Bumi terus berputar dan terus mengelilingi matahari mengitari alam semesta.
Jaman terus bergerak mengikuti kehendak manusia.
Budaya dan adat pun terus berubah mengikuti jaman.Â
Sesuatu yang dulu dianggap kurang pantas kini bukan lagi hal tabu.
Pesta perkawinan yang dulu merupakan suatu ritual yang demikian sakral dan anggun kini menjadi acara profan yang ceria gemerlap.
Pengantin duduk tenang di pelaminan dengan senyum tersungging tipis menyapa tamu yang datang hanya terjadi pada masa lalu. Empat puluh atau tiga puluh tahun yang lalu.
Pada masa kini, sering terlihat pelaminan sering terlihat kosong. Pengantin berkeliling menyalami tamu dari kursi ke kursi.
Hal yang biasa pengantin ikut menghibur para tamu dengan bernyanyi. Entah berduet entah single.
Lagu evergreen, lagu pop, rock'n roll, dangdut, atau campursari. Bahkan ikut berdansa. Kalau di perdesaan atau kampung ikut berjoged.Â
Apalagi jika pengantinnya mempunyai bakat jadi penyanyi setidaknya penyanyi lokal.
Nah bagaimana jika pengantinnya ikut joged seni bantengan, jaran kepang atau kuda lumping?
Jangan heran. Di wilayah Malang di mana seni bantengan yang kini semakin populer ada pengantin ikut berjoged dengan lagu dangdut.Â
Luar biasa lagi ada pengantin putri ikut berjoged bersama para penari seni bantengan.
Syukurlah tidak ikut mberot atau kalap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H