Mohon tunggu...
Thomas Satriya
Thomas Satriya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang mengetik ...

Mari belajar bersama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampan Merindu Tinjang*

16 Juni 2019   02:01 Diperbarui: 16 Juni 2019   02:33 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadirmu pernah menjelma udara
bersumpah setia pada hidup
persembahkan kesegaran agar tak redup

Kakimu pernah bagai suaka
berbekal perisai berteman gada
Lentur meredam serbuan ombak samudera

Namun, hadirmu juga pernah menjadi tabu
yang kepergiannya tak perlu kami tunggu
karena yang seharusnya di situ petak bumi yang kami mau

Dan aku berdoa, jangan pada suatu masa
tunggul batangmu menjadi tugu:
berkisah amis ikan  dan nyanyian ayam hutan

*tinjang: salah satu nama lokal dari salah satu jenis mangrove/bakau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun