Mohon tunggu...
Astukah Resti Dirindari
Astukah Resti Dirindari Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Membaca suka tantangan dan ingin terus berkarya dan mengabadikan dalam sebuah buku

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Guru Penggerak, Tidak Berpihak pada Guru Swasta

17 Januari 2023   09:28 Diperbarui: 17 Januari 2023   09:31 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana tentang guru penggerak masih jadi perbincangan hangat di kalangan guru. Ada yang bilang mengikuti guru penggerak sangat rugi bagi guru swasta. Mengapa demikian? Menurut informasi salah satu manfaat ikut guru penggerak bisa untuk ikut seleksi kepala sekolah. Nah kalau di sekolah swasta untuk menjadi kepala sekolah tidak harus ikut seleksi, tergantung ketua yayasan siapa yang akan dijadikan kepala sekolah. 

Pertanyaan di atas sering terlontar dari beberapa guru yang tidak mau mendaftar guru penggerak. Pemikiran seperti seharusnya tidak terjadi karena untuk menjadi kepala sekolah tidak harus di sekolah tempat Guru mengajar, bisa juga di tempat lain yang ditunjuk oleh pemerintah.

Banyak sekali guru swasta yang enggan  untuk mendaftar guru penggerak, dan lebih respek mengikuti PPG, karena PPG dianggap bisa memberi harapan kesejahteraan bagi guru swasta daripada guru penggerak. Jadi wajar respon guru swasta sangat kurang dengan program guru penggerak.

Hal lain yang mungkin dirasakan bagi guru swasta tidak mau mendaftar guru penggerak adalah terkendala jam mengajar di sekolah yang cukup lama, sementara tidak ada support dari sekolah, jadi ini benar-benar menguras tenaga dan pikiran. Sementara kalau lulus belum ada kepastian untuk untuk guru penggerak tentang kesejahteraan. Jadi wajar mengikuti PPG lebih dinantikan. 

Harusnya program guru penggerak ini lebih disosialisasikan lagi di sekolah swasta, karena program yang bagus ini tidak hanya jadi wacana yang menggelisahkan. Kemungkinan masih banyak kepala sekolah atau ketua yayasan swasta yang belum mengerti visi dan misi guru penggerak program pak menteri, jadi keikutsertaan guru kadang juga dianggap mengganggu jam mengajar di kelas.

Semoga program ini juga menjadi salah satu program kesejahteraan juga ketrampilan bagi guru mengajar. Sehingga setiap guru bisa ikut bergerak memajukan pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun