Selera manusia memang berbeda-beda. Termasuk dalam hal minuman sehari-hari.
Daripada kopi penulis lebih suka teh dengan alasan bisa dibuat rasa sepet.
Minum kopi lebih banyak saat pagi hari sesudah sarapan. Itu pun dua tiga hari sekali.
Jika bertamu ditawari minuman lebih banyak minta teh. Disuguhi kopi ya tetap diminum.
Saat istirahat gowes dan makan di warung sederhana pedesaan minumannya pun teh. Sangat senang sekali jika ada gula merah atau gula aren.
Di rumah pun saat santai sambil membaca buku atau sibuk dengan hape juga ditemani segelas teh jamu.
Teh jamu ini ramuan sendiri dari daun teh, daun salam, sereh, dan gula batu.
Rasanya semu sepet, wangi, manis, dan hangat.Â
Ada juga ramuan lain dari teh yang dicampur dengan kunyit.
Cara membuatnya, masak tiga ruas kunyit dan satu jumput teh dengan 300 cc air hingga mendidih. Setelah tinggal 200 cc lalu tuangkan pada gelas atau mug yang telah diberi gula sesuai selera.
Teh jamu bisa menjadi minuman saat santai di belakang rumah sambil membaca dan melihat cuaca antara mendung dan cerah.
Selain menyegarkan juga menyehatkan karena bermanfaat untuk ampet-ampet atau mules.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H