Mohon tunggu...
Astukah Resti Dirindari
Astukah Resti Dirindari Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Membaca suka tantangan dan ingin terus berkarya dan mengabadikan dalam sebuah buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nelangsa

26 Desember 2022   07:08 Diperbarui: 26 Desember 2022   07:11 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Astukah Resti Dirindari 

Di sudut ruang ini,

Ku tuliskan sebait puisi tentang rasa di hati,

Puisi yang ku tulis tanpa diksi,

Hanya torehan perasaan yang tak kunjung pergi.

Aku melihat mereka tertawa bahagia,

Menyematkan asa saling menyapa,

Raut wajah penuh pesona,

Mengukir rasa saling berjumpa.

Sementara aku tetap di sini,

Menata hati yang mungkin nelangsa,

Hanya bisa menatap tanpa kata,

Menunggu takdir yang mungkin berubah.

Tapi aku bukanlah siapa-siapa,

Di banding mereka yang banyak karya,

Aku hanya pemimpi yang berkelana,

Mengais asa dalam potongan aksara.

Mengapa aku nelangsa,

Benarkah aku nelangsa,

Ataukah pikiranku yang sedang porak poranda,

Di bawa arus jiwa yang gulana.

Batam,26 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun