Bunga Putri Malu pun Merunduk Saat Senja
By. Arfiani Yulianti Fiyul
Kala melewati bunga putri malu disaat akan senja
nampak daun menunduk kebawah
Daun putri malu pun sudah menjatuhkan daunnya ke bumi
Melewati beberapa pepohonan besar ketengadahkan sedikit kepala ku atas
Nampak Daun-daun yang selebar mangkok
Dengan patuh dan melemahkan daunnya mengarah ketanah pijakannya
Bunga-bunga semua dengan bersahaja patuh pada bumi
Dedaunan dengan tertibnya berbaris kebawah untuk kembali ke tanah pijakannya
Dedaunan yang tinggi melonjorkan kebawah
Apalagi dedaunan yang pendek kadang menelungkupkan batangnya ke bumi
Mengarungi  sore menjelang terbenam matahari
Tubuhku pun serasa sudah melunglaikan semua tungkai-tungkainya
Dari arah atas hingga melewati tungkai lenganku dan bagian kaki
Sangat terasa  melemas sendiri tanpa ku pinta
Hening...hening sesaat semuanya sedang menikmati keheningannya masing-masing
Angin pun tak mau menampakan semilirnya
Angin pun serasa mengerti tak ingin mengganggu keheningan  senja
Pastinya serangga kecil yang tak  terlihat sedang berdiam berlindung diantara dedaunan yang sedang merunduk
Azan magrib mulai berkumandang
Terdengar suara pagar besi yang sedang dibuka
Terdengar suara sandal yang diseret oleh bapak-bapak yang menuju ke Masjid
Ada suara saling menyapa tetangga nya "ayo pak berjamaah"
Suara khas mereka bapak pensiunan yang sholeh
Bunga putri malu saja merundukkan daunnya  untuk bertasbih pada Sang Pencipta
Pepohonan saja  yang daunnya selebar mangkok sengaja merendahkan  daunnya mengarah ketanah
Apalagi sang mahluk paling sempurna Ciptaan Nya "manusia"
Sangat memalukan kalau tak ikut menundukkan dan mensujudkan kepalanya
Kehadirat Sang Pencipta
Untuk Bermohon kepadaNYAÂ
agar semua kebaikan kecil hari ini dapat diterimaNYA
Semua kesalahan-kesalahan besar dapat di ampuniNYA
Penulis : Arfiani Yulianti Fiyul
Cimahi, 25 Januari 2023