Mohon tunggu...
areta callista
areta callista Mohon Tunggu... -

suka mencoba resep baru, suka berkebun, mendaki gunung, snorkling.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta

16 Maret 2011   17:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:44 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta

Satu kata yang selalu membuat seseorang terhenyak

Terkagum

Bergumam

Berdecak

Atau bahkan tak mampu berkata-kata

Karena keindahanNYA

Cinta sejati..

Hanya kepadaNYA..

KarenaNYA..

###

Cinta

Kadangkala membuat galau

Menyesakkan dada

Meninggalkan sendu

Perih

Tak terperi..

Kata Jalaluddin Rumi..

"Kebesaran (baca: kemuliaan / kesejatian) cinta dapat diukur dari apa yang dicintainya. Duhai pecinta yang miskin, termasuk golongan yang manakah dirimu?"

Kadangkala manusia terlena

Tak mampu membedakan mana cinta yang sebenarnya cinta

Dan yang mana hanya nafsu belaka.

Dunia semakin gila

Orang beragama semakin terlihat asing

Tak ikut arus pun dianggap asing dan aneh.

Allah.. sungguh.. Surga itu mahal.

Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula.

Hanya orang-orang yang benar-benar beriman..

Yang akan bertahan.

Hanya orang-orang yang berpikir..

Yang akan bertahan..

Dunia hanya tempat singgah..

Sementara..

Tak kekal..

Tak abadi..

Dan manusia hanya makhluk lemah dihadapan Tuhannya.

###

Kontemplasi ini memaksaku untuk mengingatMU

Merenungkan keagunganMU..

Betapa bodohnya diri ini..

Begitu banyak hal yang telah kulakukan..

Merusak diri sendiri..

Tak kunjung jua sadar di titik balik yang sebenar-benarnya sadar.

Tapi aku takut..

Aku takut saat malaikat maut utusanMU menyapaku..

Aku belum siap dengan semuaNYA..

Tuhan..

Ajari aku mengenalMU..

MencintaiMU..

Aku..

Makhluk lemah..

Bernama manusia...

###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun