Mohon tunggu...
Ares Brilatin
Ares Brilatin Mohon Tunggu... Guru - Penjaga Mimpi

Tinggal di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Ares Brilatin

27 Februari 2024   00:59 Diperbarui: 27 Februari 2024   01:02 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, saya Ares Brilatin. Saya Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari Kota Yogyakarta Fasilitator saya adalah Bapak Ratno Kumar Jaya. Sedangkan Pengajar Praktik saya adalah Ibu Suharyanti

Pada kesempatan kali ini, saya menulis jurnal refleksi dwi mingguan sesuai dengan pengalaman saya selama mengikuti pendidikan guru penggerak Angkatan ke-9. Jurnal refleksi ini saya tulis setelah saya mengikuti dan mempelajari modul 3.2. dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).

Berikut paparan jurnal refleksi dwi mingguan modul 3.2. dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya yang saya tulis:

1.         Fact (Peristiwa)

Saya memulai mempelajari modul 3.2. dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya di LMS dengan alur MERDEKA, yakni:

a.         Mulai dari Diri

Pada tanggal 15 Februari 2024, saya mulai mempelajari modul 3.2 dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya dengan mengerjakan tugas yang ada di bagian Mulai dari Diri. Tujuan kegiatan Mulai dari Diri adalah mengingat kembali faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Ada 7 pertanyaan yang harus saya jawab dalam kegiatan ini. Berikut 7 pertanyaan sekaligus jawabannya.

1.         Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?

Jawaban saya: Pengertian ekosistem yaitu proses yang dilakukan mahluk hidup dan alam sekitarnya sebagai hasil dari interaksi timbal balik keduanya. Terdapat dua interaksi dalam ekosistem sekolah yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Biotik terdiri dari segala sesuatu yang hidup seperti sumber daya manusia, kepala sekolah, guru, murid, tenaga kependidikan, dst. Sedangkan abiotik berkaitan dengan nonhidup, misalnya visi misi sekolah, kurikulum, faktor keuangan, saran prasarana, humas, kepegawaian, lokasi strategis sekolah, dll. Kedua lingkungan tersebut saling bersinergi satu dengan lainnya guna menciptakan lingkungan belajar berbudaya positif.

2.         Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.

Jawaban saya: Sekolah memiliki sumber dan dapat dimanfaatkan melalui dua hal yakni: a) pendekatan berbasis kekurangan atau masalah (deficit based thingking) dan 2) pendekatan berbasis aset atau kekuatan (aset based thingking). Berikut rincian penjelasan dari masing-masing pendekatan. Pendekatan berbasis aset (asset-based thinking) merupakan teori yang dikembangkan oleh seorang penulis Dr. Kathryn Cramer. Pendekatan aset ini menitikberatkan kepada trik praktis menemukenali hal-hal positif dalam kehidupan. Kita dipusatkan pada apa dan siapa yang 'bergerak' dan atau 'bekerja' dalam siklus ekosistem sekolah. Hal tersebut menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Aspek kekuatan inilah yang menjadi sumber perputaran roda dalam mengayuh proses pembeljaran untuk mewujudkan belajar yang berpihak pada murid.

Sedangkan pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based thinking) merupakan teori pendekatan yang fokus pada apa yang kurang, apa yang mengganggu dan apa yang tidak bekerja. Siklus negatif inilah tidak boleh dipandang sebelah mata, justru aspek-aspek yang kurang harusnya menjadi 'cambuk' bagi ekosistem sekolah untuk terus berbenah menciptakan pendidikan sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara.

3.         Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?

Jawaban saya: Sosok pemimpin dalam ekosistem sekolah merupakan pribadi yang kompeten dan bijaksana dalam mengemban tugas secara struktural. Pembiasaan penggunaan alur BAGJA dan TIRTA dalam menentukan solusi permasalahan sudah menjadi budaya positif dalam ekosistem sekolah. Pemanfaatan sumber daya yang ada sudah diaplikasikan secara maksimal guna menunjang keberlangsungan interaksi antarlingkungan abiotik dan biaotik. Kepala sekolah yang mampu menyesuaikan diri dari berbagai elemen baik di dalam ataupun luar sekolah. Mampu menyerahkan atau estafet secara keilmuan dan pembagian tugas kepada wakil kepala sekolah dan unsur terkait lainnya.

4.         Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?

Jawaban saya: Menurut saya, peran pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang inovatif dan visioner. Seorang kepala sekolah yang harus memiliki visi dan tujuan yang jelas dan memiliki strategi yang tepat untuk mewujudkannya.

5.         Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?

Jawaban saya: Sebagai guru, saya memiliki posisi yang mampu memberikan pengaruh dalam menciptakan hubungan harmonis dan selaras dengan kepala sekolah, pengawas, teman sejawat, murid, dan tenaga kependidikan. Kekuatan yang saya miliki berpikir ke depan untuk mampu mengelola dan memaksimalkan aset positif untuk kemajuan belajar. Senantiasa mewujudkan pendidikan yang berpihak kepada murid dengan memanfaatkan segala lingkungan biotik dan abiotik yang terdapat pada ekosistem sekolah. Contohnya di sekolahtempat saya mengajar, yaitu SD Negeri Bumijo Yogyakarta terdapat kolam ikan dan halaman yang luas dapat digunakan untuk media dan sumber belajar. Lokasi sekolah sangat strategis di tengah kota, di seberang adalah Bank BPD D.I.Yogyakarta, sedangkan sebelah selatan adalah Samsat Kota Yogyakarta. Sebelah timur adalah tugu Jogja yang memiliki nilai histori. Saya biasa memanfaatkan ketiga lokasi tersebut untuk sumber belajar bersama siswa.

6.         Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?

Jawaban saya:

a. Diri sendiri: Saya ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitar saya. Saya ingin menjadi pribadi yang selalu lebih baik, dan bisa membawa perubahan yang baik bagi lingkungan di sekitar saya.

b. Murid: Pada murid saya, saya berharap mereka menjadi murid yang mempunyai karakter mulia diantaranya: mandiri dalam bertindak, percaya diri, jujur dalam perkataan dan perbuatan, mampu menerapkan ilmunya di Masyarakat. Selain itu, memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama manusia dan alam sekitar.

C. Sekolah: Pada sekolah tempat saya mengajar, saya berharap sekolah memiliki fasilitas yang lengkap, aturan yang efektif, susasan nyaman dan aman untuk kegiatan belajar mengajar.

7.         Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?

Jawaban saya: Sebagai guru, yang saya harapkan materi mudah untuk dimengerti dan dipelajari. Materi kepemimpinan yang mudah untuk di terapkan di kelas dan di sekolah.

Modul ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemapuan saya sebagai pemimpin pembelajaran, dapat menjadi panduan saya untuk bisa menjadi pemimpin yang baik.

b.         Eksplorasi Konsep

Kegiatan Eksplorasi Konsep dilakukan tanggal 16 Februari 2024. Saya belajar di LMS tentang penjelasan sekolah sebagai ekosistem yang di dalamnya terdapat unsur biotik dan abiotik. Unsur biotik contohnya adalah guru, tenaga administrasi sekolah, siswa, kepala sekolah, komite, dan lain-lain. Sementara itu, unsur abiotik terdiri atas bangunan sekolah, lapangan/halaman sekolah, aula, toilet, komputer, papan tulis, dan lain-lain. Saya juga mempelajari pendekatan berbasis aset dan pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development). Saya juga mempelajari aset-aset yang ada dalam komunitas yang terdiri atas tujuh modal aset, yakni modal manusia, fisik, lingkungan alam, sosial, agama-budaya, politik, dan finansial. Di eksplorasi konsep ini saya juga menganalisis 2 kasus yang di dalamnya terdapat masalah yang dihadapi dengan pendekatan yang berbeda.

c.         Ruang Kolaborasi

Ruang kolaborasi di modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok pada tanggal 19 Februari 2024 dan yang kedua adalah presentasi hasil diskusi tersebut yang dilakukan tanggal 20 Februari 2024. Semua itu dilakukan secara daring melalui Gmeet.

Sumber: Ares Brilatin
Sumber: Ares Brilatin

Sumber; Ares Brilatin
Sumber; Ares Brilatin

d.         Demonstrasi Kontekstual

Demonstrasi kontekstual dijadwalkan pada tanggal 20 dan 21 Februari 2024. Di bagian ini saya mendapatkan tugas dengan tujuan:

1)         menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.

2)         mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada.

3)         mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.

4)         menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini.

Demonstrasi Kontekstual yang saya tulis dapat diakses melalui link berikut https://www.kompasiana.com/ares67692/65d6d24e12d50f58d32971c7/demonstrasi-kontekstual-modul-3-2-analisis-video

e.         Elaborasi Pemahaman

Tujuan elaborasi pemahaman di modul 3.2. adalah calon guru penggerak dapat mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan moda konferensi daring bersama instruktur. Saya melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada tanggal 23 Februari 2024. Sebelumnya saya telah menuliskan pertanyaan kepada instruktur melalui LMS. Pertanyaan saya yaitu: Bagaimana contoh cara meningkatkan aset finansial bagi sekolah jenjang SD secara swadaya?

f.          Koneksi Antar-Materi

Di bagian koneksi antarmateri Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya membuat simpulan, keterkaitan dengan modul lainnya, dan refleksi. Hasil koneksi antarmateri modul 3.2. saya tuangkan dalam artikel yang bisa diakses melalui link berikut: https://www.kompasiana.com/ares67692/65dc9d7714709339236bbe72/koneksi-antar-materi-modul-3-2-cgp-ares-brilatin

2.         Feeling (Perasaan)

Selama mempelajari modul ini, saya merasa bahagia dan bersyukur karena mendapatkan banyak ilmu baru tentang peran seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya guna meningkatkan kulaitas pendidikan yang berpihak pada murid. Dalam mempelajari modul inipun sangat bervariasi penyajian materinya, analisis kasus, analisis video sampai saling berkomentar dan menguatkan antar CGP. Yang tak kalah menyenangkan pada saat tugas kelompok menggali sumber daya yang potensial di daerah, ternyata daerah Bumijo memiliki banyak potensi yang bisa dioptimalkan untuk pembelajaran.

Selain itu penguatan yang diberikan oleh fasilitator hebat (Bapak Ratno Kumar Jaya) serta pengajar praktik yang keren (Ibu Suharyanti) semakin membuka paradigma berpikir saya untuk senantiasa fokus pada aset dalam penerapan pengelolaan sumber daya yang tersedia.

3.         Findings (Pembelajaran):

Di Modul 3.2. tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya banyak mendapat pembelajaran tentang tata cara mengidentifikasi dan mengelola aset. Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

a.         Murid

b.         Kepala Sekolah

c.         Guru

d.         Staf/Tenaga Kependidikan

e.         Pengawas Sekolah

f.          Orang Tua

g.         Masyarakat sekitar sekolah

h.         Dinas terkait

i.          Pemerintah Daerah

Ada dua pendekatan yang dipelajari dalam modul 3.2. ini, yakni pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset/kekuatan. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kita mengeluhkan banyak fasilitas sekolah yang tidak berfungsi baik, buku ajar yang tidak lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium. Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga fokus kita adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep praktis untuk menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Ada lagi pendekatan yang dipelajari di modul 3.2., yakni Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA). Pendekatan ini menekankan kemandirian suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri. Dengan demikian, hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

Pendekatan PKBA berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas, dimana selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development.

Di modul 3.2. dipelajari juga tentang aset-aset yang ada dalam komunitas yang terdiri atas tujuh modal aset, yakni modal manusia, fisik, lingkungan alam, sosial, agama-budaya, politik, dan finansial.

4.         Future (Penerapan)

Setelah memahami materi modul 3.2. saya akan menerapkan ilmu yang saya pelajari di dalamnya. Saya akan menerapkan pendekatan berbasis aset jika dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diselesaikan atau perencanaan program yang akan dilaksanakan. Saya akan lebih detail lagi dalam mengidentifikasi dan mengelola aset yang ada di sekolah untuk mendukung terwujudnya atau terlaksana kegiatan yang hasilnya berdampak positif bagi siswa.

Demikian jurnal refleksi dwi mingguan modul 3.2 dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).

Semoga bermanfaat.

Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun