Mohon tunggu...
Ares Faujian
Ares Faujian Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Manggar Prov. Kep. Bangka Belitung

Saya berprofesi sebagai guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Manggar dan juga aktif sebagai penulis serta editor buku/ artikel di Kep. Bangka Belitung. Selain pernah mendapatkan penghargaan literasi dari Bupati Belitung Timur hingga Ketua DPRD Belitung Timur tahun 2020. Beberapa prestasi dan apresiasi yang pernah saya raih di tingkat regional dan nasional, yaitu: (1) Lulus seleksi dan dipilih sebagai Fasilitator Literasi Baca-Tulis Tk. Regional Sumatra oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemdikbud RI tahun 2019; (2) Terbaik/ Juara III Nasional Guru Dedikatif dan Inovatif Kemdikbud RI tahun 2020, sehingga diapresiasi pula menjadi Agen Penguatan Karakter (APK) oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikbud RI tahun 2020; (3) Anugerah Pegiat Literasi “Parasamya Suratma Nugraha” oleh Yayasan Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat tahun 2021; (4) Penghargaan ”10 Penulis Terbaik Kompetisi Opini Tingkat Nasional” oleh Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya Sekolah

14 Mei 2023   17:10 Diperbarui: 14 Mei 2023   17:31 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan Pendekatan Berbasis Kekurangan dengan Pendekatan Berbasis Kekuatan.Sumber: Modul 3.2 Pendidikan Guru Penggerak

Materi Modul 3.2 ini memiliki hubungan agar pemimpin sebagai pengelola sumber daya mengilhami nilai dan peran guru penggerak agar kekuatan aset-aset di sekolah bisa ditemukenali dan dikelola dengan baik. Misalnya guru sebagai pemimpin pembelajaran menerapkan nilai kolaboratif, berpihak pada murid, dan inovatif, yakni mampu berkolaborasi dengan tokoh masyarakat untuk menjadi sumber belajar dalam praktik baik pembelajaran Sosiologi di kelas. Untuk peran guru penggerak, materi modul 3.2 ini memiliki hubungan guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan kekuatan aset-aset di dalamnya dan mendorong kolaborasi (modal sosial dan modal politik). Semua ini tentunya dilakukan guna mendapatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.

  • Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Modul 3.2 dalam sub materi pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) tahapan BAGJA pada materi modul 1.3 Visi Guru Penggerak, yang mana setiap orang memiliki kontribusi positif pada keberhasilan. Dalam implementasinya, guru sebagai pemimpin pembelajaran menggunakan IA untuk menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, hingga kemudian melakukan perencanaan perubahan. Tentunya ini semua tertuju pada visi pembelajaran yang sudah dibuat.

  • Modul 1.4 Budaya Positif

Modul 3.2 ini menjadi pisau kajian dari kekuatan-kekuatan sekolah agar bisa diberdayakan menjadi budaya positif di sekolah. Pemahaman guru sebagai pemimpin pembelajaran akan kontekstualisasi sekolah, maka ihwal inilah yang menjadikan koneksi agar guru bisa memetakan modal manusia (murid) dan modal agama-budaya menjadi peningkatan kultur positif di sekolah melalui praktik disiplin positif, keyakinan kelas, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, hingga implementasi yang tepat pada segitiga restitusi.

  • Modul 2.1 Pembelajaran untuk Kebutuhan Belajar Murid

Modul 3.2 ini memiliki koneksi pada proses pemetaan modal manusia (murid) yang dilakukan oleh guru agar bisa diperoleh data profil belajar dan kesiapan belajra murid. Untuk pembelajaran untuk kebutuhan belajar murid (berdiferensiasi) ini tidak cukup hanya memetakan modal manusia, namun guru juga harus memetakan modal atau aset lainnya yang bisa mendukung pembelajaran berbasis kebutuhan murid. Misalnya memetakan modal finansial sebagai kekuatan untuk mendatangkan narasumber tamu dari kalangan komunitas belajar/ praktisi untuk pembelajaran di kelas.

  • Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

Modul 3.2 ini juga memiliki koneksi dengan modul PSE ini, yang mana modul ini memetakan modal manusia untuk ditingkatkan dalam PSE, baik itu untuk guru dan atau muridnya. Kepribadian guru dan murid menjadi baik, maka hal ini akan meningkatkan kualitas sekolah secara pendidikan karakter dan kualitas pemimpin yang baik, karena mampu mengelola sumber dayanya.

  • Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Modul 3.2 berelevansi pada modal manusia dan modal sosial pada modul 2.3 tentang coaching ini. Sama halnya dengan di materi PSE, modul 2.3 coaching ini memiliki koneksi pada perbaikan sikap, perubahan perilaku belajar, transformasi cara mengajar, dan pola kepemimpinan pembelajaran di kelas. Sehingga koneksi modul 3.2 ini pada modul 2.3 terdapat pada modal manusia dan hubungannya dengan modal-modal lainnya (jika ada). Misalnya coaching dari guru ke siswa, karena ada siswa yang merusak modal fisik (fasilitas) sekolah.

  • Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Modul 3.2 paling memiliki koneksi pada modul 3.1 ini. Karena memetakan dan mengolah kekuatan pada sumber daya haruslah diambil keputusannya melalui kebijakan, aturan, dan eksekusi program berdasarkan nilai-nilai kebajikan. 

Pemimpin harus mempertimbangkan berbagai aspek untuk memperoleh keputusan yang berkualitas dan win win solution, yang artinya tidak merugikan berbagai pihak, apalagi murid. Sehingga gambaran kebajikan itu adalah upaya yang tepat dari seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan untuk memberdayakan aset-aset yang ada sesuai dengan eksistensi kekuatan aset-aset tersebut. Misalnya memberdayakan manusia (siswa), namun memang untuk kebutuhan siswa tersebut.

Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari modul 3.2 ini, saya merasakan pemetaan kekuatan hanya pada aspek-aspek tertentu saja. Namun ternyata ada 7 modal kekuatan aset yang bisa ditelaah dan dihubungkan satu dengan yang lainnya agar mendapatkan pembelajaran yang berkualitas di sekolah. 

Sehingga setelah mempelajari modul 3.2 ini, saya merasakan penambahan kajian kekuatan dan juga mempertimbangkan aspek-aspek kekuatan modal lainnya agar pembelajaran saya di kelas menjadi lebih baik dan bisa melibatkan unsur-unsur modal sosial/ politik. Perubahan lainnya yaitu, modul 3.2 ini mengajarkan saya agar lebih memfokuskan pada eksplorasi kelebihan/ kekuatan daripada kekurangan-kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun