Mohon tunggu...
Arfan Wiantara
Arfan Wiantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A casual football enjoyer whose learning all about football journalism.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester United, Sang Setan Merah yang Kehilangan Tanduknya

20 Januari 2025   06:02 Diperbarui: 20 Januari 2025   12:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, bereaksi pada laga Liga Inggris antara Manchester United dan Brighton and Hove Albion di Old Trafford, Manchester, barat laut Inggris, pada 19 Januari 2025.(AFP/IAN HODGSON via kompas.com) 

Meski United mampu menaklukkan Manchester City pada ajang pertandingan di Etihad Desember lalu, mereka masih terjebak di peringkat ke-13.

Perlu diingat bahwa Ruben Amorim memiliki sistemnya sendiri dengan gaya permainan yang berbeda jauh dari permainan Erik Ten Hag. Komposisi tim pun juga memiliki andil besar dalam mengapa Manchester United tak bisa berlaga dengan optimal. 

Sayangnya, dengan taktik yang kontras dan komposisi pemain yang belum adaptif, Ruben Amorim memiliki tugas yang berat dalam membangun ulang tim yang dulunya berjaya ini.

Akan tetapi, bursa transfer Januari hanya tersisa 11 hari lagi. Hingga saat ini, Manchester United belum melakukan satupun kegiatan transfer. Kelemahan utama tim sudah terlihat di depan mata. Sayangnya, tak ada satupun upaya yang dilakukan untuk memperbaiki dan menanggulangi permasalahan yang selalu menghantuinya di dalam lapangan.

Bila terus berlanjut seperti ini. Tak mungkin Manchester United bersaing dalam perebutan gelar Liga Inggris. 

Persaingannya saat ini bahkan belum memasuki level Manchester City, Chelsea, Liverpool, dan tim-tim kuda hitam lainnya. Tim-tim di papan bawah bahkan masih mampu menaklukkan sang Setan Merah.

Apakah permasalahan utamanya berada pada sang pelatih yang mengorkestrasikan permainan? Apakah permasalahannya harus dititikberatkan kepada pemain yang merepresentasikan tim di dalam lapangan? Lalu, apa yang bisa menjadi solusi?

Apakah Manchester United harus melakukan pergantian pelatih untuk ketujuh kalinya? Atau haruskah Manchester United menghabiskan anggarannya untuk membangun ulang komposisi tim seperti bagaimana yang terjadi di musim-musim sebelumnya?

Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin belum mampu terjawab dalam waktu sesingkat ini. Namun pertanyaan-pertanyaan ini akan terus menghantui mereka bila ditindaklanjuti sesegera mungkin. 

Pada akhirnya, melihat dari apa yang terjadi di musim ini, Manchester United tak pantas menduduki peringkat 10 besar di liga, apalagi menjuarainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun