Nama : Arfahdillah Dwi Maulany
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Keterangan : Resensi Buku
Judul Buku : Delapan Sisi
Penulis: Adityarakhman, Astri Avista, MB Winata, Norman Erikson Pasariu, Prily V, Ridha A Rizki, RF Respaty, Riesna Kurnia
Penerbit: Plont Point Publishing
Tahun terbit: 2013
Halaman: vi + 146
Judul Rancangan Tulisan: Sudut Pandang
Sinopsis:
Seorang remaja harus memilih antara cinta atau masa depan.
Seorang ibu harus memilih untuk menuruti tuntutan sosial atau tuntutan anak kandungnnya
Seorang pengasuh harus memilih satu dari puluhan anak yang diasuhnya
Seorang bapak menghadapi pilihan untuk percaya pada mimpi atau pragmatis saja
Seorang dokter harus memlih untuk setia pada janji atau setia pada diri
Seorang pendidik harus memilih kebahagiaan dirinya atau anak menantunya
Seorang istri dihadapkan pada pilihan cintanya pada suami atau anaknya
Ini adalah delapan kisah tentang kehidupan, delapan cerita tentang pilhan. Tentang seorang lelaki yang berprofesi sebagai dokter aborsi. Seperti sebuah berlian dengan delapan sisi, delapan kisah di dalamnya adalah pantulan dari kehidupan satu orang. Kisah delapan orang terkait karena pilihan satu orang. Karena manusia bukan sebuah pulau yang hadir sendiri, pilihanmu bukan milikmu saja.
Resensi:
Delapan Sisi adalah novel yang ditulis oleh delapan orang penulis, novel ini berisi cerita-cerita pendek yang disatukan, meski ditulis oleh delapan penulis, cerita dalam novel memiliki alur utama atau benang merah yang sama, yakni tentang pilihan. Masing-masing penulis memiliki satu chapter dengan pemeran yang berbeda tetapi masih berkesambungan. Masing-masing bab menonjolkan alur utamanya yakni pilihan, semua pemeran dihadapkan dengan pilihan hidupnya masing-masing.
Pilihanmu bukan milkmu saja, terkadang kita hanya memikirkan dampak dari pilihan kita untuk diri kita sendiri, tetapi tidak memikirkan dampak pilihan kita bagi orang lain yang bahkan mungkin saja ada yang merasa rugi karena piihan kita.
Pada bab pertama buku ini, Rini, pemeran utama pada bab pertama, diberi pilihan antara cinta atau masa depan. Sejak kecil ia bermimpi menjadi ahli hukum, ia adalah anak yang ambis mengejar mimpinya, tetapi sejak mengenal Rendy, ia terasa berbeda. Mereka berdua menjalin hubungan sampai Rini terungkap mengandung anak Rendy di luar nikah. Rini dihadapkan dengan pilihan mempertahankan kandungannya atau mengejar mimpinya menjadi ahli hukum, dan Rini memilih untuk menggugurkan kandungannya dengan aborsi, dan mengejar mimpinya menjadi ahli hukum.
Pada bab kedua buku ini, Surti, pemeran utama pada bab kedua, diberi pilihan antara menuruti tuntutan sosial atau tuntutan anak kandungnya. Surti tinggal bersama suaminuya yang merupakan anggota PKI dan kedua anaknya, yang kemudian terpaksa kabur dari kediaman mereka pasca Insiden pembunuhan para jenderal di Lubang Buaya yang mengakibatkan adanya perburuan anggota dan underbow PKI. Keluarga kecil Surti bersembunyi di sebuah Gua dalam kurun waktu yang tidak sebentar. Suatu ketika, satu putrinya ditemukan tak bernyawa di sungai dekat gua mereka bersembunyi. Surti merasa kecewa pada dirinya dan suaminya karena tidak bisa menyelamatkan putrinya. Ia memutuskan meninggalkan sang suami, ia membawa putrinya satu satunya di gelap malam. Tidak memiliki apa-apa, Surti meminta bantuan semua orang sampai ada seorang wanita yang membantunya memberi tempat tinggal, makan dan kebutuhan hidup. Ternyata sebagai imbalan bantuannya, Surti disuruh menjadi lonte. Setelah ragu, Surti memilih mengambil pekerjaan itu. Sampai ia kebobolan dan mengandung anak dari pelanggannya, Surti berusaha menggugurkan bayinya tapi tidak juga berhasil, dan ia memilih mempertahankan kandungannya hinga ia melahirkan sang anak.
Pada bab ketiga buku ini, Lastri, pemeran utama pada bab ketiga, diberi piihan yakni memilih satu anak dari puluhan anak yang ia asuh. Lastri adalah pengasuh di sebuah panti asuhan, di antara puluhan anak asuhnya, Sugeng ialah anak yang ia sangat sayangi, bukan tak menyayangi anak yang lain, tetapi ada yang berbeda pada Sugeng, suatu ketika, Sugeng hendak diasuh oleh sepasang suami istri, tetapi Lastri menahan, ia tak mau memberi hak asuh Sugeng pada sepasang suami istri itu. Lastri lalu diberi pilihan hidup antara mengasuh semua anak asuhannya termasuk Sugeng tetapi dengan kondisi keuangan yang seadanya, atau mengasuh puluhan anak lain tanpa adanya Sugeng tetapi dengan kondisi keuangan yang baik.
Pada bab keempat buku ini, Mujis, pemeran utama pada bab keempat, diberi pilihan yakni percaya pada mimpi atau pragmatis saja. Mujis adalah seorang guru SD juga seorang tukang becak, ia adalah tukang becak yang mengantar pasien yang hendak melakukan aborsi ke rumah sakit. Ia mendapat sebuah mimpi buruk yang mungkin saja merupakan pesan untuknya. Di mimpinya ia seolah olah dihantui, dia menggenjot becaknya, tetapi ada yang berbeda. Di roda pertama becak ada gambaran dirinya berpakaian rapi, berseragam sebagaimana ia yang merupakan guru. Di roda kedua, ada gambaran keluarganya yang melambai, tetapi saat ia hendak mendekat, seseorang datang dan mnendang semua anggota keluarganya, tak terima, ia hendak memukul sang pelaku tetapi tiba-tiba saja hilang. Di roda ketiga, ada gambaran seorang tukang becak yang membawa muatan besar yang ditutup oleh terpal, ketika berhenti, ia membuka tutupan muatan itu yang ternyata isinya adalah tumpukan bayi-bayi, bayi-bayi itu menghampirinya. Dihantui, Mujis dihantui oleh rasa bersalah karena mendukung perbuatan aborsi. Ia dihadapkan dengan pilihian menanggapi mimpinya itu sebagai bunga mimpi saja atau merupakan peringatan atas pekerjaan sampingannya.
Pada bab kelima buku ini, Urip, pemeran utama pada bab kelima dan pemeran pembantu di beberapa bab buku ini, diberi pilihan untuk setia pada janji, atau setia pada diri sendiri. Urip adalah seorang dokter, dokter aborsi ilegal. Dia sudah melakukan aborsi ilegal pada ratusan pasiennya, termasuk Rini. Ia sudah sangat lihai mengerjakan pekerjaannya itu. Saat ia memutuskan menutup praktik aborsinya, bertepatan dengan seorang remaja yang hendak melakukan aborsi dan tengah mengalami pendarahan, Urip mau tak mau membantu remaja itu melakukan aborsi. Dan disaat itulah polisi datang, tapi hal itu tak menghentikannya melakukan penanganan pada sang pasien, setelahnya barulah ia ditahan oleh polisi. Urip memilih setia pada diri sendiri dengan membuka praktik aborsi ilegal dan ingkar kepada janji sumpah.
Pada bab keenam buku ini, Tris, pemeran utama pada bab keenam, diberi pilihan unutuk tutup mata atau menghadapi kesalahannya. Tris adalah dosen di Fakultas Kedokteran. Pada bab ini, sangat ditonjolkan perbedaan antara mengajar dan mendidik Tris yakin, ia telah berhasil mengajar para mahasiswa, salah satunya ialah dengan menghasilkan lulusan terbaik yakni Sugeng. Meski kuliah dengan biaya dari beasiswa, sugeng berhasil menjadi lulusan terbaik universitasnya. Tetapi Tris gagal menjadi pendidik, ia gagal mendidik mahasiswanya, mahasiswa kebanggaannya, yamh ia bangga banggakan, Sugeng, membuka praktik aborsi ilegal. Tris terkejut dan kecewa kepada mahasiswa kebanggaannya itu. Tris dan sang istri berusaha keras untuk memperoleh keturunan, saat berhasil mengandung, istri Tris mengalami anemia yang mengakibatkan sang anak dan sang istri tidak bisa diselamatkan. Sedangkan mahasiswa yang ia banggakan, malah membuka praktik aborsi ilegal, merenggut nyawa anak anak yang tidak bersalah.
Pada bab ketujuh buku ini, Jeremy, uniknya, pada bab ini Jeremy bukanlah pemeran utamanya, melainkan neneknya. Ibu Siahaan, adalah seorang janda yang memiliki putra tunggal yang adalah seorang homoseksual, tentu ia tak bahagia tentang hal itu, ia tak senang kepada Thomas, menantunya, karena merasa Thomas telah mengubah anaknya. Ia mengharapkan seorang cucu dan terus menuntut cucu dari Leo, anaknya. Tetapi bagaimana, anaknya adalah seorang homoseksual dan telah menikah dengan seorang pria. Sang anak dan menantunya telah memutuskan untuk menyetorkan sperma, lalu seorang perempuan akan mengandung anaknya, lalu saat anak itu lahir, Leo dan Thomas akan mengambil anak itu, Jeremy. Tiada disangka tuntutan dari sang mertua membuat Thomas merasa sangat tertekan bahkan sang anak, Leo, menganggap bahwa Ibu Siahaan adalah akar dari pohon masalahnya. Mendengar sang anak mengatakan bahwa dirinya adalah akar dari pohon masalah hidup anaknya, Ibu Siahaan merasa terpukul dan sakit hati, ia tak menyangka telah menjadi ibu yang seperti itu di mata anak dan menantunya.
Pada bab kedelapan buku ini, Fendira, pemeran utama pada bab ini. Fendira adalah seorang istri dari seorang dokter, ia dihadapkan dengan pilihan antara cintanya pada suami atau pada anaknya. Fendira menikah dengan seorang dokter setelah ditinggal sang mantan kekasih, Anton. Saat menjalin hubungan dengan Anton, Fendira hamil di luar nikah, mengetahui hal tersebut, sang ibu tentu marah dan Fendira memutuskan untuk pergi dari rumah, dan mengiyakan ucapan Anton untuk mrngaborsi kandungannya. Saat akan menikah dengan Sugeng, kekasihnya, sang ibu tidak merestui mereka berdua karena perbedaan ras. Tetapi Fendira bersikukuh dan memutuskan pergi lagi dari kediaman sang ibu. Setelah menikah, Fendira susah hamil, hal itu membuat dia menjadi bahan omongan tetangga. Sugeng merasa bahwa memilki keturunan bukan hal yang utama dalam pernikahan mereka, sedang Ferdina, ia mendapat tekanan dari tetangga yang membuatnya bersikeras ingin memiliki keturunan. Setelah beberapa waktu, Ferdina akhirnya hamil, tetapi dokter mengatakan bahwa dinidng rahimnya tipis dan lagi-lagi dilakukan tindak aborsi. Semakin besar tekanan dan fitnah dari tetangga mereka, sampai akhirnya Ferdina hamil untuk ketiga kalinya. Walau dengan banyak rintangan, Ferdina berhasil melahirkan sang anak, Carlos.
Kelebihan Buku:
Novel delapan sisi ini sangat menarik karena ditulis oleh delapan penulis dengan beberapa sudut pandang yang memiliki satu alur utama.
Setiap cerita menawarkan perspektif baru dan unik
Cover buku delapan sisi juga sangat cantik
Kekurangan Buku:
Terdapat beberapa kalimat yang tidak diberi spasi antar katanya
“...sertamertamemelukRini.Iasulitmenyembunyikan...” (hlm.5)
“...iasegeramembangunkankeduaputrinya,menggendong...” (hlm.22)
Kesimpulan:
Delapan Sisi adalah buku yang cocok untuk pembaca yang mencari berbagai sudut pandang dan inspirasi dari berbagai pengalaman hidup. Sangat direkomendasikan bagi pembaca yang ingin menggali makna kehidupan melalui cerita-cerita pendek dan esai reflektif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI