Mohon tunggu...
arfanda siregar
arfanda siregar Mohon Tunggu... pegawai negeri -

medan

Selanjutnya

Tutup

Money

Habis "Dodol" Terbit Dodol Bengkel

5 Desember 2018   09:00 Diperbarui: 5 Desember 2018   10:01 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah Buyung, seorang warga  dari Langkat yang datang pada tahun 1975 ke Desa Bengkel yang pertama kali mengenalkan usaha dodol. Konon, beliau berangkat ke Bengkel karena ingin mencari kerja. Namun, berbulan di sana, kerja yang diharapkan tak membuahkan hasil. Beliau tetap menjadi penganggur.

Karena di desak oleh kebutuhan hidup, Buyung terpaksa mencoba peruntungan dengan berdagang. Atas pertimbangan letak Desa Bengkel yang strategis dan kerap disinggahi mobil -- mobil angkutan lintas yang membawa penumpang dari Medan menuju Jakarta, beliau memilih membuat dodol dan menjualnya sebagai oleh-oleh khas Bengjkel. Ia memajang dodol-dodolnya di kedainya yang sederhana.

Pelan tapi pasti, usaha dodol terus meningkat pesat. Ia pun merekrut warga sekitar untuk membuat dodol. Kesuksesan Buyung tidak sendiri, berpuluh warga sekitar pun belajar dan mengikuti jejaknya menjadi pengusaha dodol Bengkel. 

Letak Bengkel yang strategis, dijadikan tempat pemberhentian bus-bus, lantas selain dodol, dijual juga makanan olahan lainnya seperti keripik ubi, pisang, maupun buah lokal mangga kuini. Belakangan, setelah banyak orang membuka usaha di sana maka jadilah sentra industri jajanan. Setidaknya ada sekitar 120 kios berdiri sebagai pusat penjualan dodol Bengkel di sepanjang Jalan Pasar Bengkel.

Dalam perkembangannya, produk dodol memiliki variasi rasa yang beragam seperti rasa vanili/biasa, rasa pandan, rasa nenas, rasa mangga, rasa durian, atau rasa kacang. Umumnya produk dodol ini dikemas dalam kemasan plastik biasa kemudian dikemas kembali dalam kemasan plastik yang lebih tebal dan diklem dengan hekter. Meski demikian, masih ada yang dikemas dengan menggunakan "upe" (bagian permukaan dari kulit batang daun pinang yang agak tipis berwarna putih kekuningan), tetapi ada juga yang ditimbang sesuai keinginan pembeli dan dibungkus dengan plastik biasa. Biasanya produk dodol ini dapat bertahan selama 15 hari.

Sekarang, mendapatkan dodol Bengkel tak perlu lagi jauh-jauh ke Desa Bengkel. Hampir di seluruh pusat oleh-oleh di Sumut kerap menjadikan dodol tersebut sebagai oleh-oleh khas Sumut. Bahkan, di Bandara Kualanamu ada stand khusus yang menjajakan oleh-oleh tersebut. Para turis domestic paling suaka membeli dodol Bengkel yang berasa durian. Harum dan rasanya membuat sensasi seolah-olah menikmati durian Medan yang terkenal.

Integrasi Dengan JNE

Ada kemajuan di era sekarang, beberapa pedagang  mulai menjual dodol Bengkel secara daring. "Wah ini tentu kemajuan bagi UKM yang ingin meningkatkan omzet penjualan melalui penetrasi pasar ke seluruh masyarakat Indonesia. Para pedagang tersebut mampu beradaptasi cepat seiring kemampuan menguasai teknolgi informasi. Beberapa pedagang bahkan telah melakukan perdagangan internasional melalui penjualan dodol secara daring

situs-5c072fb312ae9410302046a4.jpg
situs-5c072fb312ae9410302046a4.jpg
.

Bahkan, beberapa  situs perdagangan elektronik, seperti shopee, tokopedia, bukalapak, dan lain-lain tak ketinggalan memasarkan dodol Bengkel. Keberadaan toko daring tersebut, berpotensi meningkatkan omzet pedagang dodol Bengkel. Apalagi, persoalan pengiriman tak lagi menjadi masalah di tanah air mengingat JNE telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu perusahaan pengiriman barang terkemuka di tanah air. JNE turut berjasa mengembangkan pemasaran dodol bengkel sehingga di ujung tanah air pun dapat membeli dodol Bengkel yang memiliki berbagai rasa yang istimewa.

Kalau hanya mengirimkan dodol Bengkel kepada seluruh pelanggan di penjuru negeri, JNE merupakan pilihan yang tepat sebagai penyedia jasa pengiriman barang. Kalau sudah demikian, istilah "dodol" yang berkonotasi miring dalam bahasa Melayu akan habis diganti oleh dodol bengkel yang rasanya maknyus. Tentu, JNE pun turut berjasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun