Mohon tunggu...
Ares Faujian
Ares Faujian Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Manggar Prov. Kep. Bangka Belitung

Saya berprofesi sebagai guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Manggar dan juga aktif sebagai penulis serta editor buku/ artikel di Kep. Bangka Belitung. Selain pernah mendapatkan penghargaan literasi dari Bupati Belitung Timur hingga Ketua DPRD Belitung Timur tahun 2020. Beberapa prestasi dan apresiasi yang pernah saya raih di tingkat regional dan nasional, yaitu: (1) Lulus seleksi dan dipilih sebagai Fasilitator Literasi Baca-Tulis Tk. Regional Sumatra oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemdikbud RI tahun 2019; (2) Terbaik/ Juara III Nasional Guru Dedikatif dan Inovatif Kemdikbud RI tahun 2020, sehingga diapresiasi pula menjadi Agen Penguatan Karakter (APK) oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikbud RI tahun 2020; (3) Anugerah Pegiat Literasi “Parasamya Suratma Nugraha” oleh Yayasan Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat tahun 2021; (4) Penghargaan ”10 Penulis Terbaik Kompetisi Opini Tingkat Nasional” oleh Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Pasca Observasi Coaching dan Pengelolaan Program Berdampak pada Murid (Sebuah Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3 dan Modul 3.3 Pendidikan Guru Penggerak)

3 Juni 2023   21:12 Diperbarui: 3 Juni 2023   21:24 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan Program Berdampak Positif pada Murid dan dikomentari oleh CGP lainnya pada Lokakarya 5 tentang Modul 3 di SMAN 1 Manggar

Jurnal refleksi dwi mingguan ini adalah catatan perjalanan praktik pasca coaching modul 2.3 dan mengakhiri modul 3.3 tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Mempelajari modul-modul ini, kami Calon Guru Penggerak (CGP) menggunakan alur MERDEKA. Alur ini terdiri dari: 1) Mulai dari Diri; 2) Eksplorasi Konsep; 3) Ruang Kolaborasi; 4) Demonstrasi Kontekstual; 5) Elaborasi Pemahaman; 6) Koneksi Antar Materi; dan 7) Aksi Nyata.

Khusus modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, penulis tidak akan spesifik menceritakan materi ini. Karena materi tersebut sudah penulis paparkan pada jurnal dwi mingguan yang berjudul "Coaching Sebagai Praktik Kontrol Penyelenggaraan Pendidikan" dan "Praktik Coaching dan Pembelajaran Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin". Tambahan kegiatan tentang modul 2.3 ini hanya pelaksanaan praktik pasca observasi coaching bersama Pengajar Praktik (Ibu Sri Mulyani) di Pendampingan Individu 5. Sehingga penulis akan melanjutkan pengalaman pembelajaran lebih pada modul 3.3 tentang Pengelolaan Program Berdampak Positif Pada Murid. Terutama lanjutan pada alur Ruang Kolaborasi sampai dengan post test modul 3 dan Lokakarya 5.

Pada model refleksi kali ini, penulis memakai model yang dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009) dan diberi nama Description, Examination, and Articulation of Learning atau disingkat DEAL. Dalam model ini, Description memiliki refleksi pengalaman 5WIH (what, when, where, why, who and how). Lalu, bagian Examination memiliki arti sebagai analisis pengalaman dengan membandingkannya terhadap tujuan/ rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada fase Articulation of Learning, tahap ini menjelaskan hal-hal yang dipelajari dan rancangan untuk perbaikan di masa mendatang. Yuk kita berselancar melalui perjalanan mengakhiri materi di modul Pendidikan Guru Penggerak ini. Let's go!

DESCRIPTION

Sama halnya dengan papran saya di jurnal dwi mingguan yang lalu, modul 3.3 tentang Pengelolaan Program Berdampak Positif Pada Murid diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut: 1) Calon Guru Penggerak (CGP) mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal; 2) CGP melakukan pendampingan kepada  seluruh komunitas sekolah untuk dapat menggunakan pendekatan reflektif dan iteratif dalam mengelola program dan sumber daya sekolah; 3) CGP merencanakan, menginisiasi dan mengorganisasi kerangka program pengembangan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid berbasis data dan bukti; 4) CGP memfasilitasi pelibatan orang tua/wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah untuk peningkatan kualitas belajar murid.

Lalu, mengapa modul 3.3 ini memiliki tujuan-tujuan yang detail? Hal ini dilakukan agar didapatkan CGP yang bisa menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila. Selanjutnya, menunjukkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Kemudian, menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam program intrakurikuler/ kokurikuler/ ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

Selain itu, CGP juga diharapkan mampu mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid. Tidak hanya itu, CGP juga diharapkan mampun merancang sebuah prakarsa perubahan di sekolah dalam bentuk sebuah program/ kegiatan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dengan menggunakan model prakarsa perubahan yang disebut dengan BAGJA.

Untuk mencapai tujuan-tujuan dan kompetensi lulusan CGP tersebut, dibuatlah alur pembelajaran MERDEKA. Alur pembelajaran ini didesain oleh Kemdikbud-Ristek RI sebagai langkah supaya pendidik yang mengikuti program ini bisa menjadi pengelola program yang berdampak positif pada murid. Alur ini terdiri dari: 1) Mulai dari Diri; 2) Eksplorasi Konsep; 3) Ruang Kolaborasi; 4) Demonstrasi Kontekstual; 5) Elaborasi Pemahaman; 6) Koneksi Antar Materi; dan 7) Aksi Nyata. Selain alur ini, saya juga melaksanakan post test modul 3.3 ini dan melaksanakan Lokakarya 5 di SMAN 1 Manggar.

Dalam pendalaman materi ini, selain CGP, ada keterlibatan Fasilitator, yaitu Ibu Guslaini, selama pembelajaran berlangsung (22 Mei s.d 1 Juni 2023), yaitu pada alur Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, Aksi Nyata, dan memfasilitasi post test yang kurang berjalan baik. Sehingga saya melakukan post test ulang, yang awalnya dijadwalkan tanggal 31 Mei 2023 menjadi tanggal 1 Juni 2023 karena ada kendala teknis dari pusat.



Baca: Koneksi Antar Materi Modul 3.3 - Ares Faujian

Bertepatan pada tanggal 31 Mei 2023, saya juga melakukan Pendampingan Individu 5 (PI 5) bersama Pengajar Praktik, yaitu Ibu Sri Mulyani. Dalam PI 5 ini, saya melaksanakan praktik coaching pasca observasi (modul 2.3) dan pembelajaran di modul 3.

Praktik Coaching Pasca Observasi dengan Guru Sasaran (Sony Pratama) didampingi oleh Pengajar Praktik (Ibu Sri Mulyani)
Praktik Coaching Pasca Observasi dengan Guru Sasaran (Sony Pratama) didampingi oleh Pengajar Praktik (Ibu Sri Mulyani)


Bertepatan pada hari penulisan jurnal refleksi dwi mingguan kali ini, saya melaksanakan Lokakarya 5 dengan materi modul 3.3, terutama membahas tahapan BAGJA pada alur Aksi Nyata, yakni pada fase Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran dan Gali Mimpi. Aktivitas di Lokakarya 5 ini berjalan sangat menyenangkan dan bermakna, karena para CGP begitu antusias dan memiliki program-program yang luar biasa.

Presentasi Kelompok di Lokakarya 5 tentang Modul 3.3 di SMAN 1 Manggar
Presentasi Kelompok di Lokakarya 5 tentang Modul 3.3 di SMAN 1 Manggar

Pemaparan Program Berdampak Positif pada Murid dan dikomentari oleh CGP lainnya pada Lokakarya 5 tentang Modul 3 di SMAN 1 Manggar
Pemaparan Program Berdampak Positif pada Murid dan dikomentari oleh CGP lainnya pada Lokakarya 5 tentang Modul 3 di SMAN 1 Manggar

EXAMINATION

Khusus modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, penulis tidak akan spesifik menceritakan hal yang sudah dideskripsikan pada jurnal sebelumnya dengan judul "Coaching Sebagai Praktik Kontrol Penyelenggaraan Pendidikan" dan "Praktik Coaching dan Pembelajaran Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin". Tambahan kegiatan pada jurnal ini tentang modul 2.3 hanya pelaksanaan praktik coaching pada alur Aksi Nyata modul 2.3 yang dilaksanakan pada PI 5 di SMAN 1 Manggar. Selanjutnya, penulis akan melanjutkan pengalaman pembelajaran lebih pada modul 3.3 tentang Pengelolaan Program Berdampak Positif Pada Murid.

Pada pembelajaran modul 3.3, kami mempelajari materi, bercerita pengalaman pengelolaan program di sekolah, berdiskusi dan menganalisis pengalaman-pengalaman antar sesama CGP, yaitu pada alur Ruang Kolaborasi atau yang biasanya kami singkat rukol (22-23 Mei 2023), alur Demonstrasi Kontekstual (24-25 Mei 2023) dan Elaborasi Pemahaman (26 Mei 2023 dengan Instruktur Nasional, yaitu Ibu Novrini). Untuk selanjutnya, CGP melalui alur Koneksi Antar Materi (29 Mei 2023) dan melasanakan Aksi Nyata (30 Mei-5 Juni 2023).

Tanggal 31 Mei 2023 menjadi akhir dari penguasaan materi modul 3. Karena kami melaksanakan post test modul 3 dan post test ini menentukan secara pengetahuan pemahaman yang telah kami pelajari selama beberapa minggu ke belakang terkait modul 3, yaitu tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin (modul 3.1), Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya (modul 3.2), dan Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid (modul 3.3). Pemahaman akan modul 3 ini diperlengkap lagi dengan pelaksanaan Lokarya 5 (3 Juni 2023) dengan pembahasan dan praktik pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Foto Bersama Antar Sesama CGP dan Pengajar Praktik dari Fasilitator Ibu Guslaini pada Lokakarya 5 tentang Modul 3 di SMAN 1 Manggar
Foto Bersama Antar Sesama CGP dan Pengajar Praktik dari Fasilitator Ibu Guslaini pada Lokakarya 5 tentang Modul 3 di SMAN 1 Manggar

ARTICULATION OF LEARNING

Modul 3.3 ini berbicara tentang Pengelolaan Program Berdampak Positif pada Murid. Keberadaan modul ini mempertegas dan memperdalam dari apa yang telah saya pelajari dari pengalam hidup saya sebagai pendidik. Materi-materi pada modul 3.3 ini yaitu; 1) Kepemimpinan murid, yaitu a) definisi kepemimpinan murid, b) suara murid, pilihan murid, kepemilikan murid, c) kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila. 2) Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid; 3) Pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid; 4) Program atau kegiatan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

Supaya para pendidik bisa menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri (kemimpinan murid atau student agency), maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Sehingga dalam hal ini peran guru adalah mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya, serta mengurangi kontrol guru terhadap mereka.

Menurut OECD (2019: 5), 'kepemimpinan murid' berkaitan dengan pengembangan identitas dan rasa memiliki. Konsep kepemimpinan murid ini sebenarnya berawal pada prinsip murid memiliki kemampuan dan keinginan untuk secara positif memengaruhi kehidupan mereka sendiri dan lingkungan sekitar mereka. Kepemimpinan murid dapat dilihat sebagai kapasitas untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan. Kepemimpinan murid adalah tentang kapabilitas murid yang bertindak aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab.

Menurut Albert Bandura (2006), ada empat sifat inti dari human agency, yang disingkat IVAR. I - Intensi = Kesengajaan (intentionality). Seseorang yang memiliki agency bukan hanya memiliki sekedar niat, tetapi di dalam niat mereka sudah termasuk rencana tindakan dan strategi untuk mewujudkannya; V - Visi = Pemikiran ke depan (forethought). Pemikiran ke depan di sini bukan hanya sekedar rencana yang mengarahkan masa depan. Mereka yang berpikiran ke depan menjadikan visi (representasi kognitif dari visualisasi masa depan); A - Aksi = Kereaktifan-diri (self-reactiveness). Seseorang yang memiliki agency, bukan hanya seorang perencana dan pemikir ke depan. Mereka juga seorang pengendali diri (self-regulator); R - Refleksi = Kereflektifan-diri (self-reflectiveness). Seseorang yang memiliki agency akan memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya.

Dalam pemahaman dan mempelajari kepemimpinan murid, kita perlu menguasai konsep kepemimpinan murid tersebut, antara lain suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid. Melalui suara, pilihan, dan kepemilikan ini murid akan mengembangkan kapasitas dirinya menjadi pemilik bagi proses belajar dirinya sendiri. Dalam hal ini, tugas guru ialah menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya, yang mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan terhadap yang mereka pikirkan, niat dalam komitmen, dan bagaimana murid mengeksekusi niat tersebut serta mereka merefleksikan tindakan mereka.

Profil Pelajar Pancasila (P3) menjadi identitas pelajar Indonesia yang diharapkan pada 2045 dan gambaran capaian kepemimpinan murid di Indonesia. Dimensi-dimensi pada P3 ini dibagi menjadi 6 macam, yakni beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; mandiri; berkebinekaan global; kreatif; bernalar kritis; dan bergotong royong.

Materi kepemimpinan murid sangat penting dipelajari. Hal ini agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, sehingga kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri. Alhasil, potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik dan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Faktor lingkungan menjadi salah satu kunci dalam manifestasi kepemimpinan murid dan program-program sekolah pendukungnya. Faktor-faktor lingkungan ini akan memberikan efek pada diri seorang guru, antara lain; 1) menstimulus pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif; 2) mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif; 3) melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan pendidikan; 4) melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri dan sekitarnya; 5) membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan; 6) menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif; 7) menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh. (disadur dari Noble, T. & H. McGrath, 2016)

Komunitas adalah salah satu ihwal yang bisa mendukung berjalannya proses pendidikan di sekolah bagi murid, termasuk mewujudkan kepemimpinan murid dan program-program realisasinya. Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid ini sebenarnya 'berada' dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada: a) komunitas keluarga; b) komunitas kelas dan antar kelas; c) komunitas sekolah; d) komunitas sekitar sekolah; e) komunitas yang lebih luas. Pentingnya melibatkan komunitas ini yaitu untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid agar mewujudkan program sekolah yang berdampak positif bagi murid.

Akhirnya, terima kasih kembali saya ucapkan kepada Ibu Guslaini selaku Fasilitator, Ibu Sri Mulyani selaku Pengajar Praktik, dan rekan-rekan CGP7 Kab. Belitung Timur yang sudah menjadi bestie belajar bagi saya. Dalam penerapanan modul 2.3 dan modul 3 ini, saya akan mengoptimalkan materi-materi ini sebagai fondasi dalam manifestasi kepemimpinan murid dengan program-program yang berdampak positif bagi murid di sekolah. Semoga niat dan ikhtiar ini diijabah oleh Tuhan. Salam guru penggerak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun