Setujukah kalian jika Papua bagaikan surga kecil yang jatuh ke bumi ?
Tentu jawabannya pasti setuju jika kalian pernah healing ke tanah Papua, menyambangi beberapa lokasi destinasi wisata alam yang memiliki keindahan tak tertandingi.
Akan tetapi jawaban "tak setuju" jika Papua dijuluki surga dunia tentu akan tetap datang dari pandangan banyak orang, terutama dari mereka yang belum pernah menginjakan kakinya di tanah Bumi Cenderawasih.
Saya sendiri pun setujuin mengakui keindahan alam di tanah Papua yang dibalut dengan nilai budaya khas Indonesia Timur, memberikan sebuah pengalaman yang tak pernah terlupakan.
Dan kata setuju jika Papua bagaikan surga kecil di dunia yang memiliki beragam keindahan wisata alam, saya utarakan dari pengalaman menetap selama 1 bulan di suku Dani yang berada di wilayah Lembah Baliem, Pegunungan Tengah.
Namun tak hanya suguhan pesona alam yang eksotis saya dapatkan selama berada disana, sejuta pengalaman yang saya dapatkan menjadi sebuah pelajaran berharga dalam menjalankan nilai-nilai toleransi antar umat beragama.
Tepatnya pada tahun 2016 silam, saya terbang dari Jakarta ke Papua dalam rangka perjalanan dinas yang saat itu ditugaskan oleh kantor tempat saya bekerja.
Perjalanan dari Jakarta menuju Jayapura memakan waktu sekitar 5 jam 20 menit. Sampainya di Bandara Sentani, saya harus melanjutkan perjalanan via udara menggunakan maskapai yang melayani penerbangan ke Bandara Wamena di Lembah Baliem, yang memakan waktu sekitar 55 menit.
Sampainya disana, saya berserta tim yang berjumlah 4 orang mendapatkan sambutan yang luar biasa dari kepala suku adat dan masyarakat setempat, yang sebelumnya sudah lebih dulu mendapatkan kabar dari rekan kerja di Papua soal kedatangan kami kesana.
Tradisi adat bakar batu yang dilakukan oleh masyarakat setempat dalam menyambut kedatangan tamu juga berjalan dengan khidmat.