Kepercayaan diri erat kaitannya dengan sikap yakin terhadap kemampuan serta potensi yang ada di dalam diri. Percaya diri juga dapat diartikan sebagai kondisi psikologis dimana seseorang optimis dan memiliki pikiran positif terhadap sesuatu yang akan dilakukan. Menjaga kepercayaan diri bagi remaja tentu sangat krusial mengingat hal itulah yang akan dijadikan modal untuk memudahkan berbagai aspek kehidupan pada remaja.
Ketika memasuki fase dewasa, remaja umumnya sedang aktif mencari jati diri dengan melakukan berbagai interaksi mulai dari dunia maya hingga dunia nyata. Interaksi ini akan membantu para remaja menemukan identitas diri yang kemudian dapat membentuk tolak ukur penilaian terhadap diri sendiri.
Kuliah yang diselenggarakan secara daring tidak dapat dipungkiri membawa remaja pada situasi minim interaksi. Sistem perkuliahan daring cenderung membuat sebagian besar mahasiswa merasa lebih canggung dan pemalu.
Hal ini menunjukkan bahwa sistem perkuliahan daring membuat mahasiswa bersifat lebih individualis. Perasaan canggung serta malu yang dialami responden erat kaitannya dengan frekuensi sosialisasi antar individu. Perasaan tidak nyaman yang hadir dan dirasakan dapat juga disebabkan oleh perubahan situasi, adanya orang baru, maupun bentuk ketakutan akan keyakinan yang diyakini sebagai apa yang dipikirkan oleh orang lain.
Selanjutnya, faktor kedua yang menjadi alasan rasa percaya diri yang turun ialah perasaan takut tidak dihargai. Perasaan ini umumnya timbul karena suatu individu pernah mengalami hal serupa sehingga muncul rasa trauma yang membekas. Hal ini dapat juga diakibatkan oleh situasi sosial yang tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu sehingga ia seringkali merasa diremehkan.
 Faktor lain yang berkaitan dengan turunnya rasa percaya diri ialah perasaan ragu pada diri sendiri. Perasaan ragu pada diri sendiri tentu merupakan penghalang bagi mahasiswa untuk berkembang. Pada situasi perkuliahan online, mahasiswa terkadang bersifat lebih tertutup dan malu mencoba hal baru karena adanya perasaan ragu tersebut.
 Meski begitu, perasaan ragu terhadap diri dapat diatasi salah satunya dimulai dengan hal kecil seperti memberanikan diri menjawab pertanyaan yang diajukan dosen ataupun bergabung dalam forum diskusi. Terkadang, perasaan ragu muncul disebabkan oleh faktor internal seperti pandangan pribadi yang cenderung pesimis hingga anggapan negatif mengenai apa yang mungkin akan terjadi.
Masa pandemi yang sudah berlangsung sejak 2020 telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia tak terkecuali sistem perkuliahan bagi mahasiswa. Namun, realita sistem pembelajaran daring menemukan beberapa kendala yang cukup serius terkait interaksi antar mahasiswa yang mempengaruhi tingkat kepercayaan diri.Â
Minimnya interaksi mahasiswa pada pelaksanaan pembelajaran daring cenderung mengikis tingkat keyakinan  akan potensi dalam diri. Tentu saja jika hal ini dibiarkan lebih lanjut dapat berimbas pada hal yang lebih serius seperti sikap antisosial dan individualisme yang tinggi.
Mahasiswa yang terkena dampak sistem pembelajaran daring diharapkan tidak larut dalam keterbatasan kondisi. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh mahasiswa guna meningkatkan rasa percaya diri dalam situasi daring ialah diantaranya mencoba berkomunikasi dimulai dari lingkup kecil, memberanikan diri bergabung dalam forum diskusi,Â
mencoba sedikit demi sedikit mengeluarkan ide maupun gagasan terkait suatu topik yang menjadi pembahasan baik dalam kelas maupun dalam diskusi lainnya, serta dapat juga memberanikan diri menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen pada saat berlangsungnya pembelajaran.