Di era digital ini, media sosial telah menjadi ruang publik virtual yang ramai dikunjungi, termasuk oleh para mahasiswa.Platform ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari bertukar informasi, berinteraksi dengan teman, hingga mengutarakan pendapat. Namun, di balik sisi positifnya, media sosial juga menjadi wadah bagi praktik-praktik negatif,salah satunya nepotisme.
Nepotisme, atau praktik memberikan keuntungan kepada keluarga atau kerabat dekat tanpa memperhatikan kualifikasi,ternyata juga merajalela di kalangan mahasiswa. Saat ini, sedang ramai mengenai bantuan bidik misi yang tidak sesuai dengan gaya hidup dari pengguna.Â
Fenomena ini terlihat jelas ketika beberapa mahasiswa mendapatkan jabatan organisasi, beasiswa, atau kesempatan magang tanpa melalui proses seleksi yang objektif dan transparan. Hal ini tentu saja menimbulkan keresahan dan kecemburuan bagi mahasiswa lain yang merasa dirugikan.
Dampak nepotisme di kampus tidak hanya berhenti di dunia nyata, tetapi juga merambah ke ranah media sosial. Berikut beberapa pengaruh nepotisme terhadap perilaku mahasiswa di media sosial:
1. Pamer Keuntungan dan Koneksi
Mahasiswa yang mendapatkan keuntungan dari nepotisme terkadang cenderung memamerkannya di media sosial. Entah itu pamer jabatan organisasi, pamer beasiswa, atau pamer kesempatan magang. Hal ini bisa menimbulkan rasa iri dan kecewa bagi mahasiswa lain yang tidak mendapatkan kesempatan serupa.
2. Konten Negatif dan Hujatan
Nepotisme di kampus juga dapat memicu kemarahan dan frustrasi di kalangan mahasiswa yang merasa dirugikan. Rasa marah dan frustrasi ini bisa dilampiaskan melalui konten negatif di media sosial, seperti komentar pedas, hujatan, atau bahkan cyberbullying.
3. Kehilangan Semangat Berprestasi
Ketika mahasiswa melihat orang lain mendapatkan keuntungan tanpa usaha keras, semangat mereka untuk berprestasi bisa jadi menurun. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan perkembangan mahasiswa secara individu maupun kolektif.
4. Memperkuat Stereotip Negatif
Nepotisme di kampus bisa memperkuat stereotip negatif tentang mahasiswa, seperti mudah mengambil jalan pintas atau tidak kompeten. Hal ini tentu tidak baik bagi citra mahasiswa secara keseluruhan. Stereotip ini juga memberikan efek jangka panjang terhadap pandangan masyarakat mengenai suatu instansi.
5. Memperparah Perpecahan
Nepotisme dapat memicu perpecahan di kalangan mahasiswa. Mahasiswa yang merasa dirugikan bisa membentuk kelompok yang menentang nepotisme, sedangkan yang diuntungkan membentuk kelompok yang mendukungnya.Polarisasi ini dapat memperparah perpecahan sosial dan menghambat kemajuan bersama.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Sebagai mahasiswa yang cerdas dan kritis, kita perlu berani menyuarakan pendapat tentang nepotisme di kampus. Kita bisa mengkritik praktik ini di media sosial, mengadakan diskusi atau seminar, atau bahkan melaporkan ke pihak kampus.
Kita juga perlu mendukung sistem yang lebih adil dan meritokratis di kampus. Kita bisa mendukung sistem seleksi yang transparan dan objektif, serta mendorong terciptanya budaya prestasi yang menghargai usaha keras dan kemampuan.
 Mari kita lawan nepotisme di kampus bersama-sama! Dengan begitu, kita dapat menciptakan kampus yang lebih sehat dan bermanfaat bagi semua mahasiswa. Ingat, nepotisme bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang perlu kita selesaikan bersama!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI