Mohon tunggu...
Arif Fadhillah
Arif Fadhillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNNES

Pendidikan adalah ornamen kemakmuran dan sebuah pleindung dalam kemalangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sastra Anak: Jendela Empati dan Toleransi di Seolah Dasar

6 Desember 2024   13:26 Diperbarui: 6 Desember 2024   15:05 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/10/090000069/sastra-anak--tahapan-unsur-dan-perannya?page=all 

 

Sastra anak memiliki potensi besar sebagai media untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi di sekolah dasar. Dengan menghadirkan dunia imajinatif yang kaya akan pesan moral, sosial, dan kemanusiaan, sastra dapat menjadi sarana yang efektif dalam membangun pemahaman siswa tentang keberagaman. Melalui cerita, siswa diajak untuk menghargai perbedaan, mengembangkan empati, dan mempererat hubungan sosial dengan teman sebaya. Sastra juga dapat membantu siswa memahami pentingnya hidup berdampingan di tengah masyarakat yang beragam.

Menurut Nuswantari (2018), sastra anak efektif dalam menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan, termasuk toleransi. Dengan berbagai genre seperti fabel, dongeng, dan cerita rakyat, siswa dapat belajar untuk menghormati perbedaan, menyelesaikan konflik secara damai, serta menjalin kerja sama. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai universal dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Sastra Anak dalam Pendidikan Karakter

Sastra anak tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai alat pembelajaran yang edukatif. Cerita yang terkandung dalam sastra sering kali memuat nilai-nilai moral yang relevan dengan kehidupan. Beberapa manfaat sastra anak dalam membangun karakter siswa adalah:

  1. Pengembangan Empati
    Melalui cerita yang menggambarkan perjuangan dan konflik tokoh, siswa belajar memahami perasaan serta sudut pandang orang lain. Hal ini membangun empati sebagai dasar penting untuk menciptakan toleransi.
  2. Pemahaman Keberagaman
    Cerita yang mencerminkan berbagai budaya, tradisi, atau agama membantu siswa mengenal dan menghargai keberagaman. Fabel atau cerita rakyat dari berbagai daerah, misalnya, menyampaikan pesan tentang pentingnya kerja sama dan saling menghormati.
  3. Penanaman Nilai Moral
    Sastra anak memberikan contoh nyata tentang penerapan nilai-nilai seperti kejujuran, toleransi, dan penghormatan dalam kehidupan sehari-hari. Alur cerita yang menarik memudahkan siswa untuk memahami dan menyerap pesan moral.

Pendekatan yang Digunakan

Untuk mengajarkan toleransi melalui sastra anak, berbagai pendekatan yang kreatif dapat diterapkan, antara lain:

  1. Pembelajaran Naratif
    Pendekatan ini melibatkan cerita yang mengandung konflik dan resolusi untuk menyampaikan pesan toleransi. Misalnya, guru dapat mendiskusikan alur cerita novel anak yang menggambarkan cara tokoh menyelesaikan perbedaan secara damai.
  2. Penggunaan Fabel dan Dongeng
    Fabel sering kali menggambarkan konflik dan kerja sama yang relevan dengan kehidupan manusia. Misalnya, kisah dua karakter yang berbeda tetapi harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama menjadi contoh konkret nilai toleransi.
  3. Drama dan Permainan Peran
    Melibatkan siswa dalam permainan peran atau drama berbasis cerita anak memungkinkan mereka mengalami langsung situasi karakter dalam cerita. Ini membantu siswa memahami perspektif berbeda dan melatih empati secara praktis.

Penerapan dalam Kurikulum

Mengintegrasikan sastra anak ke dalam kurikulum bahasa Indonesia dan pendidikan karakter memberikan dampak positif pada pembelajaran. Misalnya, Sugiarto (2019) mencatat bahwa penggunaan cerita berbasis sastra dapat meningkatkan keterampilan literasi sekaligus menciptakan suasana belajar yang inklusif. Melalui pendekatan ini, siswa dapat didorong untuk mendiskusikan nilai-nilai kehidupan, seperti pentingnya toleransi di masyarakat multikultural.

Kesimpulan

Penggunaan sastra anak dalam pendidikan dasar tidak hanya memberikan manfaat akademis tetapi juga memperkuat pembentukan karakter siswa. Dengan pendekatan yang tepat, sastra anak menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini. Langkah ini penting dalam membentuk generasi yang mampu hidup harmonis di tengah keberagaman. Integrasi sastra anak dalam kurikulum serta pendekatan yang kreatif menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan penuh empati, menyiapkan siswa untuk berperan aktif dalam masyarakat majemuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun