Kompasiana - Kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam masa kepemimpinannya selama 10 tahun ini dinilai berhasil dengan diraihnya tiga rapor biru indeks dan indikator secara internasional.
Hal ini dirangkum oleh LSI Denny JA yang dirilis pada, Selasa (24/9).
Menurut LSI Denny JA, penilaian keberhasilan ini menggunakan data yang diberikan oleh lembaga internasional kredibel saja, mulai dari Bank Dunia atau World Bank, The Heritage Foundation hingga Social Progress Imperative.
"Secara menyeluruh, selama 10 tahun memerintah, Jokowi lebih banyak berhasil," jelas peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa, Selasa (24/9).
"Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam beberapa aspek, terutama dalam hal PDB, kebebasan ekonomi, dan kemajuan sosial melalui Social Progress Index," LSI Denny JA mencatat.
Rapor biru pertama, yakni pada indikator PDB dan PDB per kapita yang diukur Bank Dunia. Terdapat kenaikan PDB Indonesia sekitar USD509 miliar dengan rentang waktu 2014-2023.
"2014, PDB per kapita USD891 miliar dan PDB per kapita USD3.477. Pada 2023 PDB USD1,4 triliun dan PDB per kapita USD4.941," jelasnya.
Kedua, indeks kebebasan ekonomi yang diukur oleh lembaga The Heritage Foundation. Skornya pada 2023 sejumlah 63,5 dengan rangking 53. Sedangkan pada 2014 skor kebebasan ekonomi 58,5 dengan rangking 100.
Ketiga, rapor biru lainnya diraih dari indeks kemajuan sosial. Data itu diukur melalui Social Progress Imperative. Skornya pada 2014 sejumlah 61,65 dengan rangking 92. Sedangkan pada 2023 skor kemajuan sosial 67,22 dengan rangking 80.
Menurut Ardian, dengan mempertimbangkan data yang tersedia, masa kepemimpinan Jokowi bisa dinilai berhasil secara keseluruhan, terutama dalam menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di masa depan.
"Jika hanya dinilai dari satu sudut saja, misalnya, indeks demokrasi, memang rapor Jokowi merah. Jika hanya dinilai dari satu sisi lain, produk domestik bruto, rapor Jokowi biru. Jika hanya satu sisi lain yang ingin dinilai, misalnya, indeks korupsi, rapor Jokowi netral," ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H