu lembaga yang dikelola oleh penulis. Kangen juga rasanya tidak bertemu dengan anak-anak yang selalu hadir dengan keunikannya masing-masing.
Teman-teman pendidik yang ada di Lembaga,  kalau tidak bertemu dengan penulis pasti rajin melaporkan kegiatan yang ada di Lembaga,  dan kemaren sore salah satu pendidik menelpon. Sebelum melanjutkan komunikasi, pendidik itu berkata melalui telpon dari seberang sana dengan suara agak pelan, " Bun, maafkan saya ya...saya tidak bisa menjaga sekolah dengan baik".
Lalu penulis pun bertanya, "ada  bu Guru", jawab guru " itu bun mainan disekolah rusak", di rusak oleh "Fulan", itu lho..murid kita yang hiperaktif itu", maafkan saya ya Bun, kata ibu guru.
Sobat pembaca, itulah sedikit percakapan dengan seorang pendidik (guru)Â di lembaga penulis bidang Pendidikan Anak Usia Dini.
Penulis jadi tertarik ingin membahas tentang cara menangani anak usia dini yang "hiperaktif", karena anak hiperaktif ini pasti sering ditemui dan ada saja dimana pun berada.
Sebelum penulis menyampaikan berbagai cara penanganan anak usia dini yang hiperaktif, penulis akan menyampaikan terlebih dahulu tentang Hiperaktif.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian yang disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.
Dan seringkali muncul bahwa anak hiperaktif itu di cap sebagai anak nakal atau bandel.