Oleh: Astukah Resti DirindariÂ
Di sudut ruang ini,
Ku tuliskan sebait puisi tentang rasa di hati,
Puisi yang ku tulis tanpa diksi,
Hanya torehan perasaan yang tak kunjung pergi.
Aku melihat mereka tertawa bahagia,
Menyematkan asa saling menyapa,
Raut wajah penuh pesona,
Mengukir rasa saling berjumpa.
Sementara aku tetap di sini,
Menata hati yang mungkin nelangsa,
Hanya bisa menatap tanpa kata,
Menunggu takdir yang mungkin berubah.
Tapi aku bukanlah siapa-siapa,
Di banding mereka yang banyak karya,
Aku hanya pemimpi yang berkelana,
Mengais asa dalam potongan aksara.
Mengapa aku nelangsa,
Benarkah aku nelangsa,
Ataukah pikiranku yang sedang porak poranda,
Di bawa arus jiwa yang gulana.
Batam,26 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H