Mohon tunggu...
Ares Faujian
Ares Faujian Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Manggar Prov. Kep. Bangka Belitung

Saya berprofesi sebagai guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Manggar dan juga aktif sebagai penulis serta editor buku/ artikel di Kep. Bangka Belitung. Selain pernah mendapatkan penghargaan literasi dari Bupati Belitung Timur hingga Ketua DPRD Belitung Timur tahun 2020. Beberapa prestasi dan apresiasi yang pernah saya raih di tingkat regional dan nasional, yaitu: (1) Lulus seleksi dan dipilih sebagai Fasilitator Literasi Baca-Tulis Tk. Regional Sumatra oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemdikbud RI tahun 2019; (2) Terbaik/ Juara III Nasional Guru Dedikatif dan Inovatif Kemdikbud RI tahun 2020, sehingga diapresiasi pula menjadi Agen Penguatan Karakter (APK) oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikbud RI tahun 2020; (3) Anugerah Pegiat Literasi “Parasamya Suratma Nugraha” oleh Yayasan Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat tahun 2021; (4) Penghargaan ”10 Penulis Terbaik Kompetisi Opini Tingkat Nasional” oleh Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Pembelajaran Sosial dan Emosional dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

6 Maret 2023   15:23 Diperbarui: 6 Maret 2023   17:23 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Sosial Emosional Kolaboratif Seluruh Komunitas Sekolah CASEL. Sumber: Materi Pendidikan Guru Penggerak Ak. 7 Tahun 2023

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran kolaboratif yang melibatkan seluruh pihak-pihak dalam komunitas sekolah. Proses kolaborasi pada pembelajaran ini memberikan peluang/ potensi bahwa peserta didik dan orang dewasa di sekolah bisa memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. 

Sebelum mempelajari modul 2.2 tentang PSE ini di Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7, saya berpikir bahwa PSE cukup hanya diberikan kepada murid ketika pembelajaran di kelas, sehingga saya beranggapan kalau fokus dan pengembangan edukasi sosial serta emosional murid hanya berasal dari guru dan melalui PSE di kelas. Setelah mempelajari modul 2.2 ini, ternyata PSE itu cakupannya lebih luas lagi dan termasuk pada pengajaran eksplisit seperti kokurikuler dan ekstrakurikuler. Tidak hanya itu, PSE juga bisa dibelajarkan pada kegiatan-kegiatan sekolah lainnya, misalnya pada kegiatan-kegiatan di program kerja OSIS. Seperti, rapat kerja OSIS, bakti sosial, dsb. 

Selain itu, sebelumnya saya juga berpikiran fokus pembelajaran pada Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) ini hanya untuk pembelajaran kepada murid. Namun setelah melalui alur MERDEKA dan mempelajarinya di PGP7, ternyata hal ini juga termasuk pada PSE untuk guru dan tenaga kependidikan. Hal ini dikarenakan kedua unsur komunitas sekolah ini belum tentu berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, hingga lingkungan akademik yang sama. Maka dari itu, diperlukan keselarasan KSE yang diperuntukkan untuk guru dan tenaga kependidikan dalam kegiatan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama dan terintegrasi. Hal ini tidak menampik juga pada unsur orang tua hingga stakeholders.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dengan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kesadaran penuh (mindfulness) pada kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), ada 3 hal fundamental dan penting yang saya pelajari.

Tiga hal ini terdapat pada kerangka sistematis dan kolaboratif pembelajaran kompetensi sosial dan emosional CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang berawal dari teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman (1995), yaitu:

  1. Mewujudkan lingkungan belajar yang tepat serta terkoordinasi dengan baik untuk meningkatkan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional untuk murid di sekolah dengan progres 5 KSE, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  2. Esensialitas kemitraan/ kerja sama antara sekolah-keluarga-komunitas untuk membentuk lingkaran lingkungan belajar dan pengalaman yang bercirikan relasi yang saling mempercayai dan berkolaborasi.
  3. Eksistensi kurikulum dan pembelajaran menjadi bermakna dan sarat dalam pengembangan intelektual, sosial, dan emosional.

Dari hal di atas, saya berharap agar penerapan PSE bisa memberikan manfaat-manfaat seperti hasil riset PSE tentang teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman melalui CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning), yaitu: 

Hasil Pencapaian Penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional. Sumber: Materi Pendidikan Guru Penggerak Ak. 7 Tahun 2023
Hasil Pencapaian Penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional. Sumber: Materi Pendidikan Guru Penggerak Ak. 7 Tahun 2023

Berkaitan dengan 3 hal mendasar yang saya pelajari tersebut, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah, yaitu: 

  • Bagi Murid

Saya akan merancang dan melaksanakan PSE yang lebih menarik di kelas dan melibatkan unsur-unsur komunitas sekolah lainnya. Misalnya dengan menambahkan ragam ice breaking agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Hal ini dilakukan agar proses transfer pengetahuan menjadi lebih mudah selama pembelajaran. Selain itu, saya juga akan melakukan controlling berkelanjutan terhadap perilaku siswa agar pembelajaran tidak hanya sukses secara intelektual, namun juga berhasil secara sosial dan emosional. Output PSE adalah adab atau karakter dalam memanfaatkan kekayaan intelektual dirinya dan orang lain.

  • Bagi Rekan Sejawat

Saya akan menginformasikan ihwal ini kepada rekan sejawat dan para pembaca tulisan saya terkait PSE di media massa. Selanjutnya, saya akan membangun kolaborasi dengan orang tua atau stakeholders lainnya dalam melakukan diskusi apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pembelajaran di kelas. Semua hal ini dilakukan sebagai upaya menggapai pembelajaran yang menuntun terpenuhinya kebutuhan murid, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 tentang PSE yang saya dapatkan dengan modul-modul sebelumnya di PGP7, yaitu:

  • Koneksi dengan Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD)

Pembelajaran Sosial dan Emosional atau PSE bertujuan agar kebutuhan murid tidak hanya terpenuhi pada pembelajaran pemenuhan kebutuhan intelektual. Namun PSE menjadi penghubung supaya pencapaian tujuan pendidikan secara pengetahuan ini dapat diserap secara utuh dengan pembentukan jati diri murid yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila. PSE mencerminkan upaya 'menuntun' dalam pemenuhan kebutuhan KSE murid yang sesuai dengan filosofi pendidikan KHD.

  • Koneksi dengan Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Sebagai Guru Penggerak, PSE dapat dilakukan dengan mempedomani nilai dan peran Guru Penggerak. Artinya, praktik-praktik baik PSE diimplementasikan agar bisa lebih menarik, reflektif, inovatif dan kekinian menyesuaikan perkembangan zaman. Nilai-nilai yang bisa dipedomani yaitu: 1) Berpusat pada murid; 2) Mandiri; 3) Reflektif; 4) Kolaboratif; dan 5) Inovatif. Hal ini dipertegas dengan peran Guru Penggerak itu sendiri, yaitu mewujudkan kepemimpinan murid.

  • Koneksi dengan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Guru membuat visi pembelajaran agar terarah dalam mewujudkan tujuan pembelajarannya (kebutuhan murid). Dalam mencapai visi ini, diperlukan PSE sebagai proses yang bisa mengikat pengetahuan menjadi semakin kuat dengan kepribadian murid sebagai Profil Pelajar Pancasila. Sehingga dalam hal ini, guru menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) melalui tahapan BAGJA dan melibatkan PSE dalam pemenuhan kebutuhan murid yang seutuhnya (intelektual, keterampilan, sosial dan emosional).

  • Koneksi dengan Modul 1.4 Budaya Positif

Penerapan PSE di kelas membentuk budaya positif dengan guru sebagai posisi kontrol positif yang kontekstual (teman, pemantau, dan manajer). Sehingga guru dalam hal ini akan membuat murid merasa dihargai, menghargai, dan ditumbuh kembangkan pengetahuan, keterampilan, serta karakternya menjadi lebih baik dari sebelumnya melalui budaya positif.

  • Koneksi dengan Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Implementasi PSE di kelas membelajarkan murid agar bisa menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. PSE menjadi fondasi dalam menyukseskan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. 

Karena PSE mengajarkan murid untuk memperoleh kesadaran penuh (mindfulness) terhadap aspek sosial dan emosionalnya tentang keberagaman melalui kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. PSE menjadi dasar dalam untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi yang berkesejahteraan psikologis (well-being). Tentunya hal ini sangat berguna sebagai perwujudan gambaran murid berbasis Profil Pelajar Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun