Mohon tunggu...
Arfel Faaza Hadyan
Arfel Faaza Hadyan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

lebih baik diam

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Makhluk Hijau Bawah Laut yang Menghadirkan Senyum Bagi Masyarakat Sulawesi Selatan

25 November 2023   12:18 Diperbarui: 25 November 2023   12:20 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Kedaulatan Republik Indonesia memiliki wilayah daratan dan perairan yang begitu luasnya, dari Sabang hingga Merauke. Dengan begitu perairan Indonesia berkontribusi besar dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional. Batasan perairan Indonesia tertulis dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 yang menyatakan bahwa perairan Indonesia meliputi teritorial perairan, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman (Undang-Undang No. 6 Tahun 1996).

Negara maritim merupakan salah satu julukan Indonesia karena luasnya wilayah laut yang dimiliki dengan kekayaan sumber daya laut yang melimpah. Rumput laut sebagai salah satu kekayaan sumber daya laut yang menjadi hasil produk unggulan di Indonesia karena rumput laut merupakan komoditas yang berkontribusi tinggi terhadap nilai ekonomi, baik pada pertumbuhan ekonomi domestik maupun pada nilai komoditas ekspor. Sebagai produsen rumput laut terbesar kedua setelah Tiongkok, dengan nilai yang mencapai USD 279,58 juta pada volume sebesar 195.574 ton pada 2020, Indonesia terus berkomitmen untuk selalu mengintensifkan hasil produksi rumput laut bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) (BPBL Lombok, 2022).

Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah yang memiliki beragam potensi sumber daya alam, salah satunya rumput laut. Produksi rumput laut terbesar di Indonesia adalah Provinsi Sulawesi Selatan, salah satunya pada Kota Palopo karena kota ini berbatasan langsung dengan Teluk Bone yang memiliki kontribusi besar terhadap sub sektor perikanan terutama pada produk rumput laut. Rumput laut Gracilaria merupakan salah satu komoditas unggulan di Palopo yang memiliki kualitas terbaik di dunia. Meski bukan penghasil rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan, Kota Palopo memiliki keunggulan dari sisi geografis sebagai sentra perdagangan, jasa dan industri di bagian utara Sulawesi Selatan, sekaligus menjadi simpul rumput laut daerah Tana Luwu dan sekitarnya. Namun, hampir seluruh pesisir di pulau Sulawesi Selatan membudidayakan rumput laut sehingga sekitar 60 persen produksi rumput laut di Indonesia berasal dari Sulawesi Selatan. 

Lokasi yang paling baik untuk menghasilkan rumput laut adalah daerah pesisir Sulawesi Selatan, khususnya daerah dengan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan rumput laut. Salah satu daerah yang mendukung pertumbuhan rumput laut adalah Kota Palopo. Letak Kota Palopo yang berbatasan langsung dengan Teluk Bone berkontribusi besar terhadap perekonomian, salah satunya adalah sub sektor perikanan. Namun, hasil laut mereka yang paling utama adalah rumput laut. Sebagai kota maritim, Palopo memiliki komoditas unggulan rumput laut Gracilaria dengan kualitas terbaik di dunia. Kota Palopo mengekspor komoditas ini ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Ringgit. Meski bukan penghasil rumput laut terbesar di Sulawesi Selatan, Kota Palopo memiliki keunggulan dari sisi geografis sebagai sentra perdagangan, jasa dan industri di bagian utara Sulawesi Selatan, sekaligus menjadi simpul rumput laut daerah Tana Luwu dan sekitarnya. Produksi rumput laut tertinggi yang pernah dicapai oleh daerah Sulawesi Selatan adalah tahun 2021, Sulawesi Selatan menjadi penghasil rumput laut terbanyak di Indonesia dengan 41,55% dari total penghasilan rumput laut nasional yakni 3,79 ton total produksi rumput laut. Seluruh produksi ini rata-rata berasal dari pembudidayaan di daerah Sulawesi Selatan itu sendiri. Tingginya hasil produksi itu tentunya memiliki pengaruh juga terhadap perekonomian masyarakat Sulawesi Selatan dikarenakan pengembangan budidaya rumput laut ini memiliki prospek yang sangat baik, terutama jenis rumput laut Gracilaria sp dan Eucheuma cottoni, yang sering digunakan karena harganya tinggi dan sering digunakan sebagai bahan kosmetik, makanan, agar, obat, dan sebagainya. Membuat nata de seaweed adalah salah satu potensi pertumbuhan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Selain menjual rumput laut secara langsung, masyarakat dapat memanfaatkan potensi rumput laut yang mereka miliki untuk berkreasi dan menambah keterampilan. Pembuatan nata de seaweed ini mudah dilakukan oleh orang-orang di Sulawesi Selatan, yang memungkinkan produk mereka dijual dan bersaing dengan produk lain. Lain dari itu, dengan dukungan dari pemerintah setempat, tingginya pasokan rumput laut memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat seperti yang ditunjukkan oleh pembangunan pabrik pengolahan rumput laut terbesar di Indonesia di Pinrang. 

Potensi rumput laut yang besar di Sulsel memberi kesempatan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) pengolah rumput laut untuk menggerakkan perekonomian mereka. Kamis, 16 Juli 2017, tim Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Makassar mengunjungi Sekretariat Rumput Laut Center (RLC) wilayah SulSel yang terletak di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Tim KLT yang terdiri dari Teguh Budiono dan Daya Aruna bertemu dengan pak Agus selaku Sekretaris RLC Sulsel, untuk mengorek informasi tentang UKM yang tergabung dalam RLC. Agus menyatakan bahwa lebih dari 700 orang pelaku UKM yang tergabung dalam RLC dan kebanyakan berdomisili di Pinrang, Luwu, Palopo, dan Bulukumba. BSN, secara khusus Kantor Layanan Teknis Makassar, menawarkan program fasilitas insentif kepada UKM. Program ini ditujukan kepada UKM yang memiliki produk unggulan terutama dalam hal produk pangan, non pangan, dan jasa, yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Melalui penjualan produk olahan rumput laut dan besarnya daya serap tenaga kerja yang dibutuhkan oleh banyaknya UKM di Sulawesi Selatan, masyarakat di sana bisa memperoleh pemasukan tambahan dan hal itu menjadi pendorong perekonomian mereka. 

Dalam produksi tentunya profit merupakan tujuan utama dari kegiatan produksi dan jual beli. Di zaman sekarang dimana banyak barang mentah diolah untuk mempunyai nilai tambah, dan rumput laut pun salah satu dari bagiannya. Untuk mendapatkan sebuah nilai tambah rumput laut diolah menjadi berbagai olahan pangan dan juga non pangan (Kemenperin, 2021). Tentunya olahan ini akan menghasilkan nilai fungsional dan ekonomis yang lebih besar. Berbagai produk sudah dihasilkan dari olahan rumput laut ini. Industri pangan dan nonpangan keduanya menggunakan produk olahan rumput laut. Dalam industri pangan, produk rumput laut banyak digunakan sebagai bahan tambahan untuk bakso, nugget, dan jeli, dan lain-lain. Dalam industri non pangan, produk rumput laut biasanya digunakan untuk membuat cat, tekstil, kosmetik, sabun, dan sampo (Kemenperin, 2021). Tentunya hasil olahan itu memiliki nilai jual lebih, seperti yang kita tahu, kosmetik memiliki nilai ekonomis yang tinggi ditambah dengan brand-brand yang sudah terkenal dan besar.

Pertemuan tim KLT BSN Makassar dengan Agus, Sekretaris RLC Sulawesi Selatan https://bsn.go.id/main/berita/berita_det/8687/Menggali-Potensi-Rump
Pertemuan tim KLT BSN Makassar dengan Agus, Sekretaris RLC Sulawesi Selatan https://bsn.go.id/main/berita/berita_det/8687/Menggali-Potensi-Rump

Produk olahan rumput laut yang diproduksi oleh anggota RLC https://bsn.go.id/main/berita/berita_det/8687/Menggali-Potensi-Rumput-Laut-Sulawesi-Selatan
Produk olahan rumput laut yang diproduksi oleh anggota RLC https://bsn.go.id/main/berita/berita_det/8687/Menggali-Potensi-Rumput-Laut-Sulawesi-Selatan

Tingginya produksi rumput laut juga merupakan hasil kontribusi ataupun kerja sama dari berbagai pihak seperti, pemerintah daerah yang ikut andil dalam mendukung produksi rumput laut dengan memberikan pelatihan dan bantuan teknis kepada para petani. Sehingga adanya dukungan pemerintah tersebut dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam memproduksi rumput laut dan memastikan bahwa produksi rumput laut memenuhi standar kualitas yang tinggi. Kemudian, ditambah dengan adanya kontribusi masyarakat daerah yang berperan penting dalam produksi rumput laut dengan berpartisipasi aktif dalam membudidayakan rumput laut tersebut. Tentunya dalam budidaya rumput laut, memiliki cara dan juga metodenya sendiri, berbeda dengan tanaman darat pada umumnya. Dalam pelaksanaan budidayanya tentunya perhatian dan cara khusus harus diperhatikan petani agar bisa mendapatkan hasil yang baik dari budidaya tersebut. Dalam pelaksanaannya, tentunya akan ada banyak masalah, seperti penurunan tajam harga jual rumput laut. Harga rumput laut kering jenis Cottoni yang menjadi primadona saat ini mengkhawatirkan para petani. Harga yang tercatat di Kabupaten Jeneponto sekitar Rp. 11.000, Kabupaten Takalar sekitar Rp. 14.000, dan Kabupaten Bantaeng sekitar Rp. 10.000, masing-masing di bawah harga yang diharapkan. 

https://news.unair.ac.id/2021/06/08/analisis-peran-perempuan-pesisir-pembudidaya-rumput-laut-di-jawa-timur/?lang=id 
https://news.unair.ac.id/2021/06/08/analisis-peran-perempuan-pesisir-pembudidaya-rumput-laut-di-jawa-timur/?lang=id 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun