Berwisata ke Yogyakarta tak akan lengkap jika tanpa mengunjungi Museum Sonobudoyo.
Mengunjungi Museum Sonobudoyo juga kurang menarik bila tidak mampir dan melihat dengan seksama ke Pondok Wayang yang berada tepat 10m di depan Gedung Semar.
Gedung Semar merupakan bagian dari Museum Sonobudoyo yang digunakan secara khusus untuk latihan dan pergelaran tari-tarian.
Pondok Wayang secara khusus memamerkan aneka jenis wayang, seperti wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau, wayang golek, dan wayang topeng yang diambil dari cerita Panji.
Di bagian depan sebelah kiri Pondok Wayang ada juga seorang pengrajin wayang kulit yang menunjukkan kreativitas dan ketrampilannya membuat wayang kulit.
Beliau adalah Pak Haryono, lelaki berusia 50 tahunan yang berasal dari wilayah Kasihan, Bantul.
Ketrampilan mengukir kulit kerbau menjadi wayang kulit ini merupakan warisan dari moyang mereka. Buyut, kakek, dan ayahnya juga seorang pengrajin wayang kulit.
Pak Haryono sendiri sudah bisa dan trampil mengukir wayang kulit sejak tahun 85an.
Saat itu, Beliau masih kelas 4 di sekolah dasar.
0 0 0
Wayang-wayang kulit hasil karyanya secara khusus sebagai hiasan dan menjadi cinderamata para wisatawan.Â
Tak heran ukuran wayangnya hanya setengah bahkan sepertiga ukuran wayang kulit untuk pertunjukan.
Harga satu buah wayang kulit antara 400-600 ribu rupiah, sesuai ukuran dan kerumitan pembuatannya.
Harga wayang ukuran asli untuk pertunjukan antara 1,5 hingga 2,5 rupiah.
Cukup terjangkau bila melihat kerumitan dan waktu pembuatan sebuah wayang kulit.
Sebuah wayang kulit membutuhkan waktu antara 3 minggu hingga 2 bulan.
Pak Haryono sangat ramah dan familiar jika ada wisatawan yang bertanya tentang wayang kulit.
Bahkan Beliau mempersilakan wisatawan yang ingin foto bersama sambil memegang wayang hasil karyanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H