Setelah melakukan pembayaran konsumen diajak menuju ruang dan tempat duduk yang jumlahnya terbatas dan cukup eksklusif. Setiap tempat duduk modelnya berbeda.
Sekitar sepuluh kemudian barulah teh dan penganan pesanan diantar customer service dengan cara agak berbeda dengan kafe-kafe lain. Gayanya seperti para abdi dalem menghadap para bendara atau juragan pada masa lalu. Ini yang membuat saya agak kikuk.
Saat menyajikan customer service menjelaskan tentang rasa teh dan bila dirasa kurang bisa ditambah dengan teh yang belum disedu.
Teh minuman disajikan dalam satu cangkir dan satu teko ditambah setengah toples kecil teh yang belum disedu. Tidak ada tambahan gula dan creamer atau pengental.
Hal yang cukup berbeda dan menarik dari kafe teh ini adalah tidak ada wifi gratis dengan alasan konsumennya kelas menengah. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H