Mohon tunggu...
Ade Irmanus
Ade Irmanus Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Yakin Usaha Sampai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membentengi Anak dari Distorsi Teknologi dan Game Online

29 Juli 2019   19:03 Diperbarui: 29 Juli 2019   19:42 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan game online menjadi penyebab terbesar terjadinya kasus-kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak-anak. Sebanyak 30% kejahatan seksual terjadi berawal dari  game online yang berisikan konten pornografi. Saat ini, relugasi yang ada seperti Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik belum cukup mampu mengatasi dampak negatif game online terhadap anak-anak.

Akses untuk mendapatkan game online saat ini sangat mudah tanpa ada kontrol yang baik dari pemerintah. Regulasi yang ada, belum sampai pada tindakan untuk menyaring game-game online yang berasal dari luar negeri. Kemajuan teknologi yang begitu pesat memudahkan anak-anak untuk mengakses game yang digemarinya. Akibatnya, anak-anak sangat mudah terpapar efek negatif tanpa proteksi maksimal dari pemerintah. Game dengan konten kekerasan yang paling banyak diakses oleh anak-anak. Rowell Huesmann dalam jurnalnya menyatakan bahwa sejak awal tahun 1960-an, bukti-bukti penelitian telah menunjukan bahwa keterpaparan terhadap kekerasan di televisi, film, video game, telepon selular, dan internet meningkatkan risiko perilaku kekerasan bagi para penggunanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun