Mohon tunggu...
Arfa Gandhi
Arfa Gandhi Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalistik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.kompasiana.com/arfa18 Berkarya itu bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Festival Mooncake: Perayaan Tradisi Kebersamaan dan Legenda di Bawah Sinar Rembulan

17 September 2024   22:00 Diperbarui: 21 September 2024   23:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiongkok ternyata memiliki satu budaya penting yang selalu dirayakan sejak 3.000 tahun yang lalu. Perayaan budaya tersebut adalah Festival Mooncake, atau biasa disebut Festival Pertengahan Musim Gugur.

Budaya ini sangat penting bagi masyarakat Tiongkok. Biasanya, budaya ini diperingati setiap tanggal 15 bulan 8 dalam kalender lunar. Menurut masyarakat Tiongkok, pada tanggal tersebut bulan purnama akan terlihat besar dan memilki sinar yang paling terang.

Pada tahun 2024, Festival Mooncake jatuh pada tanggal 17 September. Untuk perayaan tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, dimana tersaji tradisi makanan khas Mooncake atau kue bulan yang memiliki makna simbol kebersamaan.

Biasanya, kue dengan bentuk bulat yang melambangkan kebersamaan dan persatuan ini terbuat dari kulit tipis yang diisi dengan berbagai macam rasa, seperti pasta kacang merah, lotus, hingga kuning telur bebek yang melambangkan bulan.

Jadi selain memilki rasa yang sangat lezat, kue ini juga memiliki makna simbolis. Sebab, dalam tradisi mooncake, kue ini digunakan sebagai persembahan kepada dewi bulan, Chang'e.

Selain itu, kue ini juga akan dijadikan hadiah untuk para kerabat dan teman dekat, sebagai ungkapan sebuah harapan akan kebahagiaan dan kelimpahan.

Legenda di Balik Festival

Festival Mooncake juga memilki sederet cerita dari legenda Dewi Bulan, Chang'e. Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemanah bernama Hou Yi, yang berhasil menyelamatkan dunia dari panasnya 10 matahari yang hampir membakar bumi.

Sebagai hadiah, sang dewi pun memberikan pil keabadian kepada Hou Yi

Namun karena suatu insiden, pil tersebut harus ditelan oleh Chang'e yang merupakan istri dari Hou Yi, hingga akhirnya ia terbang ke bulan untuk selamanya.

Sejak saat itu, semua orang memberikan persembahan kue bulan sebagai sebuah penghormatan kepada Chang'e.

Tradisi dan Aktivitas Perayaan

Pada Festival Mooncake, masyarakat Tiongkok juga merayakannya dengan berbagai kegiatan yang memiliki sarat makna.

Berikut beberapa tradisi utama yang dilakukan saat perayaan Festival Mooncake:

1. Berkumpul Bersama Keluarga

Tak jauh berbeda dengan tahun Baru Imlek, Festival Mooncake juga menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga di bawah rembulan. Banyak yang percaya cahaya bulan purnama melambangkan harmoni dan persatuan.

2. Menyaksikan Bulan Purnama

Selain berkumpul bersama keluarga, Festival Mooncake juga dirayakan dengan menikmati sinar terang bulan purnama. Tradisi ini mencerminkan suatu keindahan dan memiliki makna spiritual dari festival tersebut.

3. Lentera dan Pertunjukan Seni

Festival Mooncake juga selalu dihiasi dengan lentera berwarna-warni berbentuk bulat atau naga yang terlihat menghiasi langit di malam hari. Hal ini dipercaya menjadi sebuah harapan akan nasib baik dan kesejahteraan.

Selain itu, Festival Mooncake juga dirayakan dengan beberapa aksi pertunjukan seni seperti tarian naga, tarian singa di beberapa daerah.

4. Persembahan untuk Leluhur dan Dewa

Festival ini juga dirayakan dengan ritual persembahan kepada leluhur dan Dewa Bulan, seperti menyajikan kue bulan dan buah-buahan sebagai simbol penghormatan dan rasa syukur.

Festival Mooncake di Indonesia

Di Indonesia, Festival Mooncake juga turut dimeriahkan di beberapa kota, seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, dimana kota-kota tersebut dihuni oleh komunitas Tionghoa.

Menariknya, festival ini dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti bazar, kuliner, hingga parade budaya.

Makna Modern Festival Mooncake

Akan tetapi memasuki era modern, Festival Mooncake tidak hanya menjadi sebuah perayaan tradisi, melainkan sudah berubah menjadi ajang komersial dan sosial.

Terbukti, mendekati momen Festival Mooncake banyak restoran dan toko kue yang menyajikan berbagai variasi kue bulan dengan rasa dan desain yang inovatif. Bahkan, saat ini sudah terdapat beberapa varian rasa modern seperti cokelat, green tea, dan buah-buahan eksotis.

Meski mengalami perubahan di era modernisasi, nilai dan makna dari Festival Mooncake, seperti rasa syukur, kebersamaan, dan harmoni keluarga tetap utuh terjaga.

Pasalnya, di bawah cahaya bulan purnama yang bersinar terang, festival ini mengingatkan pentingnya merawat hubungan dengan orang-orang terdekat dan menatap masa depan serta harapan yang cerah

Untuk itu, tidak ada salahnya untuk memberikan donasi kepada sodara-sodara kita yang berada di empat yayasan sebagai makan menjalin tali kasih.

Keempat yayasan tersebut adalah:
1. Yayasan Kanker Indonesia
2. Yayasan Pansopia Nusantara
3. Yayasan Untuk Segala Bangsa
4. Women's Internasional Club (WIC)

"Festival ini juga ditujukan untuk berbagi, saya berharap para peserta festival bisa mendonasikan sebagian pendapatannya pada yayasan sebagai penyambung tali kasih," ucap organizers melody grup - Adriana Sri Lestari disela acara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun